OUR EIGHTEEN : 01

9K 779 60
                                    

Our Eighteen
.
.
.
Ft. Millenium Sq

Dia indah meretas gundah...

Dia yang selama ini ku nanti...

Membawa sejuk, memanja rasa...

Dia yang selalu ada untukku..

Di dekatnya aku lebih tenang...

Bersamanya jalan lebih terang....

Suara nyanyian lagu Teman Hidup dari Tulus itu terdengar hingga ke penjuru kantin. Bagaimana tidak? Beberapa siswa sedang berkumpul di koridor jalan menuju kantin sembari menyanyikannya. Hanya satu orang yang memainkan gitar, dan yang lainnya ikut bernyanyi. Siapa lagi kalau bukan Felix, Haechan, Raesung, Jeno, Jaemin, dan Renjun.

"AYO, SAWERANNYA DONGG!" Ucap Felix dengan sedikit lantang.

"Dek, dek, sawerannya dong!" Ucap Jaemin di tengah koridor sembari membalik topi sekolahnya dan dijadikan tempat uang hasil ngamennya bersama teman-temannya.

Adik kelas yang dimintai uang oleh Jaemin, langsung merogoh sakunya, mengeluarkan uangnya dan memasukkannya ke topi milik Jaemin.

"Maaakaaasih, cantik. Udah cantik, baik lagii." Ucap Jaemin lagi seraya mengedipkan satu matanya yang membuat kedua bola mata adik kelas tadi membulat tak percaya.

Jeno yang melihat itu hanya bisa menggeleng kecil. Temannya yang satu itu memang pintar sekali jika menyangkut masalah cewek.

Sedangkan Felix yang juga memerhatikan Jaemin, hanya bisa menghela napasnya pasrah. Topi miliknya baru berisi dua lembar uang, sedangkan milik Jaemin hampir penuh.

"Orang ganteng emang beda, ya" gumamnya pelan.

Renjun tersenyum tipis mendengar gumaman Felix, "lu kurang jago ngalus, Lix"

Saat lagu Tulus tadi belum selesai, tiba-tiba bunyi sumpritan panjang membuat Raesung, yang tengah memainkan gitar tiba-tiba berhenti. Hal itu sontak membuat yang lain juga berhenti bernyanyi. Mereka berenam kompak membalikkan badan ke arah bunyi sumpritan itu.

"KALIAN MALAKIN ADIK KELAS?!" tanya seorang lelaki paruh baya dengan lantang.

Bola mata dari keenam remaja itu sontak membulat.

"Sial! Pak Asep datang. Kabur buru!!" ujar Jeno lalu berlari duluan meninggalkan yang lainnya.

Raesung, Jaemin, Felix, Haechan dan Renjun pun juga segera berlari.

Pak Asep yang melihat itu tak tinggal diam. Ia juga berlari untuk mengejar mereka. Tetapi, saat ia sampai di koridor tempat Jeno dan yang lainnya berada tadi, Pak Asep sudah tidak melihat satupun yang tersisa disana. Pak Asep hanya bisa menghela napasnya, berusaha menetralkan degup jantungnya.

"SIAPA TADI YANG NONGKRONG DISINI? ADA YANG TAU SIAPA-SIAPA AJA?" Tanya Pak Asep pada beberapa siswa yang sedang berjalan menuju kantin namun tak ada satupun yang berani menjawab.

"GAK ADA YANG TAHU SIAPA?" tanyanya lagi yang lagi-lagi tak mendapat jawaban.

Our Eighteen

Keadaan warung belakang atau yang disingkat warbek oleh Jeno dan yang lainnya lumayan sepi hari ini. Warung yang terletak di belakang sekolah ini sering dijadikan tempat nongkrong buat mereka yang lagi suntuk buat belajar. Lebih singkatnya sih buat tempat bolos.

Jeno yang sampai lebih dulu di warbek langsung merebahkan badannya di sofa warung yang lumayan panjang. Tempat biasa bagi Raesung untuk tidur ketika ia mengantuk berat karena habis mengisi acara.

OUR EIGHTEEN | Millenium SQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang