Bab 7 : Aster

334 21 1
                                    

"Cukup tau dan cukup diam, sebab jika yang ingin kau sampaikan itu hanya menimbulkan luka lebih baik urungkan saja."

****


Pada sebuah kursi taman sekolah yang tersedia Toby dan Aster duduk berdua. Menikmati suasana yang ada dengan cara memanfaatkan jam kosong pelajaran kedua kali ini.

Keduanya tengah asik bercengkrama satu sama lain, Aster pun tak henti-hentinya tertawa saat mendapat candaan dari Toby. Kedekatan di antara mereka membuat beberapa orang yang sudah mengenal sosok Toby jadi agak mengerutkan kening, sebab tak biasanya ia bisa bersama dengan perempuan lain selain Lily. Berada di luar kelas saat jam kosong yang mana seharusnya digunakan untuk belajar sendiri.

Dari kejauhan, sosok Dita dan Elly tanpa sengaja melihat Toby dan Aster yang sedang berduaan seperti sepasang kekasih. Kelopak mata Dita sempat terbelalak cukup lebar sebelum akhirnya ia memberitahukan apa yang ia lihat pada orang di sampingnya.

"Elly! Lo liat deh di sana, bukannya itu Toby ya?" seru Dita sambil memukul pelan pundak Elly. Elly pun mengikuti arah yang ditunjuk oleh Dita hingga terpusat pada seorang laki-laki yang amat mereka kenal.

"Iya, ya... itu Toby, dia lagi berduaan sama Aster? Gila!" Elly nampak tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Sekarang gue paham kenapa dia jarang bareng sama Lily lagi. Nggak nyangka juga kalau penyebabnya karena hubungan mereka yang main di belakang Lily kayak gini," ujar Dita dengan rasa kasihan yang menyesakkan dadanya.

"Sumpah gue sama kagetnya kayak lo, tapi mereka emang udah pacaran atau masih pdkt? Nggak kebayang gimana hancurnya perasaan Lily kalau sampai tau si Toby punya hubungan sama Aster sekalipun hubungan antara Toby dan Lily sebatas teman," kata Elly.

Mereka berdua pun masih mencoba untuk sembunyi-sembunyi agar tak ketahuan sedang mengintip kedkua orang yang sedang berduaan tersebut. Mereka pun sampai lupa untuk kembali ke kelas setelah kembali dari toilet.

"Intinya kita rahasiain dulu semua ini dari si Lily, kasian dianya kalau harus tambah sedih gara-gara tau hal ini." Usul Dita, mencoba untuk merahasiakan semua yang mereka saksikan ini dari Lily. Elly pun hanya mengangguk setuju.

Setelahnya, dengan segera kedua remaja perempuan itu kembali menuju kelasnya, meninggalkan tempat di mana Toby dan Aster kini tengah duduk bersama.

,*****

"Ly, lo mau pulang bareng kita nggak? Gak apa-apa kok mutar balik dari jalur pulang gue, yang penting lo sampai rumah dengan selamat bareng kita bertiga." Elly menawarkan tumpangan pada Lily yang terlihat masih menunggu bubarnya kelas Toby.

Lily tersenyum, menolak ajakan temannya itu secara halus. "Nggak usah, gue pulang bareng Toby. Kalian kalau mau pulang deluan, pulang aja."

"Lo serius Ly? Jarang-jarang loh kita pulang bareng. Mau ya?" Dita berucap dengan nada memohon.

"Nggak usah, Dit. Pulang aja deluan." Tolak Lily sekali lagi, membuat ketiga orang tersebut tak bisa memaksa lagi.

"Yaudah kalau gitu, kita deluan, Ly," ucap Dita sambil melambaikan tangannya diikuti oleh Vara dan Elly.

"Deluan Lily, baik-baik lo di sini," kata Vara sambil berlalu mengikuti arah langkah Dita dan Elly yang menuju tempat di mana mereka memarkiran mobil.

Lily turut ikut melambaikan tangan sambil tersenyum dan menyaksikan punggung ketiga temannya itu yang mulai menghilang dari balik koridor. Sementara ia kini menanti pulangnya Toby di dekat persimpangan koridor yang menuju ke arah kelasnya.

Tak lama orang yang ditunggu akhirnya datang bersama dengan kerumunan siswa-siswi kelas XII-4 lainnya. Dilihatnya kehadiran Toby yang menuju ke arahnya dengan langkah santai sambil menenteng tas gendongnya di pundak. Akan tetapi ada hal yang membuat ia kembali merasa risih, dilihatnya Aster berjalan beriringan dengan Toby.

Raut wajah laki-laki itu kini berubah jadi sedikit tegang, begitu pula dengan Aster yang terlihat tak nyaman akan atmosfer yang mereka rasakan kali ini. Dengan segera Toby menghampiri Lily sambil memaksakan senyumannya.

[Putar lagu di mulmed sambil baca bagian selanjutnya biar greget wkwk]

"Udah lama nunggunya?" tanya Toby setelah berada di dekatnya.

Lily pun hanya mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Toby barusan, sementara matanya masih melirik ke arah Aster yang kini melewati mereka dengan begitu saja tanpa berani menoleh.

"Ayo pulang, Ly," ujar Toby sambil menggandeng lengan gadis di hadapannya itu untuk mengajaknya menuju parkiran.

Di parkiran, tepat di dekat tempat Toby meletakkan motornya. Sosok Aster terlihat seperti tengah menunggu kedatangan lelaki berperawakan tinggi tersebut. Raut wajahnya masih sedatar tadi, namun gelagatnya seperti orang yang sedang menahan kesal.

"Aster? Lo belum p-pulang?" tanya Toby dengan nada gemetar.

Gadis itu pun menatap ke arah Toby dan orang di sampingnya dengan tatapan jengah dan tak suka. "Aku nungguin kamu dari tadi," katanya, berucap agak ketus.

"Tapi kan Toby pulang bareng gue, kenapa lo yang nunggu?" Sekarang Lily berbicara.

Aster hanya diam, sementara Toby seolah kehabisan kata-kata untuk bisa menetralkan suasana kali ini.

"Gini, As. Bukannya apa ... cuman, gue pulang pergi selalu bareng Lily. Maaf ...," ujar lelaki tersebut.

"Tapi kan kamu janji mau ngantar aku pulang?" seru Aster sambil memasang ekspresi kecewa.

Toby yang mulai bimbang pun jadi bingung antara harus bersama Lily atau Aster. Kedua gadis bernama bunga tersebut membuatnya pusing seketika, entah cara apa lagi yang harus ia lakukan.

Lily pun tak banyak bicara kali ini, ketimbang mengulur waktu ia pun memilih untuk mengalah. "Kalo kamu mau pulang bareng dia nggak apa-apa kok, By. Biar aku naik angkutan umum aja," ucap Lily sambil mencoba untuk pergi dari posisinya berdiri sekarang ini.

Dengan sigap lelaki itu menangkap lengan Lily. "Loh, nggak bisa gitu dong. Lagian kan kita berangkat bareng tadi pagi." Toby mencoba untuk mencegah gadis tersebut.

"Nggak apa-apa, lagian aku udah biasa kok berangkat dan pulang sekolah sendirian tanpa ditemanin kamu. Kalian bareng aja," ujar Lily, seolah menyinggung hal ini.

Tanpa pikir panjang, gadis berkuncir kuda itu pun langsung melepas genggaman tangan Toby dari lengannya lalu pergi meninggalkan mereka berdua tanpa menoleh ke belakang sekalipun. Toby yang kini terpaku, tak bisa berbuat apa-apa lagi selain membiarkan Lily pulang dengan sendirinya.

Sekarang Toby merasa tak enak hati ketika membiarkan Lily pergi begitu saja sementara ia pulang bersama Aster. Ia bimbang sebab ada perasaan yang mengganjal dan memenuhi pikirannya.

,*****

Akhirnya akhirnya akhirnya akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaa......

mata bisa lanjutin cerita ini setelah sekian lama hiatus karena harus namatin dua cerita di sebelah. Buat yg kangen cerita ini, cuss merapat lagi dan ikutin cerita ini sampai akhir. Oke^^

Dear My Heart, Why Him? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang