OUR EIGHTEEN : 14

2.6K 322 17
                                    

▪Our Eighteen▪
.
.
.
Ft. Millennium Sq

Raesung memandangi lemari bajunya yang terlihat cukup rapi untuk ukuran seorang pria. Sudah dari sejam yang lalu ia berdiri memandangi lemarinya, mencari hoodie andalannya yang menjadi satu-satunya hoodie termahal miliknya, namun tak kunjung ia dapati.

Menghela napas pelan, tangannya akhirnya tergerak untuk mulai meraih hoodie lain miliknya. Untung saja ia masih mempunyai cadangan hoodie yang banyak.

Sebuah hoodie berwarna abu-abu, ikut keluar saat Raesung berusaha menarik sebuah hoodie putih yang berada di bawahnya. Raesung terpatung sejenak. Ia terdiam, menghentikan gerakannya.

Dipandanginya hoodie itu lekat-lekat. Hoodie tanpa motif dengan ukuran yang oversize untuk tubuhnya. Hoodie yang baru lagi ia lihat kali ini, setelah hampir beberapa bulan lamanya. Hoodie yang selalu ia cari namun dengan ajaibnya muncul sendiri kali ini.

Dan yang paling penting adalah, hoodie yang merupakan hadiah ulang tahun dari Seoyeon untuknya. Saat ulang tahunnya yang ke tujuh belas, tahun lalu.

Raesung menelan salivanya kasar. Sekelebat kenangannya dengan Seoyeon lagi-lagi terputar di otaknya bagaikan film. Kenangan saat Seoyeon memberikannya hadiah dengan senyuman manis yang ia tampilkan. Kenangan saat dirinya mencoba langsung hadiah itu di hadapan gadisnya, dulu. Iya dulu.

"Ah, bodo amat anjir." gumamnya tiba-tiba lalu megembalikan hoodie abu-abu itu ke dalam lemari, lalu menutup lemari pakaiannya dengan kasar. Ia kemudian memakai hoodie putih tadi, lalu menghilang dari balik pintu kamarnya.

"BANG, RAE KE RUMAH TEMEN DULUUU!"

Dan hanya teriakan itu saja yang terdengar.

▪Our Eighteen▪

Seorang gadis dengan hoodie hitam bertopi oversize melangkahkan kakinya keluar dari supermarket. Ia menenteng sebuah kantong berisikan belanjaan miliknya di kedua tangannya.

Gadis itu, Adel, memasukkan airpod kembali ke dalam telinganya, lalu menyetel lagu dari ponsel miliknya. Kepalanya mengangguk-angguk sendiri, mengikuti alunan lagu dari ponselnya.

"Permisi, mas..."

"Mas..."

"MAS...?"

Adel menolehkan kepalanya saat ia merasakan seseorang menyentuh pundaknya. Matanya membulat, begitupun dengan sosok yang berada di hadapannya kini.

"Lo?" sambar Adel dengan cepat, lalu membuka airpod yang terpasang di telinganya.

"Eh, lo ternyata"
Kalimat dengan suara yang berat dan khas itu, terucap dari bibir lelaki jangkung yang berdiri tepat di hadapan Adel kini.

"Maaf. Gue kira tadi lo itu cowok." ujar lelaki dengan tubuh jangkung itu, Adelio Hyunjin Arsenio.

Adel hanya menganggukkan kepalanya, lalu berniat kembali melangkahkan kakinya. Namun, baru saja kakinya akan melangkah, sebuah tangan segera menghentikan langkahnya. Ia kembali menoleh.

"Kenapa lagi?" tanyanya dengan satu alis terangkat.

Hyunjin segera melepaskan tangan Adel. Ya, ia memang menahan pergelangan tangan Adel sebelumnya.

"Mumpung ini lo, gue mau minta tolong." ujar Hyunjin seraya menggaruk belakang kepalanya.

"Hah? Apaan?" Adel mengerutkan kedua alisnya, tak mengerti.

Hyunjin segera merogoh saku celananya, mengambil ponselnya dari dalam sana, "Alamat ini, lo tau?"

Perumahan Mekarindo, blok M No. 1

OUR EIGHTEEN | Millenium SQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang