Part 4 - Masa Lalu (21+)

16.3K 209 1
                                    

flashback

5 tahun yang lalu

Tara yang baru berusia 18 tahun memberanikan diri keluar dari Panti Asuhan yang telah membesarkannya. Berbekal tabungan seadanya yang dia tabung, dia berangkat ke Jakarta untuk memperbaiki nasib. Dia di Jakarta bertemu denga Rega, orang yang sudah dia anggap kakak. Mereka berasal dari panti yang sama tapi Rega ke Jakarta dulu dan sudah sukses sekarang. Terlihat setiap mengunjungi Semarang, Rega selalu membawakan makanan untuk adik-adiknya di panti.

Rega memberinya makan dan tempat tinggal selama Tara belum mendapat pekerjaan. Hingga akhirnya suatu hari Rega datang membawa kabar gembira.

"Tara, mau kerja di hotel?" tanya Rega suatu pagi saat mereka sarapan bersama.

Tara mengangguk antusias, " Tentu saja kak. Aku mau kerja di mana saja asal halal."

Rega kemudian menyodorkan bungkusan plastik berisi baju, sepatu, dan make up. " Temenku butuh seseorang untuk menyambut tamu di hotel itu. Nanti jam 7 malam kamu siap-siap buat interview, nanti aku jemput."

Tara menerima bungkusan itu dengan senang. Akhirnya dia akan punya pekerjaan. Dia akan punya uang untuk adik-adiknya di panti.

Pukul 7 malam Tara sudah di jemput Rega di rumah kontrakannya. Dia mengenakan dress warna merah maron panjang dengan belahan yang tinggi hingga ke paha. Sebenarnya Tara risih mengenakan baju itu, dia seperti wanita murahan, tapi Rega berkata hal itu bisa memberikan kesan yang baik saat interview nanti.

Rega memberikannya kartu yang ternyata kunci kamar hotel.

"Kamu naik sendiri ya, masak interview ditemenin kakak. Katanya kalau kamu lulus kamu bisa langsung kerja" katanya sambil mengusap pucuk kepala Tara lembut.

Tara mengangguk pelan, perasaannya tidak enak. Tapi dia mencoba tetap mempercayai Rega. Tidak mungkin kakaknya akan mencelakainya.

Tara menaiki lift hingga lantai 26. Kamar 2615, dia akan interview di kamar itu.

Saat memasuki kamar, kamar itu dalam kondisi gelap. Hanya lampu duduk yang menerangi tapi tidak mampu memberi penerangan yang cukup. Tara melihat di sofa sudah ada laki-laki yang duduk sambil memegang gelas.

"Kau terlambat" kata laki-laki itu sambil bangkit dari duduknya. Dia berjalan cepat ke arah Tara, menarik dan mendorong Tara ke ranjang. Tara yang tidak siap hanya merasakan badannya terhempas di ranjang yang empuk. Dia merasakan bahaya karena perlakuan laki-laki itu.  Refleks Tara mencoba mendorong laki-laki itu, tapi percuma, tenaga laki-laki itu begitu kuat.

"Apa yang Anda lakukan!!" Tara berteriak sambil terus mendorong badan laki-laki itu.

PLAK PLAK

Dua kali laki-laki itu menampar wajah Tara dengan sangat keras hingga Tara merasa kepalanya begitu sakit sekaligus ringan, bahkan telinganya sampai berdenging. Tenaga laki-laki itu begitu kuat.

"Diam kamu! Aku sudah membayar mahal untuk malam ini. Jadi diam dan puaskan aku!" bentak laki-laki itu. Suaranya begitu berat tanda birahinya sudah menguasainya.

KREK

Dengan kasar laki-laki itu menyobek bajunya, hingga terlihatlah payudaranya yang tertutup bra berwarna hitam. Dengan kasar laki-laki itu mencium bibirnya. Rasanya perih, bibir Tara terluka dan berdarah karena tamparan tadi. Dia bisa merasakan asin darah saat lelaki itu menciumnya dengan brutal.
Dengan tergesa-gesa laki-laki itu membuka bajunya hingga telanjang. Tara melihat junior laki-laki itu yang sudah menegang.
"Tuan, anda salah orang....." Tara masih mencoba berbicara di tengah kesadarannya yang makin menipis.
Laki-laki itu tidak menjawab malah merapatkan badan telanjangnya ke badan Tara sembari terus mencium kasar bibir Tara. Ciumannya berpindah ke leher dan turun ke payudara Tara. Entah kapan Tara sudah telanjang tanpa tersisa kain di badannya. Laki-laki itu mengulum, menggigit kecil puting Tara. Tara tidak bisa menghindari sensasi aneh yang keluar dari badannya. Dan tiba-tiba dua jari laki-laki itu masuk di vagina Tara yang masih sempit.
"Eegghhh" Tara tidak bisa menahan lenguhannya.
Laki-laki itu bermain dengan jarinya di vagina Tara hingga rasanya Tara akan meledak. Vaginanya sudah basah dan menimbulkan suara-suara erotis.
"Bersiaplah" bisik laki-laki itu serak.
Tara bisa merasakan kejantanan milik lelaki itu menempel di miliknya.
"Heeghhh...."
Lelaki itu masih mencoba memasukkan miliknya yang tegang ke milik Tara yang masih sempit.
"Sakit, ku mohon berhenti" mohon Tara
Miliknya benar-benar sakit saat kejantanan lelaki itu perlahan-lahan masuk ke ke miliknya.

"Kau sempit" kata lelaki itu sambil terus menciumi leher Tara. 

"Sakit Tuan, kumohon berhenti" Tara menangis, kejantanan lelaki itu memaksa masuk ke miliknya benar-benar menyakitinya. Badannya terasa membelah. Tara refleks mencengkram bahu lelaki itu untuk mengurangi rasa sakitnya.

Setelah kejantanan itu masuk semua, lelaki itu perlahan menarik dan memasukkan barangnya.

"Heghhh, milikmu niikmat sekali." 

Lelaki itu terus mencumbu Tara. Lidahnya menyusup ke bibir Tara dan beradu lidah. Sementara tangannya tak henti-hentinya memilin-milin puting Tara yang sudah menegang.

"Ahhh...ahhh....ahhhh" Tara terus mendesah merasakan kenikmatan yang dirasakannya. Walau kesadarannya hanya setengah tapi tak dipungkiri rasa nikmat itu tetap dirasakan. 

Tiba-tiba dia merasakan intinya berdenyut dan begitu panas

"Tuan, rasanya... aku..."

"Kau sudah mau keluar hemmm " lidah laki-laki itu memainkan telinga Tara, mengulum dan memberikan memberikan gigitan kecil  serta tangannya tak henti-hentinya  memilin putingnya membuat badannya semakin panas.

"Oh Shit, kamu nikmat sekali sayang"

Laki-laki itu makin agresif dan kasar, dia menggoyangkan pinggulnya naik turun, menimbulkan suara-suara berdecah basah, tanda 2 organ intim beradu dan sangat basah. 

"Oh oh aku keluar sayang...."

Tara merasakan milik lelaki itu dan miliknya berdenyut hebat. Lelaki itu orgasme dan menyemburkan spermanya yang hangat ke dalam tubuh Tara. Tara juga merasakan orgasme yang hebat hingga badannya lemas dan nafasnya terengah-engah.

Setelah pelepasan yang begitu hebat, Tara berharap laki-laki itu segera melepaskannya. Tapi perkiraannya salah. Dengan cepat lelaki itu membalik tubuhnya dan menarik pinggulnya hingga posisinya menungging.

"Siap ronde selanjutnya sayang, " bisik laki-laki erotis dan langsung menghujamkan miliknya hingga Tara merasa sesak karena benda itu masuk begitu dalam.

Tara tahu malam ini tidak akan berakhir dengan mudah.

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang