WARNING : COMEDY ROMANCE, VULGAR, MATURE (21+), LOVE
"Mau kucium atau tidur denganku? Pilih."
-Tommy Romero Algasio (18 tahun)
***
"Mama! Tommy sudah gila! Tommy mau memperkosa Clara!"
-Clara Michelle D'Angelou- (17 tahun)
___
Sebuah game yang dibu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ok, Happy reading.
***
*********************
Kalau gue menang, lo harus turuti apapun yang gue mau. Gue minta lo jadi pacar gue, lo harus mau. Gue mau cium lo, lo nggak boleh nolak. Apapun."
"Apapun."
"Nggak ..." Clara menggelengkan kepalanya gelisah. Kedua mata terpejam dengan kening terlipat tajam. Keringat dingin mengalir membasahi wajah polos yang ketakutan.
"Apapun!"
"AAAAAAAAAAAAAAA!"
Clara tiba-tiba menjerit di dalam kamar tidurnya yang kedap suara. Clara otomatis bangun dengan jantung berdebar.
"Mim ... mimpi ...?" Clara bergumam kecil sambil melihat ke seluruh penjuru kamar. Lalu diamatinya seluruh tubuhnya yang hampir basah kuyup karena keringat.
Clara menoleh dan melihat jam weker yang berada di samping tempat tidur.
Pukul 06.50 WIB.
Clara menarik kedua lutut, membawanya ke dada, lalu dipeluknya dengan tubuh yang masih gemetar.
Siang itu Tommy benar-benar telah melecehkannya dengan buruk. Semua tubuhnya terasa sakit, terutama di bagian payudaranya yang masih menyisakan perih. Tommy, sahabat semasa kecil yang kini telah berubah menjadi psycho gila.
"Jadilah penurut kalaulo nggak mau gue perawanin."
"Pe...rawan...?"
Tommy mengangguk sambil menarik pinggang Clara mendekat, "Ya, meneruskan percintaan kita yang tertunda tadi."
Clara terkejut dengan perubahan sikap Tommy. Setelah memeluknya, lelaki itu tiba-tiba memberikan ancaman lain kepadanya.
"Ng-nggak mau!" Clara terkejut dengan mata kembali berkaca-kaca.
"Kalau begitu jangan berulah. Jadilah gadis yang manis, Baby."
Tommy kemudian membawa Clara keluar dari dalam kamar mandi lalu menuntunnya masuk ke ruang pakaian.
Tommy memilihkan baju untuk Clara dengan sikap bossy seperti biasa.
"Pakai yang ini."
"Tapi kamu keluar dulu." Masih setia memeluk dada di antara rasa malu karena ketelanjangannya, Clara memohon kepada Tommy.
"Pakai." Tommy menggeleng santai.
Dengan wajah memerah, Clara akhirnya memakai rokdi atas lutut dengan cepat.
"Besok pagi temen-temen gue mau main ke rumah, dan lo ..." Tommy menyisirkan tangannya ke rambut Clara, "Apapun yang terjadi, gue mau lo ikut main ke rumah gue juga."
