9

116 37 7
                                    


04.40 AM

Nara mematikan alarm miliknya, ia segera bangkit dari tempat tidurnya dan segera merapikan kamarnya. Sedikit berantakan memang, padahal Nara tidak pernah mengotak-atik barang-barang yang ada di kamarnya.

Kebetulan Nara ingin membuat nasi goreng kesukaannya yang biasa ia buat sendiri. Ia segera menguncir rambutnya dan segera buru-buru menuju dapur.

Selama ia membuat nasi goreng, Nara pikiran Nara tertuju kepada Gavin. Gavin belum membalas pesannya sejak kemarin.

Kenapa dipikirin sih?

Nara menggelengkan kepalanya sambil menepuk keningnya sendiri.

Tanpa sadar Nara baru kalau Ros sudah berada di belakangnya. "Nara, bukannya kamu masih sakit?" Ros mengusap pundak Nara lembut, "Emangnya kamu mau masuk sekolah?"

"Nggak apa-apa, Ma. Nara udah sembuh kok."

"Tapi kamu keliatannya masih kurang sehat sayang."

"Nggak apa-apa serius deh." Cengiran khas Nara akhirnya diperlihatkan di pagi hari ini.

"Kamu ini. Sana kamu mandi, biar Mama yang lanjutin masak." Spatula yang sedang digenggam Nara segera direbut dan Ros mendorong pelan Nara agar menuju kamarnya.

"Ih Maaa! Ya udah deh." Nara segera menuju ke kamarnya dan segera bersiap-siap untuk mandi.

"Ya ampun, ini mah udah sempurna rasanya." Ros yang mencicipi nasi goreng buatan Nara segera mengambil kotak makan dan mempersiapkan bekal Nara yang sudah jadi sebelumnya.

Selesai mandi Nara segera memakai seragamnya dan menyemprotkan parfum miliknya lalu ia mengecek kembali buku yang sudah dipersiapkan semalam. Tidak lupa ia membawa novel yang sudah dipersiapkan karena hari ini ada literasi di sekolahnya.

Ia segera menuju ruang makan dan membawa tasnya. Sebenarnya Nara masih sedikit pusing, tapi ia tetap harus masuk sekolah karena kalau tidak, ia akan tertinggal banyak materi yang akan diberikan guru.

Nara duduk dan segera mengambil roti berisi selai coklat kesukaannya. "Nar, kamu yakin mau berangkat?" Dodi—Papa Nara yang sedang melahap rotinya langsung membuyarkan lamunan Nara.

"Nara?"

"Eh-iya, Pa." Nara langsung mengunyah rotinya cepat yang sebelumnya ia tidak nafsu mengunyah makanannya.

"Ya kalau gitu kamu jaga diri ya, kalau ada apa-apa telfon Papa aja." Dodi meneguk gelas berisi susu miliknya.

"Iya."

"Papa anter sekarang, sekalian Papa mau ketemu teman Papa di dekat sekolah kamu juga."

Nara hanya menggangguk sambil meneguk susu miliknya.

"Ini ya, Nar. Bekalnya." Ros langsung memasukkan kotak makan berisi nasi goreng ke dalam tas milik Nara.

"Iya, Ma."

"Ma, aku pamit ya." Dodi mengelus rambut Ros lembut. Disusul Nara yang langsung mencium punggung tangan Ros."

"Iya hati-hati ya."

Nara [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang