Bagian 13 - Akal Juna

33 8 9
                                        

Terkadang segala sesuatu itu harus direncanakan, meskipun jalannya tidak selalu sesuai rencana.

***

Siluet cowok bertubuh jangkung terlihat jelas di bawah sinar rembulan yang hampir bulat sempurna. Ditemani secangkir kopi panas, Arjuna duduk di balkon kamarnya dengan buku kecil yang sedari tadi ia bolak-balik sampulnya.

Notes putih yang ia temukan saat Rin buru-buru masuk kelas itu tidak jadi ia kembalikan kepada si empunya. Arjuna lupa karena terlalu asik memperhatikan interaksi antara Mamanya dan Rin.

Berkali-kali Arjuna berpikir untuk tidak membuka notes itu. Namun, rasa penasarannya lebih besar dibandingkan pikiran rasionalnya.

Akhirnya, cowok itu mulai membuka lembaran pertama dari notes putih yang sudah di tangannya itu.

Dari Aron Kharisma untuk Airin Krissa❤

"Rin udah punya pacar?" Gumam Arjuna.

Entah mengapa membaca nama orang lain di buku milik Rin cukup membuat sayatan di hatinya. Ada rasa nyeri mengetahui Rin punya pacar. Namun disisi lain, ada yang meyakinkannya bahwa Rin masih sendiri.

Tangan kekar itu mulai membuka lembaran berikutnya. Mengusir rasa perih yang ada. Iris coklatnya mulai menjelajahi setiap baris kata yang Rin tulis. Yang entah apa maknanya.

Palembang, 22 Febuari 2018

Ketukan pintu memenuhi telinga

Kepala penasaran menoleh ke sana

Langkah kaki menjajaki tangga

Mengintip siapa yang datang

Tidak ada jawabnya

Hanya ada sepaket rasa yang tidak diketahui siapa pengirimnya

—Rak

"Dia bener-bener udah punya pacar?" Arjuna kembali bergumam. Rasa nyeri benar-benar sudah mendominasi.

Tangan kekarnya kemudian membalik lembaran itu. Semakin lama menatapnya, akan semakin membuat hatinya perih.

Palembang, 2 Maret 2018
Teruntuk : Bang Aron❤

Jalanan sepi yang ditelusuri

Ditemani duri di setiap sisi

Melangkahkan kaki bersama hati

Menuju ruang sepi tanpa arti

Memaku diri

Mencari visi

Untuk bertahan disini

Bersama genggaman tangan

Berniatkan untuk pulang

—Rak

Arjuna mengernyit bingung, "Bang Aron? Dia manggil pacarnya abang?"

Tangan kanannya mulai mengambil tangkai cangkir kopi lalu menyesapnya. "Kok gue rada nggak percaya."

Get OffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang