Nugroho dan Gosip Murahan

18 0 0
                                    

20 Maret 2007, hari ulang tahunku yang ke 15. Entah bagaimana cara Nugroho dan Ardi masuk kedalam sekolah dan ikut memainkan sandiwara surprise ulang tahunku. Dia ada di depan pintu dengan se-ember besar air, sedang Ardi membawa tepung. Guru dan teman-temanku juga kompak membohongiku kalau aku dicurigai sebagai pencuri. Terjadilah drama yang kini aku tertawa cekikik-an dan agak kesal saat teringat itu.

Hujan deras juga ikut turun merayakan hari bersejarah dalam hidupku, semua anak ikutan bergabung dibawah guyuran air hujan. Juga Nugroho yang hari ini tidak sekasar biasanya. Aku juga heran mengapa aku bisa tertawa bersamanya padahal hari-hari yang kita lewati seberti tikus dan kucing. Walaupun begitu, perasaanku tetap sama. Aku masih menunggu "Dika"

" Selamat ulang tahun ya, aku ingin menagih janjimu?" Ucap Nugroho.

" Janji yang mana ya?" kataku heran.

" Kau dulu bilang akan menjawab perasaanmu saat kau lulus SMP?"

" Maaf, tapi jawabanku tetap sama"

" Kenapa?"

" Aku masih belum ingin pacaran"

" Sampai kapanpun kamu akan ku tunggu. Asal kamu tahu, hari ini kubiarkan lelakiitu memiliki perasaanmu. Tapi suatu hari nanti, akan kurebut lagi dirimu, kucari dia dimanapun dia berada. Kalau kau tak jadi milikku tak kan kubiarkan siapapun memilikimu" wajahnya merah seolah menahan amarah, sepertinya dia berbicara serius.

" gila ya, sudah kubilang aku belum ingin pacaran. Dan gak ada hubunganya dengan dia sama sekali. Ohya, jika kau berani menampakkan diri pada-nya. Aku gak mau lagi mengenalmu. Selamanya!"

"Kamu juga gak akan melihat dia selamanya!" gertaknya.

Aku bergegas pergi meninggalkan dia, dan langsung pulang bersama Meme serta Arista. Lelaki gila itu marah-marah sambil membanting tong sampah. Dia-pun naik sepedah motor ugal-ugalan.

" dia pikir dia berhak marah ! harusnya aku yang marah!" tangisku dipelukan Meme.

" sabar Yesa, dia memang bajingan gila. Jangan hiraukan dia"

" Bukan begitu, aku takut dia melakukan sesuatu pada kak Dika, kak Dika kemarin tiba-tiba jadi dingin dan menghilang. Aku punya firasat buruk me. Aku takut kak Dika diancam oleh dia"

"Sudah sudah, jangan berfikir buruk dulu" Meme menepuk bahuku agar aku lebih tenang.

Sambil ditemani music dari Gaby dengan judul Tinggal Kenangan, aku berniat absen datang ke saung karena lagi kurang enak badan, tapi kak Ulya dan teman-teman lainnya memaksaku masuk karena ada ujian. Akupun tak bisa menolak dan segera mematikan radio lalu berangkat.

Dengan wajah lemas, tiba-tiba Nugroho datang memberiku kotak hadiah beserta sepucuk surat. Aku tak mau menerima awal-nya, tapi oleh kak Ulya diambil begitu saja. Dan gossip bahwa aku dan Nugroho pacaran semakin menggila karenanya.

" Hai, Yesa ya" Tanya murid baru.

" Iya, kok tahu namaku" tanya-ku heran.

" Disini siapa yang gak tahu nama-mu Yes"

" Hehe ngarang aja nih !"

" Aku Johan, dari dusun sebrang. Senang mengenalmu"

" Sama-sama Jo"

Kita-pun ngobrol banyak hal, cerita ini dan itu. Sampai akhirnya kita bertukar nomor, bertukar kabar dan saling dekat. Aku bersyukur masih bisa punya teman lelaki dengan hadirnya Nugroho yang super usil itu.

Tapi, lagi-lagi aku harus menelan ludah. belum genap seminggu aku dan Johan dekat. Nugroho kembali berulah.

" Hey Bro, kamu kemarin ngobrol apa sama Yesa?" Tanya Nugroho pada Johan.

" Ngobrol biasa aja mas"

" Biasa apanya ! aku denger kalian SMS-an juga?"

" Iya, Cuma saling tanya kabar !"

" Keparat kau !" Tangan Nugroho mengepal keras lalu menghujam lantai hingga memar.

" Santai mas, ada apa ya"

"Siapa yang ngasih nomor dia ke kamu, atau kamu yang minta duluan?"

" iya mas saya yang minta, memang kenapa?"

Seluruh mata menuju pada mereka berdua, karena suara Nugroho semakin membesar.

" Asal kamu tahu, dia itu milikku ! jangan macam-macam kamu denganya!"

" Ha? Maaf aja mas. Dia gak bilang kalau punya pacar"

" Halah, aku tau kau itu bohong ! kau suka sama dia kan?"

" Kalau iya kenapa emang?"

" Sekali lagi kau menampakkan wajah senyum pada Yesa, Mati kau !"

Hari itu, Johan bertengkar hebat dengan Nugroho. Sampai-sampai salah satu ustazah ikut melerai. Aku malu bukan kepalang, karena seluruh teman-teman jadi tahu kalau penyebab pertengkaran itu adalah seorang wanita dan itu "Aku".

Muncul-lah berbagai gosip yang membuatku semakin tak percaya diri untuk tampil dihadapan publik. katanya wajahku pas-pasan, apa yang hebat dari ku. Katanya aku ini sok ngartis, padahal biasa saja, katanya aku ini banyak tingkah jadi banyak yang dekat. Dan masih banyak kata pahit lainnya yang muncul akibat kelakuan Nugroho padaku.

Esok hari, aku mendadak jadi artis sungguhan. Hampir semua tentang-ku di komentari oleh teman sebayaku atau tetangga-tetangga dekat rumah atau murid-murid di saung, mulai dari gaya pakaian, kehidupan pribadi dan lainnnya. Begitulah orang kampung, hal kecil bisa jadi besar dan cepat menyebar. Tapi itu tak akan bertahan lama, saat ada bahan gosip baru maka yang lalu perlahan ditinggalkan.

" Yes, kemarin heboh banget kenapa sih?" tanya Arista.

" Aku sendiri gak paham Ris, kita kemarin kan di dalem kelas. Tiba-tiba aja mereka berantem"

" Tau gak, emak ku juga sampai tanya loh perihal kamu sama si Nugroho, katanya kecil-kecil kok udah cinta-cintaan"

" Lah, siapa coba Ris yang cinta-cintaan, orang aku gak mau pacaran sama dia juga"

" Alaaah, jangan bohong kamu Yes, tuh si Nugroho yang bilang. Kamu juga sering toh di tungguin pas pulang ngaji, terus kemarin juga pas ulang tahun kamu. Jangan-jangan kamu bohong sama kita ya"

" Husst, koe lapo sih Ris, nyalah-ne Yesa. Wong kita ya selalu bertiga. Dia ya gak pernah nanggapi si Nugroho. Konco opo ra sih awakmu iku?" Gertak Meme sebal dengan sikap Arista yang seolah termakan gosip.

" Leh ! Gak nyaka aku Ris kamu percaya sama mereka, kamu tahu sendiri gimana kasarnya Nugroho, gimana sikap-nya yang gak berprasaan itu! Kamu percaya sama omongan itu sama saja kamu menyakitiku Ris" Kesalku.

" hufft, maaf-maaf aku sebal sama emak-ku Yes. Masa dia marahi aku sampai SMA gak boleh punya hape dan gak boleh dekat sama teman cowok siapapun itu. Kemarin si Zaki ngirim undangan panitia acara haflah aja, katanya aku alasan biar bisa ketemu sama cowok-cowok. Sebel ga sih"

" Hhmmm, iyaudah Ris gak apa kok, aku yang minta maaf gak bisa jaga sikap, sampai orang tua-mu gak percaya sama kamu gara-gara temenan sama aku. Mungkin emak-mu takut kamu bakal di gituin cowok jadi kamu diperingati"

Malam itu, persahabatan kita pecah, Arista tidak boleh lagi main dengan-ku. Karena emak-nya takut anak-nya bakal jadi bahan omongan orang, karena didekati banyak cowok. Jaman dulu, omongan orang lebih ditakuti dari pada kebenaran itu sendiri.

Ya, akhirnya luka itu tak kunjung sembuh, setelah banyak orang membicarakanku dibelakang, Arista menjauh, tak lama dari itu, teman-teman Nugroho menjadikanku alat untuk balas dendam pada Nugroho. Aku jadi tak ada tempat untuk bergerak, pulang sekolah tak berani jalan sendiri, dan harus lewat jalan yang berbeda-beda setiap hari agar tidak bertemu dengan dia. Pun saat pulang mengaji, aku selalu pulang lewat jalan gelap menghindari dia melihat-ku. Aku heran, mengapa wanita yang di dekati banyak lelaki selalu bangga karena dianggap poppuler dan cantik, sedang yang kurasakan berbeda dari yang mereka bicarakan.

Hi, Dika !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang