5

147 51 13
                                    

Happy reading!


Tin! Tin!

Bunyi suara klakson mobil itu membuat Nara merasa risih, ia sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya. Dari 10 soal Matematika, ia hanya bisa menjawab 2 soal. Sisanya mungkin tinggal petik jari.

Tinnn!

"Berisik banget, siapa sih." Gerutu Nara yang segera berjalan menuju jendela kamarnya. Ia melihat ke bawah, tidak ada mobil.

Nara segera kembali ke meja belajarnya dan melanjutkan mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Tin! Tin! Tin!

"Sumpah ngeselin banget asli."

Ternyata setelah ia melihat ke bawah itu adalah mobil Gavin. Nara langsung terkejut. Sore-sore seperti ini sedang apa Gavin di depan rumah Nara.

Ia melihat Gavin keluar dari mobilnya dan melihat ke atas. Nara tersentak malu dan segera mengumpat di balik hordeng miliknya itu.

"Nggak usah ngumpet! Udah ketauan!" Gavin memeletkan lidahnya sambil berkecak pinggang.

Nara yang sejak tadi mengintip hanya cemberut kesal dicampur malu. "Ngapain lo di sini?!"

"Turun aja sini! Gece jamuran nih gue!"

"Jadi dari tadi itu lo?!"

"Iya barusan gue balik muter!"

"Masuk aja sih bilang Pak Jojo bukain pager!"

"Nggak dibolehin. Gadeng. Udah buruan turun!"

"Oke bentar." Nara segera berlari kecil ke lantai bawah menemui Gavin.

Dak!

"Aw!" ringis Nara sambil memegangi dahinya yang terbentur tembok saat ingin berjalan membuka pintu di ruang tamu. "Ishh sejak kapan lo pindah sih." Gerutunya sambil menepuk keras tembok itu.

Sesampainya di depan pagar menemui Gavin Nara mendengus kesal sambil menarik napas dalam-dalam dan membuangnya.

"HAHAHA!" Tawa Gavin pecah saat melihat dahi Nara yang sedikit membengkak.

"Kenapa sih?"

"Pak Jojo ngopi. Hahaha!" Gavin tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya.

"Ih serius!"

"Itu. Hahaha!"

"Apa?"

"Lo ngaca deh mending di spion gue."

Nara cepat-cepat berkaca di kaca spion mobil Gavin. Dan ia segera menutupi dahinya dengan tangannya sambil menahan malu.

"Benjol ya?" ledeknya.

"Gak ini abis dicium setan!"

"Paling dicium tembok."

"Kok lo tau."

"Kan aku temboknya."

"Ih geli." Nara memukul lengan Gavin sambil mendorongnya pelan.

Selalu aja kalo ketemu dibuat malu terus.

Nara [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang