Clara menatap ke sekeliling, mencoba mencari keberadaan Tommy yang masih belum kembali dari toilet.
"Kenapa, Sayang? Kok takut?" Pria tua itu tertawa melihat ketakutan yang melanda Clara.
Clara merutuki dirinya sendiri karena dikelilingi pria mesum? Dan kali ini pria itu terlihat begitu tua untuknya.
Clara tertekan hingga sentuhan disertai dengan belaian menjijikan di lengannya membuat Clara menjerit.
"KYAAAAAAAAAAAA!" Clara berteriak seraya menyiramkan segelas air putih ke wajah pria yang tidak ia kenal itu.
Aksi Clara membuat para penghuni di restoran elit itu menatap langsung ke arahnya. Termasuk seorang pramusaji yang akhirnya berjalan menghampiri Clara, "Ada apa Nona?"
"Di-dia ..." Clara tergagap dengan tubuh gemetar. Ia baru saja mengalami pelecehan seksual di tempat terbuka.
Clara lebih memilih dilecehkan oleh Tommy setiap hari daripada disentuh olehnya!
"Kamu seharusnya bertanya kepadaku, bukan bertanya kepada gadis amnesia itu, pelayan bodoh!" Pria itu mendadak berdiri. Tubuhnya yang besar membuat Clara mundur selangkah.
"Amnesia?" Pelayan restoran berwajah malaikat itu tampak bingung dengan ucapan pria bertubuh besar itu.
"Namaku Alex Miora Roody. Gadis itu adalah muridku. Dia amnesia karena kecelakaan. Dan sepertinya, luka di kepalanya telah membuatnya sedikit ... gila." Pria itu mengenalkan diri sambil memberikan kartu identitasnya kepada sang pramusaji.
"Nggak ... Clara nggak gila!" Clara menjerit.
"Lihat! Dia dari tadi menjerit tidak normal seperti itu." Alex menggelengkan kepalanya dan berpura-pura menatap iba kepada Clara.
Semua orang mulai bersimpati dengan kebohongan Alex. Mereka berbisik-bisik mengeluarkan rasa simpatinya kepada Clara.
"Kasihan sekali, masih muda tapi sudah gila ..."
"Cantik, tapi cacat mental!"
"Sepertinya aku harus membawanya ke rumah sakit." Alex berjalan mendekati Clara.
"Nggak! Clara nggak mau!" Clara mundur dan mengambil ancang-ancang untuk berlari, namun gerakannya ditahan oleh Alex. Perutnya dipeluk olehnya dan membuat Clara menjerit semakin keras.
"NGGGAK!! CLARA NGGAK MAU!!" Clara menjerit histeris hingga matanya yang memanas tiba-tiba berlinang deras.
Kenapa semuanya tidak mau membantunya! Kenapa semuanya diam saat pria asing itu menyeretnya tanpa rasa perikemanusiaan sama sekali.
"TOMMY!!!" Clara meneriakkan satu nama itu dengan tangis tergugu.
Clara benar-benar ketakutan. Tubuhnya menggigil hebat dan rasanya ia ingin pingsan pada saat itu juga.
"TOMMY! TOLONGG!! HIKS ..."
Clara tidak berhenti untuk berteriak dan terisak.
"Simpan tenagamu, Sayang." Alex tertawa keras saat ia berhasil membawa Clara ke basement.
Alex tampak begitu bahagia karena berhasil mengelabui semua orang.
"Orang Indonesia memang bodoh semua! Mereka terlalu polos dan mudah dimanipulasi!" Alex tertawa jahat, dan Clara yang mendengarnya hanya bisa menangis.
"Sebentar lagi kita bertiga bisa bersenang-senang, Sayang." Alex menjilat bibirnya dengan tatapan terarah jelas kepada Clara.
"Clara akan mengatakan semuanya sama Papa!" Ucapnya dengan suara terbata-bata.
"Ya, dan sebelum kamu melakukan itu .... aku dan putraku akan menikmati tubuhmu terlebih dulu sampai puas." Alex tertawa girang.
Tawa Alex membuat Clara yang tengah terisak dilanda rasa mual.
Tuhan ... tolong bantu Clara ...
Clara berdoa kepada Tuhan di antara rasa takutnya yang teramat sangat.
"Kita masuk ke mobil, Sayang." Alex memutar tubuhnya untuk membuka pintu mobil, lantas membuat tangan Clara yang sebelumnya dicengkram erat kini terbebas.
Clara yang menyadari hal itu, tak ingin membuang kesempatannya untuk melarikan diri.
Clara menggunakan kesempatan emas itu dengan mendendang kaki Alex.
Buk!
"ARGH! SIALAN!" Alex mengumpat sambil mengusap kaki kanannya yang terluka. Matanya menatap marah kepada Clara.
Tidak ingin membuang kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan, Clara memaksakan kakinya yang gemetar untuk berlari.
"JANGAN LARI, GADIS SIAL!"
Clara berlari sambil menangis.
Berlari dengan kakinya yang hampir lumpuh karena rasa takutnya yang begitu besar.
Tolong Clara sekali lagi Tuhan!
Clara berdoa dan terus berdoa hingga ia berhasil masuk ke dalam lift.
"Cepat ... tolong ..." Clara menekan tombol tutupnya berkali-kali.
"AKAN KUBUAT KAKIMU TIDAK BISA BERJALAN LAGI, GADIS SIAL!" teriakan Alex semakin keras terdengar, begitupun dengan langkah larinya yang semakin cepat.
"Tolong ..." Clara mundur hingga menyentuh dinding lift. Melihat pria itu semakin dekat dengannya yang hanya menyisakan tiga langkah kaki saja, dan ...
Ting!
Clara terjatuh lemas di lantai. Pintunya tertutup lebih cepat daripada Alex yang berlari mengejarnya.
"Hiks!" Clara menangis bersimbah keringat di kening dan seluruh tubuhnya.
Clara tidak percaya bahwa ia bisa terbebas dari Alex, "Hiks!"
Ting!
Clara menangis hingga pintu lift kembali terbuka.
Clara memaksakan kakinya yang lemah untuk berdiri dan berjalan keluar, mengabaikan beberapa pasang mata yang menatapnya bingung.
"Clara mau pulang ..." lirihnya sambil mengusap linangan deras di pipinya.
Clara berjalan tanpa arah dan otaknya tak mampu untuk bekerja.
Clara berada di lantai berapa?
Clara terus berjalan mengikuti langkah kakinya yang mulai goyah.
Berjalan dan terus berjalan ... hingga teriakan yang terdengar bagaikan panggilan surga untuk Clara tiba-tiba datang.
"Clara!"
Clara memutar tubuhnya dan menangis kencang saat ia melihat siapa pemilik suara itu.
Clara berlari dan memeluk tubuh tegapnya dengan kencang.
"HIKS! TOMMY!"
"Aku mencarimu dari tadi." Tommy membalas pelukan Clara dengan memeluknya lebih erat.
"Aku mengkhawatirkanmu."
Cerita ini udah ada versi pdf di platform Karyakarsa ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Me, Baby! : Let's Married! / Session 1
RomanceWARNING : COMEDY ROMANCE, VULGAR, MATURE (21+), LOVE "Mau kucium atau tidur denganku? Pilih." -Tommy Romero Algasio (18 tahun) *** "Mama! Tommy sudah gila! Tommy mau memperkosa Clara!" -Clara Michelle D'Angelou- (17 tahun) ___ Sebuah game yang dibu...