.
.
.
Aku menghela nafas untuk yang ke sekian kali.Lagi, mataku menatap sayu pada layar monitor didepanku tanpa menyembunyikan rasa kantuk yang mulai menggodaku, ditambah belaian angin yang masuk lewat jendela disamping kiriku. Ah, kalau saja aku tidak ingat dengan tantangan itu, sudah lama kutinggalkan kegiatan yang kulakukan sejak ber jam-jam lalu ini.
"Huuffth." Ayolah otak! Berpikirlah! Kau hanya perlu menulis beberapa kata, merangkainya menjadi kalimat dan menyambungnya dengan kalimat lainnya hingga menjadi sebuah paragraph, hal sesimpel itu tidak bisa kua lakukan? Aku mengerjap, menyadari pikiranku yang mulai tidak masuk akal. Mataku melirik layar putih didepanku, tidak ada satu kalimat pun yang tertera disana, jangankan satu kalimat, satu kata saja tidak tertangkap oleh netraku.
"Huuffh." Sekali lagi aku menghela nafas, memutar otak, mengorek-ngorek apa saja isinya, mungkin jika aku membelah kepalaku menjadi beberapa bagian dan melihat isi otakku, aku akan berhasil menemukan satu ide untuk tulisanku. Ya, satu saja sudah cukup untuk hari ini dan aku akan terbebas dari kewajibanku memenuhi tantangan yang kubuat sendiri, atas dasar keinginanku sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun, dan disinilah aku, terjebak didalam kamarku dengan sebuah ponsel ditanganku.
Seharusnya aku sudah mulai menulis sekarang, hanya saja saat ini aku sedang malas, dan tidak ada satupun ide yang mampir di otak kecilku ini, membuatku frustasi dan uring-uringan. Itulah masalah terbesar seorang penulis, ketika mereka tidak memiliki ide apapun untuk ditulis.
Kenapa? Apa kau terkejut mengetahui bahwa penulis sepertiku sangat malas menulis? Seorang penulis ya? Aku terkekah dengan pemikiranku sendiri. Aku bukan penulis, bukankah seorang penulis baru disebut penulis setelah mereka berhasil menerbitkan setidaknya satu buah buku? Yaa.. itu yang kubaca dari sebuah artikel.. umm.. aku lupa namanya. Dan aku? Pfthh.. aku hanyalah seseorang yang suka menulis, yang tersenyum sendiri ketika tahu seseorang telah membaca cerita-ceritaku, yang berteriak kegirangan saat ada yang mengomentari tulisanku ataupun memberikan krisar untuk ceritaku, yang begitu antusias saat tahu ada yang tertarik dengan ceritaku. Apakah semua penulis bereaksi sama seperti diriku saat karya-karya mereka di baca oleh banyak orang?
Ah, memikirkan itu membuat kepalaku tambah pusing. Kuletakkan ponselku diatas meja, membiarkannya tergeletak disana tanpa niatan untuk menyentuhnya lagi, setidaknya untuk saat ini.
Kusandarkan punggungku yang terasa sakit pada sandaran bangku yang kududuki, kurentangkan kedua tanganku untuk mengurangi pegal di bahuku.
"Huuufhht.." lagi, aku menghela nafas merasakan pantatku yang mulai mati rasa karena terlalu lama duduk dengan posisi yang sama, dan aku mulai bosan, sagat malah.
Aku mengantuk, bosan, lelah, mengantuk, bosan dan bosan.
Tidak akan ada yang protes padaku kan, karena aku mengatakan bosan lebih dari tiga kali, lagi pula tidak akan ada orang yang bisa mendengar keluh kesah pikiran dan hatiku kan?
"Hoaaaammhh.." aku mulai mengantuk, tidur sebentar untuk mengistirahatkan otakku tidak apa kan? Iya kan? Aku tersenyum samar ketika kurasakan hembusan angin kembali membelai wajahku, membuaiku agar larut ke alam mimpi, "Ah, tidur adalah pilihan terbaik saat ini."
Aku beranjak dari bangku menuju tempat tidur empuk disamping kanan meja belajarku, dengan perlahan kurebahkan tubuhku, lalu mencari posisi yang nyaman untuk tidur siangku. Melupakan sejenak tentang tantangan menulis itu, perlahan kupejamkan mata hingga kegelapan menutupi seluruh pandanganku, dengan harapan saat terbangun nanti aku akan mendapatkan ide untuk tulisanku.
.
.
.GaJe?? Abaikan ya. 😂
.
.
.Kamis, 2 April 2020
.
.Pernah kuposting di akun facebookku, dalam rangka tantangan 40 hari menulis.
^^
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORIETTE
Short StoryWaktu ketat. Tak ada jeda tuk berhenti sejenak. Waktumu terlalu berharga tuk singgah dan melihatku. Namun, hei. Ku tak memintamu tuk menetap, tidak juga tuk bermalam di sini. Ku hanya memintamu tuk melihat, tuk mengamati, tuk meneliti. Mencermati se...