14. Korban Cinta (Edo&Clara)

19 0 0
                                    


.
.
.

~Ini tentang rasa yang datang tanpa permisi, dan pergi sebelum kuikhlaskan.~

.
.
.

Aku enggan tuk berandai, kau akan kembali dengan perasaan yang sama. Cukup mudah untukku mengetahuinya, ketika kau membentakku saat aku bertanya.

"Mengapa kau tak mengangkat telpon dariku?"

"Lalu apa masalahmu?!" Sungguh ironis, ketika aku kembali memikirkan jawabanmu.

Mengapa aku begitu sentimental? Mengapa aku begitu terluka? Mengapa aku harus menangis? Bukankah aku sudah biasa menerima jawaban sinis darimu? Tapi kenapa kali ini terasa berbeda? Caramu menatapku, caramu bicara padaku, caramu menanggapi ceritaku, semua respon yang kau berikan padaku seakan kau enggan untuk terus berbicara denganku.

Apakah aku begitu memuakkan di matamu? Jika benar, beritahu aku alasannya.

Mataku tidak sanggup lagi menatap matamu yang memancarkan ketidak sabaran, apa kau mulai merasa terganggu dengan kehadiranku di sisimu?

"Gak ada." Dua kata, dan kau mendengus setelah mendengarnya. Aku menggigit bibir bawahku, mataku terpaku pada sepatu yang kukenakan, entah mengapa saat ini benda itu sangat menarik untuk di amati.

"Haaah.." kau menghela nafas, membuatku semakin menundukkan kepala.

Tiba-tiba suara lembut menyentakku dan tanpa sadar aku mendongak, dari kejauhan kulihat seorang gadis muda berlari kearahmu, ia meneriakkan namamu, "Tsu!"

Aku membelalak ketika melihat gadis itu menghambur dalam pelukanmu, "aku merindukanmu." Bisiknya dengan suara manis yang mengoyak hatiku.

Kau menatapku, dan membalas pelukan gadis itu, mataku tiba-tiba memanas dan sekali lagi  jantungku seolah dijatuhi bom atom, hancur tanpa sisa setelah mendengar tanggapanmu padanya,"emm.. aku juga Eva."

Sekarang aku tahu alasanmu, aku mengerti mengapa sikapmu begitu dingin padaku. Aku mengulum senyum dengan air mata yang tertahan.

Ya, aku mengerti.

Aku paham, cintamu telah berpaling pada perempuan lain, setidaknya itulah yang dapat kusimpulkan dari tindakanmu.

Tanpa sepatah katapun aku berbalik dan meninggalkanmu bersama perempuan lain dalam pelukanmu. Aku tahu, hari itu aku akan terus menangis, menyuarakan betapa pilunya hatiku yang telah kehilanganmu.

***

"Do, lo nangis?" Clara dengan polosnya bertanya sambil menyambar buku di tangan Edo. Edo tersentak, ia mengusap matanya yang memerah dan berkaca-kaca, lalu bangkit dari batang pohon yang jadi sandarannya.

"Cieeee~ Edo baver gara-gara baca buku percintaan ini??!!" Edo melotot garang pada Clara yang tengah membolak-balik halaman buku novelnya.

"Ngaco lo Ra! Sini balikin buku gue!"

"Cieee~ Cieee~ korban cerita percintaan." Clara berlari menghindari kejaran Edo yang berusaha mengambil kembali buku novelnya. Tak lupa ejekan dilontarkan, untuk membuat malu temannya itu.

.
.
.

Jum'at, 27 Maret 2020

STORIETTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang