PART 14 : HARI BARU

8.6K 215 10
                                    

Drrttt.....drrttttt...

Langit masih gelap saat getar handphone Raka mengganggu tidurnya. Dengan ogah-ogahan dia melepaskan pelukannya dari badan istrinya. Diambilnya handphone itu dari nakas dan dilihatnya nama Mamanya di sana.

"Halo?" jawabnya dengan suara serak.

"Tuh kan bener perkiraan Mama, kamu pasti belum bangun." belum apa-apa Renata sudah ngomel membuat Raka menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Mama ini kenapa sih malam-malam telpon," kata Raka marah.

"Heh Raka, kamu pikir sekarang jam berapa? Ini udah hampir subuh. Mama tau semalam kamu udah perang habis-habisan sama istrimu tapi sekarang bangun mandi trus subuhan sana. Ntar habis itu kalau mau kelon-kelonan lagi gak papa. Mama sama Bagas di tempat eyangmu seminggu kok, jadi kamu sama Tara kejar setoran ngasih adik Bagas ya.." ceramah Renata panjang lebar.

Raka melihat jam di ponselnya, dan benar sebentar lagi jam 4 pagi. Dia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Iya ma, ini Raka sama Tara bangun." Setelah mematikan ponselnya, Raka mengusap rambut istrinya dengan lembut.

"Sayang, ayo bangun. Mandi trus subuhan bareng." kata Raka lembut di telinga istrinya. Melihat Tara tidak bergerak sama sekali, Raka menghembuskan nafasnya pelan. Dia tahu bahwa Tara sangat lelah karena 'pertempuran' mereka yang sepertinya belum sampai 2 jam mereka akhiri. Raka masih berusaha membangunkan Tara dari tidurnya yang lelap.

Raka mengecap leher Tara yang mulus, turun ke punggung sambil tangannya bergerilya di perut Tara. "Sayang ayo bangun. Subuh udah hampir habis lho."

Mata Tara terbelalak lebar, dia segera bangun dan duduk tanpa menyadari bahwa dia tidak mengenakan kain apapun. Menyadari itu dia langsung menarik selimut dan menutupi bagian atas tubuhnya. Dia melihat suaminya yang turun dari ranjang sudah mengenakan celana boxernya. "Aku mandi dulu, habis ini kamu mandi. Nanti kita subuhan bareng."

Dia hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah Raka masuk kamar mandi, Tara menuju walk in closet untuk mengambil baju bersih. Baju yang dia kenakan semalam sudah tidak berbentuk akibat dari kebuasan suaminya. Saat hendak mengenakan baju, wajahnya merona melihat hampir seluruh bagian tubuhnya terutama bagian leher dan dada berisi kissmark dari suaminya. Lamunannya buyar saat mendengar suaminya memanggilnya untuk segera mandi.

Setelah solat subuh, walau badannya masih sangat lelah, Tara memutuskan untuk segera ke dapur, dia harus menyiapkan sarapan untuk suaminya, dia melihat Mbok Nem juga sudah sibuk di dapur.

"Non, apa perlu Mbok panggil orang buat bersih-bersih kamar Non sama Nak Raka?"
"Emang kenapa Mbok?" tanya Tara bingung.

"Itu leher Non merah-merah gitu. Apa kasurnya gak bersih ya Non makanya jadi sarang serangga?"kata Mbok Nem polos. Tara hanya menunduk malu mendengar kata-kata polos dari Mbok Nem.

Tara makin menunduk saat melihat Raka turun dari lantai 2 dalam keadaan segar. Dia malu sekaligus takut mengingat tadi malam dialah yang agresif menyerang Raka. Mau bagaimana lagi, badannya panas dan hanya Raka yang bisa meredakannya.

"Mbok, siap-siap ya. Nanti jam 7 dijemput Andi pulang ke Rangkasbitung." kata Raka tegas yang membuat Mbok Nem dan Tara terheran-heran. Andi adalah anak pertama Mbok Nem yang juga bekerja di perusahaan Raka.

"Lho ada apa Nak Raka?" tanya wanita paruh baya itu bingung.

"Mbok Nem saya kasih libur seminggu buat istirahat sama kangen-kangenan dengan keluarga."

Mbok Nem yang mendengar itu langsung tersenyum bahagia. Tanpa membuang waktu wanita itu lari ke kamarnya dan menyiapkan barang-barang yang akan dibawa pulang. Senyum tidak hilang dari wajahnya yang renta.

Sementara Mbok Nem bahagia, Tara melihat ngeri ke arah suaminya. Dia mau diapakan? Apa Raka marah karena mereka sudah tidur bersama? Tapi semalam suaminya bisa 'bangun' lalu apa masalahnya? Sementara Tara sibuk dengan pikirannya, Raka sudah mempunyai rencana selama seminggu untuk mereka berdua.

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang