Part 18: Pertemuan yang membawa kenangan

4.9K 242 13
                                    

Every time they're at the sea
the oceans start to weep
wishing they were half as wide
as his love for her is deep

"Dasar brengsek"
"Boss laknat"
"Keparat"
Begitulah kira-kira makian adria di sepanjang perjalanan. Dirinya terus berjalan menyusuri kota paris,mengelilingi dan menyapu pemandangan disana.

Tahu-tahu,ia sampai di sebuah sungai.Dan menurut ingatan pelajaran geografi saat masa sekolah,ini seharusnya merupakan sungai seine.

Sungai sepanjang 777 meter yang mengalir dengan tenang ini cukup bisa mengontrol hatinya yang kesal.

Langit mulai gelap,matahari pun menunjukkan kalau ia akan beristirahat.

Malam ini,ia harus tidur dimana?

Resah dengan berbagai pikiran yang berkecamuk,gadis itu bingung.
Ia belum pernah ke paris sebelumnya,dan berada disini tanpa orang yang ia kenal,bukan ide bagus rasanya.

Hatinya berubah kacau. Ia menarik napas dalam,serta melihat ke sekitar. Lampu-lampu yang menyala di menara eiffel semakin menerangi kota paris. Salju pun semakin menebal.

Mungkin ia tidak akan tidur malam ini. Adria berencana untuk terus berjalan-jalan hingga pagi tiba. Itu akan lebih baik daripada tidur dipinggir jalan. Kapan lagi ia akan mendapatkan pengalaman seperti ini?

Diantara banyaknya orang yang berlalu lalang,ia tidak sadar kalau ternyata alex melihatnya saat sedang menyusun rencana rahasia nya itu.

Tidak butuh waktu yang lama,tiba-tiba pria dengan sweater tebal itu pun menghampirinya.
"Adria"

Deg

Oh shit,oh shit itu alex?!

Gadis itu panik,keberadaannya ternyata diketahui oleh alex. Dengan kaku ia pura-pura berjalan menjauhi pria itu,dan memasang earphone ditelinga.

Melihat adria yang aktingnya tidak memungkinkan,ia segera menarik tangan gadis itu dengan gerakan memutar,hingga iris mata coklat nya itu bertatapan dengan adria.

"Kamu kenapa disini?" Tanyanya.
"Hebat juga kau,bagaimana cara kaburnya?" Cerocos alex lagi dengan heran.

Adria melongo.

Dia kira jonathan menyuruh alex untuk mencarinya. Dan hati yang tadinya mulai menghangat,kini kembali meredup,dan tertutup.

"Bolehkah aku minta satu permintaan dan kau kabulkan?" Tanya adria dengan puppy eyes nya.

"Apa dulu permintaannya"

"Tidak susah kok"

Alex berpikir sebentar,menganalisis permintaan adria yang kemungkinan bermacam-macam.

"Hmm baiklah,apa itu?"

Adria tersenyum kegirangan,ia pun berbisik "aku ingin pulang ke Jakarta,tanpa sir jonathan"

Kedua mata alex melotot. Permintaan macam apa ini,ternyata gadis itu sungguh diluar dugaan.

"Ada sesuatu yang terjadi?"tanya nya.

"Menurutmu apakah mungkin tidak ada seuatu yang terjadi bila berada di dekat boss-mu itu?"

Pria itu mengangguk mengerti. Sepertinya ia tahu mengapa adria berada disini.
"Kau pasti kabur"
Adria mengangguk,"kurang lebih begitu"

"Sembunyikan aku dari dia,please please please alex" mohon adria dengan kedua tangan yang terkepal didepan wajah alex.

Pria bermata cokelat itu berpikr sebentar,lalu menyanggupi permintaan adria. Tapi sesuai kesepakatan,ia hanya akan membantu adria bersembunyi tidak lebih dari 1 hari. Walaupun awalnya gadis itu meminta perpanjangan waktu,akhirnya ia pun menyerah,menurutnya 1 hari tanpa jonathan adalah hal yang membahagiakan dan itu sudah cukup.

🌊

"Ini rumah siapa?" Tanya adria begitu sampai di depan sebuah rumah kecil yang nampak jauh dari kota. Hal itu terbukti dengan pemandangan yang disuguhkan berupa lahan,bukan gedung-gedung pencakar langit.

"Ini rumahku"sahut alex santai,sambil mempersilahkan gadis itu masuk.

Rumah berdesain klasik yang minimalis ini terlihat cukup rapi,walaupun lantai dan beberapa barang yang terpajang sudah berdebu.

"Kamu orang perancis?" Tanya adria.
"Iya,kau baru tahu?"
Adria mengangguk.

"Maaf berantakan,bukannya aku tidak mau mengajak mu ke hotel atau apartemen,tetapi biaya sewa dikota mahal sekali"

Adria mengangguk mengerti dan berterima kasih. Alex benar-benar berbaik hati padanya.

"Lihat-lihatlah sebentar,aku akan taruh kopermu di kamar dan membuatkan teh"
 
Lagi-lagi adria mengangguk,dan berjalan melihat-lihat ruangan.
Beberapa barang masih tertutpi kain putih,pertanda bahwa rumah ini sudah tidak dihuni dalam jangka waktu yang cukup lama. Lantainya pun berdebu,dengan kayu yang sudah mulai rusak.

Manik matanya terkunci pada sebuah  piano yang terletak di sudut ruangan,bersebelahan dengan rak-rak yang berisikan foto.

Ia pun mendekat dan mengambil satu-satu pigura yang ditempeli debu itu.
Dia harap alex akan menceritakan sesuatu padanya kali ini,agar ia tidak bingung dan penasaran dengan apa yang terjadi kala itu.

The Possessive boss [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang