Sepulang sekolahAfif, Kamil, dan Ken tidak pulang terlebih dahulu. Mereka lebih memilih nongkrong di kantin. Afif dan Ken asik dengan ponselnya. Sedangkan Kamil yang ponselnya mati hanya diam sambil melihat ibu kantin yang sedang memasak mie rebus.
Kebetulan Ia melihat Gavin yang sedang membeli minuman botol, Gavin yang melihat hanya menaik-turunkan kedua alisnya. Kamil mengacungkan telunjukknya. Gavin yang mengerti maksudnya langsung mengambil 2 botol yang berisi minuman kopi dan membayarnya.
Gavin langsung menuju ke arah Afif, Kamil, dan Ken. "Nih." Gavin melempar botol minuman itu kepada Kamil.
"Duh temen gue." Kamil yang baru saja menangkap botolnya langsung membuka tutupnya dan meneguknya.
"Gue man, Pin?" Afif memasangkan wajah memelasnya.
"Beli sendiri, punya duit kan."
Ken yang melihat kejadian itu langsung tertawa terpingkal-pingkal. "Asli jleb."
"Lo aja masih punya utang sama gue bambang!" Kamil langsung menoyor kepala Afif.
"Pantes aja Nara gak mau."
"Nara mah gak kaya si ono." Celetuk Ken.
"Ono siapa?" Gavin mengerutkan dahinya bingung.
"Mantannya, namanya Vera. Matre banget alig." Celoteh Kamil.
"Anti gue sama cewek begituan."
"Udahlah basi." Ujar Afif.
"Rumah Gavin yok." Ken mengeluarkan kunci motor di saku celananya.
"Gas lah." Gavin langsung berdiri dan memakai hoodienya yang berwarna army.
Mereka berempat segera berjalan menuju parkiran motor.
Siswi yang kelasnya diatas mereka melihat mereka gemas. Kamil yang paling tidak punya urat malu senang saja sembari memberi senyuman tebar pesona.
"Lo nggak anter pulang Balqis, Ken?" Afif menaiki motor dan memakai helmnya.
"Dijemput nyokapnya katanya ada acara."
Afif hanya ber 'oh' ria. Sekarang yang ada hanya deruman motor mereka berempat. Memang selalu berisik jika mereka menyalakan motornya. Sampa-sampai satpam sekolah sudah menyerah karena menasihati mereka supaya motornya diatur agar tidak berisik.
Sekitar 15 menit mereka sudah sampai di rumah Gavin. Ayu—Mama Gavin segera menyambut mereka bertiga. Berhubung mereka baru pertama kali ke rumah Gavin. Ayu membelikan banyak makanan bahkan ia sampai menyiapkan snack ringan sangat banyak.
"Vin, Mama mau ke sekolah Nino ya. Jangan lupa nanti ada paketan, diterima ya."
"Ok, Ma."
"Kalian main aja ya, tante tinggal. Dadah." Ayu memberikan senyum semringahnya sambil mengambil kunci mobil di meja dekat pintu.
"Hati-hati, Tan!"
"Siap."
"Kamar aja." Gavin segera berdiri dan mengajak mereka berempat untuk bermain di kamarnya.
Saat depan pintu kamar Ken mendapati stiker yang ditempel di pintu yang lumayan kecil bertuliskan 'ORANG JELEK DILARANG MASUK, KECUALI GANTENG'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nara [SUDAH TERBIT]
Ficção AdolescenteRasa itu yang memulai, rasa itu yang membuat semuanya berbeda, rasa itu yang menemukan kata cinta, tetapi cinta yang dapat mengubah rasa itu. Meskipun Nara belum mengenal cowok itu sepenuhnya, rasa itu mulai ada. Sampai akhirnya ia lebih memilih dia...