[Verse 1]
Dan...
Dan bila esok, datang kembali
Seperti sedia kala dimana kau bisa bercanda
Dan...
Perlahan kaupun, lupakan aku
Mimpi burukmu
Dimana t'lah kutancapkan duri tajam
Kaupun menangis, menangis sedih
Maafkan aku...[Verse 2]
Dan...
Bukan maksudku, bukan inginku
Melukaimu sadarkah kau di sini 'kupun terluka
Melupakanmu, menepikanmu
Maafkan aku[Chorus]
Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kalaCaci maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kalaSuara Duta sheila on 7 yang menyanyikan lagu 'Dan' terdengar pilu di telinga Nayla. Siapa sih yang pagi-pagi dah bikin hati Nay teriris sedih. Seolah luka kemarin kembali terbuka dan siap tersiram air garam. Perih buk....
Ya. Kemarin Armand sudah menunggu Nayla di teras rumahnya. Saat dilihatnya Nayla turun dari mobil dengan lelaki lain, tatapan matanya seolah menampakkan kekecewaan. Tapi dia coba sembunyikan dalam senyuman yang terkembang sedetik kemudian.
"Baru pulang Nay?" Sapanya saat Nayla mendekat.
"Iya Man. Sudah lama di sini?" Kikuk Nayla menjawabnya.
"Lumayan. Sekitar setengah jam yang lalu." Jawabnya sambil menengok ke belakang Nayla.
What!! Setengah jam? Duh, mampus kau Nay. Rutuk batin Nayla.
"Ada perlu apa ya Man?" Tanya Nayla setelah berhasil menyamarkan gugupnya.
"Siapa Nay?" Armand menunjuk Firdaus dengan dagunya.
"Oh. Itu kak Firdaus. Temannya kak Aldo." Dilihatnya Firdaus mendekat.
"Assalamualaikum," sapa Armand.
"Waalaikumsalam. Temanmu Nay? Kok nggak masuk?" Sapa Firdaus.
"Eh, iya kak." Jawab Nayla gugup.
"Mau masuk?" Tanya Nayla ke Armand. Dia menggeleng pelan."Aku masuk dulu ya?" Pamit Firdaus pada mereka. Sekilas dilihatnya air muka Armand yang galau. Tapi dia tak mau mencampuri urusan mereka.
Nayla mengambil kursi lalu duduk di hadapan Armand.
"Ini," Armand menyerahkan sebuah buku diatas meja yang ada diantara kursi mereka. Panduan menghadapi Unas 2018. Nayla meraih buku itu.
"Punyamu?" Tanya Nayla.
"Buat kamu," kata Armand.
"Lalu kamu?" Selidik Nayla
"Sudah ada. Tadi aku beli 2. Kebetulan sedang ada promo di toko buku tadi." Jawab Armand.
"Oh. Trims ya," ujar Nayla dengan pandangan masih ke arah buku di tangannya.
"Nay. Aku masih ada kesempatan kan?" Lirih Armand berkata seolah itu adalah kata-katanya yang paling berharga.
"Man, please. Kita kan sudah sepakat." Nayla tidak bergeming dari tempat duduknya.
"Oke. Oke. Maafkan aku," sahut Armand. Dengan napas berat dia pun bangkit. "Selamat belajar ya Nay. Semoga kamu sukses di Unas nanti."
"Aku pulang dulu. Assalamualaikum."
Nayla masih terpaku di tempat duduknya.
"Nay." Tiba-tiba wajah Armand begitu dekat dengan wajahnya.
"Eh, iya..." Tergagap Nayla spontan menarik tubuhnya ke belakang.
"Assalamualaikum." Armand tersenyum melihat rona merah menghiasi pipi Nayla saat wajah mereka berdekatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Understanding Nay
Teen FictionMasa SMA adalah masa yang paling indah. Begitu juga yang dirasakan Nayla dan Armando. Mereka sama sama jatuh cinta. Namun diantara mereka ada jarak yang tercipta. Cinta Nayla pada Armando datang di waktu yang tidak tepat. Belum lagi Rafli, Ambar, Ri...