Bagian 6 - Si Pemanah

58 13 24
                                    

Lewat diam, kita bisa menumbuhkan sebuah kata. Lewat kata, kita bisa menghancurkan sesuatu yang diam

***

Lima menit sebelum bel pulang berbunyi, lelaki dengan beriris mata coklat itu sudah duduk manis di depan kelas 12 IPA 2. Beberapa kali cowok itu menyapa siswa yang lewat dengan senyum sumringahnya membuat beberapa dari mereka mengernyit bingung.

Arjuna sengaja datang lebih awal, takut-takut jika Rin pulang lebih dahulu. Masalah kelasnya itu belakangan, ia sudah biasa kabur di jam pelajaran dan mendapatkan hukuman pada esok harinya.

Tepat saat kelas mulai dibubarkan. Arjuna berdiri tegap menyambut kedatangan Rin meskipun ia tahu gadis itu tidak akan menyambut baik perlakuannya.

"Selamat sore, Kanjeng Ratu." Sapanya dengan senyum yang merkah.

Rin melirik sekilas kemudian berjalan mendahului Arjuna. Gadis itu benar-benar pusing ingin memberlakukan Arjuna seperti apa karena cowok itu akan tetap membuntutinya.

"Kalo orang Palembang biasanya dipanggil apa sih Rin?" Cerocos Arjuna seraya mensejajari langkah kaki Rin.

Gadis itu masih diam. Menatap lurus jalan di depannya. Sesekali ia mendengar celotehan siswi penggemar Arjuna yang berusaha mencecarnya.

"Anak baru sok jual mahal!"

"Oh ini yang tadi pagi pergi bareng Juna?"

"Tampangnya biasa aja!"

Bukannya tidak panas, sebenarnya otak Rin sudah akan meledak sedari tadi. Tetapi ia masih waras untuk tidak meladeni orang-orang kurang kerjaan seperti mereka.

Rin melirik ke arah Arjuna yang ternyata sama cueknya dengan dirinya. Cowok itu bahkan tidak menoleh sedikitpun kepada cewek-cewek centil yang sedang menggosip itu. Sesekali Arjuna memutar kunci motornya dan bersenandung kecil seperti orang paling bahagia sedunia.

Arjuna memberikan helm kepada Rin ketika mereka sudah sampai di depan motor hitam miliknya itu. "Rin, dia namanya Lisa."

Gadis itu menoleh ke sekelilingnya mencari siapa yang Arjuna maksud. Boro-boro menemukannya, Rin malah dibuat kebingungan sangking banyaknya siswa yang berlalu lalang.

Arjuna tertawa melihat kondisi muka Rin yang sedang kebingungan, sedangkan Rin hanya menatapnya tanpa minat.

"Maksud gue motor ini namanya Lisa. Lisa blackpink." Arjuna kembali tertawa kala dia membayangkan motornya sebagai wanita cantik dari girlband korea itu. Ia memang sengaja memberi nama 'Lisa' ke motornya itu agar ketika ia pergi sendiri, maka tidak akan terasa bahwa ia menjomblo.

Contohnya simpel saja, ketika ada yang bertanya dengannya 'Kesini sama siapa?'

Maka ia akan senang hati menjawab, 'Lisa blackpink'

Rin menatap datar wajah dengan sisa-sisa tawa itu. Ia bukan gadis kolot yang tidak tahu tentang girlband korea yang sedang booming itu. Lalisa, satu-satunya cewek yang memakai poni di grup itu. "Sinting!"

Arjuna terbelalak kaget, lalu sedetik kemudian ia senyum penuh arti. "Ini kali keduanya lo ngomong sama gue. Hari ini."

Gadis itu tidak menggubris perkataan Arjuna. Ia malah naik ke motor hitam pink itu tanpa disuruh si empunya.

Get OffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang