OUR EIGHTEEN : 13

2.9K 409 22
                                    

Our Eighteen▪
.
.
.
Ft. Millennium Sq

Empat orang gadis tengah berada di dalam sebuah bis besar yang tengah berjalan dengan kecepatan rata-rata, ditengah hujan yang mengguyur dengan sedang di tengah perjalanan mereka.

Mereka duduk berderet di bangku paling belakang bis, sembari sesekali bercanda tawa. Keempatnya terlihat bahagia. Terlihat sangat menikmati momen itu.

"Ih, Yeon, lo apaan sih!" ucap salah seorang gadis berambut hitam pekat sembari berusaha merebut sebuah kamera dari gadis di sampingnya yang berusaha memotretnya secara diam-diam.

Seoyeon, gadis pemegang kamera berusaha menghindari tangan gadis berambut pekat di hadapannya, Shuhua. Ia tersenyum jahil.

Seoyeon dan Shuhua masih sibuk dengan kegiatannya, saling berebut kamera, berbeda dengan dua orang gadis lainnya yang tengah menatap Shuhua dan Seoyeon sembari geleng-geleng kepala.

"Ck, udah kali. Foto doang elah." tegur Eunbin, saat ia merasa bosan melihat kedua sahabatnya yang masih berebut kamera. Sedangkan gadis berwajah manis di sampingnya masih menatap mereka sembari terkekeh pelan.

"Lo berdua tuh emang, ga bisa kaya Lia, ya? Yang diam-diam bae kaya gini." ujar Eunbin lagi seraya melirik gadis berwajah manis di sampingnya, Lia.

Shuhua menatap Eunbin sekilas, "ck, kita berdua emang gini kali. Beda ama Lia."

"Udah, udah. Lo pada gak usah berdebat kali. Nikmatin aja liburan kita ini. Kapan lagi coba kita bisa liburan berempat kaya gini? Lengkap lagi." ujar Lia lalu mulai meraih earphone miliknya.

Seoyeon mengangguk setuju, "tuh dengerin." ucapnya.

Setelah kalimat penutup dari Seoyeon, tak ada lagi suara yang terdengar dari mereka berempat. Mereka memilih fokus pada kegiatannya masing-masing. Lia yang mendengarkan lagu, Shuhua yang bermain ponsel, Seoyeon yang mengotak-atik kamera, dan Eunbin yang mulai tertidur.

Baru sekitar tiga puluh menit mereka memilih fokus pada kegiatan masing-masing, bunyi decitan ban yang beradu dengan jalanan yang basah terdengar dan memekikkan telinga. Keempat gadis itu terhuyung saat bis yang mereka tumpangi ternyata terbalik tiba-tiba.

Suara tangisan terdengar dimana-dimana, berasal dari luar bis yang mengalami kecelakaan itu.

Eunbin yang baru tersadar, berusaha memulihkan penglihatannya yang sedikit kabur. Ia bisa merasakan setetes darah segar yang mulai mengalir dari kepalanya.

Mata gadis berwajah datar itu sedikit membulat terlebih saat ia melihat Seoyeon dari celah jendela bis yang pecah, sedang terbaring lemah di atas tandu darurat yang tergeletak di atas aspal. Ia juga melihat Shuhua tengah melihatnya balik sembari menangis. Ya, Eunbin masih berada di dalam bis.

"Bin, lo ... baik-baik aja 'kan?"

Suara itu membuat Eunbin mendongakkan kepalanya. Lia. Lia tengah terkapar disudut pintu bis dengan keadaan yang sama sepertinya.

Tanpa aba-aba, sebuah kristal bening meluncur bebas dari ujung matanya
Eunbin menangis.

"Gue... gak... apa...apa..." jawab Eunbin dengan tersedak-sedak.

"PAK, TOLONGIN TEMEN SAYA! DIA MASIH DI DALEM PAK!"

Meski hujan sedikit menutup pendengarannya, namun Eunbin masih bisa mendengar teriakan tadi. Teriakan dari sahabatnya, Shuhua yang telah berada di luar bis.

OUR EIGHTEEN | Millenium SQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang