OUR EIGHTEEN : 18

2.8K 248 25
                                    

~Our Eighteen~
.
.
.
Ft. Millennium Sq

"Sumpah gue ga ngerti apa pesan moral film tadi. Lo sih, milih filmnya ga mikir dulu. Ini kita bakal nulis apaan di tugas, coba?" omel Shuhua saat dirinya dan Guanlin berjalan keluar dari studio bioskop.

"ya gimana lagi? kan bu Vira mintanya film lokal kan? yang jam tayangnya sekarang ya itu doang yang lokal." bela Guanlin.

"Nah, siapa suruh lo nya baru mau nontonnya hari ini? kemaren kemaren kemana aja lo?" protes Shuhua lagi.

Guanlin menggeleng pelan. Ia menunduk sedikit, memposisikan bibirnya tepat pada telinga Shuhua, "Jangan keras-keras bego, orang-orang pada ngeliatin ih. keknya kenal lo tuh." bisiknya.

"Elah, bodo amat anjir. pokoknya gue ga mau tau ya, lo harus bantu kerja tugas ini sampe selesai. harus"

Omelan Shuhua terhadap Guanlin membuat lelaki bertubuh tinggi itu hanya bisa menghela napasnya lalu menyodorkan air mineral pada gadis Chandra di hadapannya itu.

"Ngomel mulu. Cepat tua baru rasa lu. Nih
minum dulu."

Shuhua menatap Guanlin tak terima. Baru saja bibirnya akan kembali terbuka, Guanlin dengan cepat mengangkat tangannya, "iya Ta, iya. Gua ke toilet dulu bentar. Lo tunggu disini." ujarnya.

Gadis bersurai hitam itu hanya dapat menghela napasnya.

"buruan."

Tak cukup waktu lama, Guanlin telah kembali dari toilet. Namun, ia bersama seseorang yang wajahnya sedikit mirip dengannya. Shuhua yang sedang duduk pada kursi di luar studio, refleks berdiri.

"eh kenalin gua Wooseok. Sepupu Guanlin."

Lelaki yang berjalan bersama Guanlin itu menyodorkan tangannya, yang tentu saja di balas ramah oleh Shuhua.

"Gue Shuhua." balasnya lalu tersenyum tipis.

Wooseok mengangguk mengerti. Sedetik kemudian, ia menoleh pada Guanlin lalu tersenyum.

"Cantik banget cewe baru lu."

Shuhua sedikit tersentak saat mendengar itu. Cewek? Apaan! Dengan cepat, ia melirik tajam pada Guanlin.

Guanlin hanya terkekeh menanggapi, "bisa aja lu. dia temen gua, sat."

"cih. basi lu, kampret. temen mulu dah perasaan. kenapa ga di pacarin aja? Ga ada pacarnya 'kan?" ujar Wooseok sembari melirik kecil ke arah Shuhua.

Shuhua tersenyum tipis menanggapi. Dalam hatinya sebenarnya ia ingin mengutuk lelaki cerewet yang berstatus sepupu Guanlin ini.

Guanlin lagi-lagi hanya terkekeh. "udah ada yang punya dia." ujarnya lalu melirik Shuhua.

"udah lu balik sana ga usah banyak bacot disini. cewek lu nungguin noh." usir Guanlin.

Wooseok ikutan terkekeh. "iya siap bos. gua kesana ye." ucapnya pada Guanlin.

Lelaki yang tingginya tak jauh beda dari Guanlin itu tiba-tiba menoleh pada Shuhua, "eh btw lu ati-ati sama ni anak, rada brengsek anaknya." pesannya.

"lah? sialan lu ya!"

~Our Eighteen~

BMW 430i convertible itu melaju dengan kecepatan sedang di tengah hiruk-pikuknya kota Jakarta. Di dalam mobil seharga miliaran itu, terdapat sepasang manusia yang terfokus pada kegiatannya masing-masing. Sang lelaki sibuk dengan kemudinya, sedangkan sang wanita sibuk memandangai jalanan yang tampak padat lancar itu.

OUR EIGHTEEN | Millenium SQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang