•41%•

80 16 23
                                    

"Jangan mencampuri urusanku, karena kau akan tau akibatnya"
.
.
.
.
.

Srettt

Srettt

Cussss

Darah mengalir dari leher seorang perempuan yang tak berdaya. Di tempat biasa, gudang belakang sekolah selalu menjadi tempat pilihan. Perempuan yang sudah tak bernyawa itu diikat dan digantung di tempat yang sudah disiapkan oleh kedua sejoli itu.

"Bagaimana permainannya? Seru?" Tanya lelaki jangkung kepada perempuan yang berkacamata.

"Seru sekali, rasanya satu orang tidak cukup membuatku puas, aku butuh 3 korban lagi" ucap perempuan itu.

"Tenang, semua sudah gue persiapkan, dan nanti tinggal tunggu tanggal mainnya" jelas lelaki itu.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita bereskan ini dulu, jangan sampai ada jejak" seru perempuan itu.

"Baiklah"

🔪🔪🔪🔪🔪

"Loey!!!! Mutik!!!!!!" Panggil Stefanny dengan suara keras menggema di sepanjang koridor sekolah membuat siswa-siswi menutup telinganya.

"Kenapa?" Tanya Loey saat Stefanny sudah berada dihadapannya.

"Kalian darimana?" Stefanny malah menanya balik.

"Ah, emm-- anu kita, dari aduh, itu kita dari--"

"Dari perpustakaan, kenapa?" Loey memotong perkataan Mutik dengan cepat.

"Perpustakaan? Kok tadi gue kesana nggak ada, kalian bohong yah?" Stefanny mulai curiga.

"Nggak percaya banget jadi orang, sudah kalau gitu ayo Mutik kita balik ke kelas" ajak Loey yang langsung menarik Mutik untuk pergi.

"Kok gue semakin curiga sama mereka yah" batin Stefanny.

"UNI!!!!!!!!!" teriak Rachel menggelar dan membuat siswa-siswi lagi-lagi menutup telinganya.

"Apa?"

"Uniiiiii, gue itu kesel banget sama Sarah dan Dina, ih kesel! Kesel!"

"Kesel kenapa?"

"Tau tuh, mereka bilang gue cemburu sama Ghina"

"Emang kenapa bisa, mereka nuduh Lo cemburu sama Ghina?"

"Gara-gara tadi Veren merangkul Ghina mesra"

"Lah jadi?" Stefanny menaikkan sebelah alisnya bingung.

"Yah gitu, mereka ngira aku cemburu padahal nggak"

"Beneran nggak cemburu?" Tanya Stefanny dengan senyum jahilnya.

"Beneran!" Tegas Rachel.

"Yakin nih??"

"Yakin lah"

"Cemburu"

"Nggak"

"Cemburu"

"Nggak"

"Nggak"

"Cemburu"

"Yaps, ketauan kan cemburu, wleee" Stefanny menjulurkan lidahnya mengejek Rachel.

"Au ah, uni mah gitu, bete!" Rachel pun meninggalkan Stefanny dengan wajah cemberut sedangkan Stefanny hanya terkekeh geli.

"Hahahaha, kasihan deh ngakunya nggak cemburu padahal cemburu"

RIDDLE or DEATH (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang