PART 24 : AKU MENCINTAIMU

5.3K 199 11
                                    

Mereka pulang sangat larut, hampir jam 11 malam, lebih karena jalanan Jakarta yang macet.
Tara turun dari mobil membawa belanjaan berupa baju dan celana untuk Bagas sementara Raka menggendong Bagas yang tertidur lelap karena kecapekan. Sebenarnya Raka memaksanya juga untuk berbelanja kebutuhannya, tapi baju yang dulu diberikan oleh Renata saja belum semua dia pakai. Daripada mubazir.

"Bagas makin berat," keluh Raka sambil merenggangkan pundaknya.

"Mau aku pijitin Mas?" tawar Tara yang mendapat balasan pandangan tak percaya dari suaminya. Tentu saja itu hal yang aneh, tapi Raka tidak ingin menyia-nyiakan hal itu.

"Kita mandi dulu, nanti minta tolong ya digosok punggungku pakai minyak kayu putih," jawab Raka sambil tersenyum dan segera masuk kamar mandi dan Tara menyiapkan baju untuk suaminya. Setelah itu dia memilih baju untuk dirinya sendiri, dipandanginya baju berkain tipis itu, dia sedang meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia harus memakai baju itu.

Saat Tara keluar dari kamar mandi, Raka sudah tengkurap di kasur hanya mengenakan celana panjang piyamanya.

"Tolong ya digosok punggungku," kata Raka tanpa menoleh.

Pelan-pelan Tara menaiki kasur dan duduk di samping Raka. Ditangannya sudah siap minyak kayu putih untuk dibalurkan ke punggung suaminya. Beberapa saat kemudian Tara menyelesaikan tugasnya dan pamit untuk mencuci tangan. Raka bangkit dan hendak mengenakan kaosnya, tangannya tiba-tiba berhenti bekerja saat melihat Tara keluar dari kamar mandi hanya mengenakan lingerie? Sesaat kemudian junior Raka langsung berdenyut menyiksa, dia sudah puasa lama dan sekarang istrinya sedang menguji batas birahinya.

Tara berjalan pelan malu ke arah Raka yang duduk mematung di pinggir ranjang. Kemudian dengan pelan Tara mendorong badan suaminya hingga terbaring. Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, Tara menaiki tubuh suaminya dan mencium lembut bibir Raka.

Tubuh Raka menegang, begitu pula dengan juniornya, dengan segera dia membalik tubuh Tara hingga sekarang badannya lah yang berada di atas. Tangannya masing-masing berada di samping kepala Tara menahan tubuhnya. Matanya berkabut, kepalanya pusing menahan denyutan tanpa ampun dari juniornya.

"Jangan menggodaku sayang, kau tahu aku menahan diri selama ini untuk tidak menyentuhmu... " kata Raka serak.

Tangan Tara terulur menyentuh rahang keras suaminya. Tara tersenyum manis memandang suaminya, "Buat aku lupa kejadian malam itu Mas... "

Raka tertegun mendengar perkataan istrinya, dia merasa bermimpi. Apakah itu artinya Tara mengijinkannya?

"Apakah aku boleh menyentuhmu sayang, " tanyanya yang dijawab anggukan kecil istrinya.

Merasa mendapat ijin, Raka mendekatkan wajahnya dan mengecup lembut bibir istrinya.

Ciuman mereka yang awalnya hangat dan lembut menjadi lumatan yang membangkitkan gairah. Ciuman Raka turun ke leher yang membuat Tara mendesah, Raka bisa merasakan Tara yang mulai terbakar gairah. Sejenak Raka berhenti dan membuka kaosnya dan mulai menciumi leher istrinya dengan ganas.

"Maaf ya bauku minyak kayu putih, tau istriku begitu seksi aku pasti berendam biar wangi," bisik Raka ditelinga istrinya yang mendapat sambutan tawa kecil dari Tara.

Tara tersenyum mendengar gurauan suaminya, "Aku sebenarnya malu mas pakai baju ini, tapi aku ingin mencoba menggoda mas," jawabnya malu-malu yang tentu saja membuat Raka melongo.

Istrinya begitu menggemaskan, selalu melakukan hal-hal di luar perkiraannya.

"Kalau begitu aku tidak ingin penampilanmu malam ini sia-sia," lanjut Raka sambil terus mengecup leher Tara, turun ke dada dan seketika badan Tara menegang, jari-jarinya meremas pundak Raka seakan dia ingin berhenti dari percintaan yang belum dimulai ini.

"Mas.... " Raka bisa mendengar nada takut dari suara Tara.

Raka mengelus lembut jari kecil itu, didekatkan ke bibirnya dan dikecup ringan. Melihat pipi istrinya yang berubah merah, dia ingin menaikkan gairah Tara yang sempat turun. Awalnya yang hanya kecupan, Raka mulai mengulum jari-jari istrinya bahkan memainkan dengan lidahnya.

Tara mulai gelisah, badannya terasa geli sekaligus panas. Raka yang menyadari itu melepaskan kulumannya dan memberi lumatan kecil pada bibir istrinya.

"Jangan tutup matamu sayang, lihat aku, suamimu... " bisik Raka lembut.

Tara perlahan membuka matanya, dipandangi Raka dengan lembut, tangannya terangkat, mengelus wajah suaminya.

"Ini suamiku," katanya sambil tersenyum. "Aku mencintaimu Mas Raka," lanjutnya.

"Love you more my wife," jawab Raka tersenyum bahagia. Betapa dia amat mencintai istrinya, wanita yang dulu dia siksa dan telantarkan. Tuhan amat baik padanya, dia masih diberikan kesempatan bertemu Tara dan Bagas, sehingga dia bisa menebus kesalahannya.

-----------------------------------------------

Maapkeun, seperti biasa partnya pendek dan gak ada adegan detail🤭🤭 ternyata imajinasinya emang gak sampe. Daripada dipaksaain seadanya aja ya....

2 part lagi End sebelum ilang idenya

BerahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang