Rasa itu yang memulai, rasa itu yang membuat semuanya berbeda, rasa itu yang menemukan kata cinta, tetapi cinta yang dapat mengubah rasa itu.
Meskipun Nara belum mengenal cowok itu sepenuhnya, rasa itu mulai ada. Sampai akhirnya ia lebih memilih dia...
menjelang siang ini, Nara dan Gavin sedang duduk di area taman bermain yang sangat ramai dengan anak-anak.
Sesuai janji Gavin ia ingin mengajak Nara jalan, meskipun hanya sekedar keliling saja itu sudah membuat Nara senang.
Nara yang hanya berbalut kaus hitam dan jaket denimnya itu sebenarnya karena Gavin yang terburu-buru. Bahkan ia lupa mengikat rambutnya sendiri, membawa ikat rambut pun tidak. Nara mengira kalau mereka akan pergi siang hari. Nyatanya jam 10 pagi Gavin sudah stand by di depan gerbang rumah Nara.
Entah apa yang mereka pikirkan. Mereka saling diam menikmati hembusan angin dan saling melihat ke arah yang berbeda. Nara berdiri, Gavin ikut berdiri. Gavin yang membawa kamera digital langsung mengambil spot foto asal namun hasilnya indah. Sesekali Gavin mengambil foto anak-anak yang sedang bermain sepeda ataupun yang lainnya. Nara hanya melirik layar kamera Gavin sambil tersenyum simpul dan mengkode bahwa hasil potretan Gavin memang bagus.
Rambut Nara tidak sengaja mengibaskan wajah Gavin karena hembusan angin yang sangat kencang. "Aduh." Nara menoleh ke arah Gavin.
Nara sadar karena rambutnya yang panjang dan diurai mengenai Gavin. "Eh maaf."
"Santai." Gavin tersenyum sambil berjongkok untuk membenarkan tali sepatunya. Ia berdiri lalu menepuk pundak Nara, "Nar?"
"Kenapa?" Nara mengerutkan dahinya.
"Gue fotoin yuk sini." Gavin langsung menarik tangan Nara menuju bagian taman yang lumayan bagus untuk diambil spot foto.
"Nggak ah malu." Nara menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Nggak papa ih, yuk siap yaaa." Gavin menarik pelan pergelangan tangan Nara agar mau difoto dengannya.
Nara pasrah, menurutnya kapan lagi ia akan difoto Gavin. Satu tahun lagi belum tau mereka akan sekelas lagi atau tidak. "Iya iya bentar hehe." Nara hanya menahan tawanya dan sedikit menahan rasa malunya.
"Satu ... dua ... tiga..."
Cekrek!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gavin berhasil mendapat gambar Nara, wajahnya sangat polos. Bahkan Gavin sendiri sampai gemas melihat foto cantik Nara yang ia ambil dengan rambut yang terurai. Dengan wajah Nara yang tidak memakai make up membuat Nara mempunyai kecantikan alami tersendiri.
Sedangkan Nara hanya menahan malunya dan sesekali menutup mulutnya dengan tangannya untuk menahan tawanya. Karena sulit menahan tawanya, akhirnya ia tertawa lepas juga dan tidak mau menghadap ke arah Gavin.
Kesempatan ini juga tidak disia-siakan oleh Gavin. Gavin pun langsung dengan cepat memotret Nara tanpa Nara sadari.
Cekrek!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.