"Dengan segala mimpi juga janji-janji kau buatku terluka, aku terlarut dalam angan juga harapan yang tak nyata, ada kalanya ... semua kuakhiri dengan caraku sendiri walau berlinang air mata."
****
Dengan langkah tergesa-gesa Toby dan Lily berlarian menyusuri koridor rumah sakit yang tampak sepi. Mereka mencoba untuk mencari ruangan tempat di mana Aster saat ini dirawat.
Dari jendela kaca yang mengarah langsung ke posisi ranjang Aster memperlihatkan sosok gadis yang mereka cari. Tubuh Aster memutih selayaknya mayat, ia sudah tersadar, namun dari sorot matanya yang menatap kosong suatu titik seolah menunjukan kesakitan yang ia rasakan.
Seorang dokter keluar dari ruangan Aster, dengan segera Toby menghapiri orang tersebut untuk menanyakan keadaan Aster---kekasihnya.
"Dokter, gimana keadaan pacar saya, dok? Apa yang terjadi?"
"Ah... kamu tenangkan diri dulu," ucap dokter tersebut sembari menenangkan Toby yang terlihat khawatir dibantu oleh Lily. "Keadaanya saat ini baik-baik saja, pendarahan yang dia alami sudah berhasil kami tangani. Sekarang dia baru sadar, dan kami sedang mencoba untuk menghubungi pihak keluarganya," kata Dokter tersebut, membuat perasaan lelaki tersebut jadi sedikit lebih lega.
"Apa boleh saya lihat ke dalam?"
"Tentu, tapi tolong untuk jangan membuat pasien jadi terganggu." Setelahnya dokter tersebut pun pergi berlalu bersamaan dengan masuknya Toby ke dalam ruangan Aster.
"Aster," panggil Toby saat menatap sosok Aster.
Aster yang semula mematung langsung menolehkan pandangannya hingga manik mata keduanya saling bertemu. Ada perasaan sesak dan haru yang mereka rasakan, hingga membuat gadis tersebut jadi menanggis saat menatap Toby.
"Toby!" seru Aster, lalu keduanya berpelukan dalam suasana yang mengharu biru tersebut.
Lily hanya bisa terdiam menyaksikan kedua orang itu saling berbagi cinta dan kasih yang semula sempat membeku untuk beberapa waktu.
"Maafin aku yang bodoh ini, As. Maaf, aku nggak ada di sisi kamu ketika kamu lagi dalam keadaan seperti ini." Toby mencurahkan penyesalannya, ia menanggis, begitu juga Aster.
Aster menggelengkan kepala dalam dekapan lelaki itu. "Semua salah aku yang pembohong ini, By. Seandainya aku jujur dari awal, semua nggak akan seperti ini. Maafin aku, By ... seharusnya aku kasih tau kamu kalau apa yang kurasakan saat ini merupakan bentuk penyesalan yang aku rasakan atas apa kekecewaan aku terhadap Angga. Aku pergi, meninggalkan dia dengan membawa hati yang hancur ke kamu."
"Melihat cara kamu memperlakukan Lily selayaknya orang yang kamu cintai. Melihat kamu melindungi orang yang amat kamu sayangi membuat aku jadi ingin berada di posisi Lily. Tapi setelah kita bersama, segala kebahagiaan dan cinta yang kamu limpahkan ke aku buat aku nyaman. Aku nggak bisa harus tinggal diam jika kamu nggak ada di sisiku Toby!"
"Aku tahu aku jahat, aku tahu aku kejam. Tapi maaf, Ly. Aku mengiginkan posisi ini. Tolong jangan pergi lagi, By."
Toby hanya terdiam sambil mendengarkan. Sementara Lily merasa kecewa ketika mendengar semua penuturan tersebut, terjawab sudah semua pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi isi kepalanya saat ini. Ia sakit hati bukan main.
Dengan segera Lily berlari meninggalkan ruangan tersebut.
Toby hendak mengejar, namun gadis dalam pelukannya tak ingin dipisahkan. Ia bingung, antara harus mengejarnya atau bertahan di sini.
Di lobi rumah sakit Lily bertemu dengan ketiga sahabatnya. Mereka sangat terkejut saat melihat Lily menanggis tersedu-sedu.
"Astaga lo kenapa, Ly? Ya Tuhan lo bikin kita tambah khawatir. Keadaan si Aster gimana?" tanya Dita sambil mencoba untuk menatap wajah gadis tersebut, sementara yang lain memberinya pelukan.
"Tolong bantu gue! Gue harus pergi dari sini," ucap Lily dengan suara berat.
Yang lain pun mencoba untuk mengerti akan apa yang Lily inginkan. Mereka pun langsung membawa gadis tersebut ke tempat yang ia inginkan
Dan tanpa mereka sadari ... bahwa keinginan Liky untuk pergi saat ini akan jadi perpisahan yang panjang.
,*****
Tbc....

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Heart, Why Him? [END]
Novela Juvenil[Chapter Completed] {Melodrama x Teenlit} Tidak ada yang pernah tahu cinta itu dapat berlabuh pada siapa. Nyatanya, itu yang dirasakan oleh Lily. Ia jatuh cinta pada seseorang yang menurutnya tidak tepat, yang tak pasti untuk dimiliki. Ia jatuh hati...