•37%•

63 11 10
                                    

"Kok malah romantis?"
.
.
.
.
.

Stefanny berlari tergesa-gesa, ketakutan karena Loey menakutinya dengan boneka seram sama seperti malam itu. Ghina yang melihat Stefanny berlari pun menghentikannya.

"Eitsssss, stop!" Sergah Ghina sembari merentangkan kedua tangannya.

"Hah...... hah...... hah.....ming....gir!" Gertak Stefanny dengan mendorong Ghina.

Gubrakkkkk

"Auwwww" Ghina merintih kesakitan dan mengelus bokongnya. Lalu Ghina mengejar Stefanny dan menarik tangan Stefanny.

"Lo itu yah!?" Ucap Ghina dengan nada tinggi sambil menunjuk ke arah Stefanny.

"Huffftttt, udahlah" ujar Ghina dengan mencoba menahan amarahnya.

"Maaf" lirih Stefanny.

"Ya, udah gue maafin, sekarang Lo ikut gue" tanpa menunggu jawaban Stefanny, Ghina langsung menarik lengan Stefanny dan mengajaknya pergi.

.....

"Adjie!!!! Salah terus sih!? Kapan pintarnya? Kan sudah gue bilangin kalau rumus persegi panjang itu panjang kali lebar, sedangkan segitiga itu alas kali tinggi dibagi dua, kok Lo malah pakai rumus kuadrat sih? Nggak nyambung tau!" Omel Aulia kesal gara-gara Adjie sudah 10 kali salah mengerjakan soal matematika. Adjie yang diomelin pun hanya senyum-senyum sendiri.

"Kenapa malah senyum-senyum? Fokus Adjie fokussss!!!!!!!" Ucap Aulia dengan menjitak kepala Adjie keras. Sang korban pun hanya cengengesan.

"Nggak bisa, aku nggak bisa fokus" ujar Adjie dengan memanyunkan bibirnya.

"Kenapa nggak bisa fokus?" Tanya Aulia.

"Karena daritadi fokus aku hanya di kamu, wajah kamu yang indah bukan disoal itu" gombal Adjie membuat semburat merah di pipi Aulia.

"A--pa sih," Aulia seketika gugup dan langsung mengalihkan pandangannya dan berpura-pura fokus kembali ke buku.

"Cieee, malu nih yeeeee" goda Ahra dari arah bangku belakang diikuti oleh Rafli di sampingnya.

"Hmmm, bucin lu bucin" ucap Rafli dengan tanpa sengaja merangkul Ahra membuat posisi mereka sangat dekat.

"Lepasin" Ahra memberontak karena dia gugup membuat Rafli melepaskan rangkulannya dan beralih menarik pinggang Ahra agar lebih dekat dengannya.

"Gini kan enak" ucap Rafli lalu menyandarkan kepalanya di bahu kiri Ahra membuat Ahra menahan nafas gugup.

"Nggak usah tegang gitu dong" seru Rafli dengan terkekeh kecil lalu dia pun menggenggam tangan Ahra dengan satu tangan kirinya sedangkan tangan kanannya tetap memeluk di pinggang Ahra erat.

"Oh Tuhan, jantung kuuuuu" batin Ahra.

"Uwuw, pasangan baru nih" goda Adjie.

"Cieeeeeeeee, romantis banget" seru Aulia.

"Kamu mau juga beb?" Tanya Adjie menatap ke arah Aulia.

"Hmm, aduh haus banget nih, ke kantin ah" Aulia pun langsung pergi ke kantin membuat Adjie mau tak mau mengikutinya.

"Kita cocok yah?" Tanya Rafli dengan mendongakkan kepalanya untuk melihat Ahra.

"N-nggak tau," jawab Ahra dengan mengalihkan pandangannya tak mau melihat ke arah Rafli.

"Fiks, kita cocok! Kalau gitu ayo kita selfie" ajak Rafli, langsung berdiri tegak mengambil handphonenya lalu kembali duduk di samping Ahra.

RIDDLE or DEATH (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang