PART 10 : MASA PERNIKAHAN

6.1K 170 2
                                    

TARA POV

Sudah dua bulan ini aku menikah dengan Raka dan aku benar-benar merasakan jika Raka menghindariku. Setiap malam kami akan tidur bersama, tapi saat Raka merasa aku sudah tertidur Raka akan pindah tidur dengan Bagas dan sebelum aku terbangun Raka akan pindah ke kamar kami lagi. Suatu malam aku terbangun karena harus ke kamar mandi dan aku tidak menemukan suamiku tidur di sampingku. Aku mencari ke kamar mandi, dapur hingga garasi tapi hasilnya nihil, Raka tidak ada dimanapun. Hingga aku mencoba mencari di kamar Bagas dan benar saja, aku melihat Raka tidur sambil memeluk anakku. Entah perasaan apa yang harus aku rasakan, dia bahagia karena Raka benar-benar menjadi papa yang baik bagi Bagas tapi dilain sisi dia merasa tidak dianggap oleh Raka. Tanpa disadari air mataku menetes, rasanya perih saat keberadaanku tidak dipandang oleh suamiku sendiri. Aku memutuskan kembali ke kamar dan mencoba tidur, tapi mata ini sama sekali tidak mau terpejam. Jam terus berputar hingga aku mendengar pintu kamar di buka oleh Raka. Pelan-pelan dia berbaring di sampingku dan tertidur pulas. Ternyata benar, suamiku menghindariku. Apa sebegitu menjijikkannya aku hingga dia bahkan tidak mau berdekatan denganku.

####

Author POV

Tadi pagi Raka berpamitan akan ke Bandung selama 3 hari untuk bertemu koleganya. Tara yang sedang membersihkan kamarnya terganggu dengan dering HP Raka yang tidak berhenti. Dia melihat caller id ternyata Rangga menelpon. Tara ragu, haruskan dia mengangkat telepon itu. Rasanya kurang ajar walau itu milik suaminya sendiri, tapi dia khawatir jika itu sesuatu yang penting. Akhirnya dengan ragu dia menggeser tombol hijau.

'"Hai Bro...." teriak nyaring suara Rangga dari seberang sana. Belum sempat Tara menyahut laki-laki itu sudah berbicara tanpa henti seperti kereta api.

"Heh lo jahat banget udah lama gak main ke apart gue. Mentang-mentang punya bini ada yang dikekepin tiap malam lupa sama sahabat sendiri. BTW penyakit lo udah sembuh? Gue ikut seneng deh kalau penyakit lo udah sembuh. Sebenernya gue mau ngrujuk lo ke Si Danu. Lo tau kan kalau pasien si Danu banyak yang cocok sama dia. Gue udah ngasih kontak lo ke dia jadi kalau lo...."

"Maaf Mas Rangga...." potong Tara tiba-tiba.

Rangga yang mendengar suara temannya menjadi lemah lembut langsung terdiam. Sepertinya dia sudah cari mati....

"Mas Rangga, ini Tara istri Mas Raka. Maaf saya tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu, tapi bisakah Mas Rangga bicara tentang penyakit Mas Raka. Ada apa ya dengan Mas Raka?"

Rangga terdiam, haruskah dia bercerita tentang penyakit temannya? Tapi Tara ini istrinya kan, harusnya Raka berbagi tentang penyakitnya yang bahkan Mama Renata pun tidak tahu.

"Emm, Tara bisakah kamu ke Rumah Sakit Citra Medika nanti setelah jam 3 sore? Nanti saya cerita di rumah sakit saja biar lebih bebas."

"Baik mas, nanti Tara ke sana."

Setelah Tara menutup telepon dari Rangga, Tara terduduk di ranjangnya. Sebenarnya penyakit apa yang di derita suaminya, karena selama beberapa bulan ini dia tidak melihat suaminya menderita karena sesuatu. Tara takut jika ternyata suaminya sakit yang sudah parah. Jantung? Kanker?

Tidak mau berspekulasi lebih lama, Tara berganti baju untuk ke rumah sakit. Lebih baik dia menunggu Rangga selesai praktek daripada dia diam di rumah dengan pikiran yang kemana-mana. Untunglah mama mertuanya dan Bagas sedang pergi, katanya mau mengenalkan Bagas ke teman-teman sosialitanya. Tara mengirim WA ke Mama Renata untuk berpamitan dan tidak lupa berpamitan dengan Mbok Nem. Dia memesan ojek online dan berangkat ke rumah sakit.

Hampir tiga jam Tara menunggu di depan ruang praktek Rangga, dan setelah semua pasien selesai ditangani, suster mempersilahkan Tara masuk. Dia melihat laki-laki mengenakan sneli duduk di mejanya. Rangga yang melihat Tara masuk langsung berdiri dan mempersilahkan Tara duduk.

Mereka terdiam agak lama hingga akhirnya Tara memberanikan diri untuk berbicara. " Jadi sudah bisakah saya tahu Mas Raka sakit apa?

Rangga melihat Tara dengan tatapan yang sulit diartikan. "Sebelum saya bercerita, bisakah kamu berjanji untuk merahasiakan ini dari Raka dan Tante Renata?"

Tara heran, apa penyakit suaminya hingga Mama Renata pun tidak tahu. Tapi untuk mendapatkan jawaban yang dia inginkan, dia memilih mengangguk.

" Baiklah......"

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang