Prolog

111 3 0
                                    

Oktober 2020

Malam yang sama dengan malam-malam sebelumnya. Hujan terus mengguyur kota Metropolitan ini sejak satu pekan lalu. Membasahi jalanan dan gedung-gedung pencakar langit di ibu kota.

Aku menatap kosong rintikan air yang turun dari langit dibalik jendela ruangan bernuansa putih ini. Tatapanku beralih pada seorang gadis yang tengah terlelap di atas kasur berukuran 2x1 meter yang ada di tengah ruangan. Aku menghampirinya. Menatap wajah cantiknya yang semakin hari semakin menirus. Ku usap lembut pipinya. Air mataku mencolos. Aku tak sanggup menahannya.

Rasa sesal terus bergerumut dalam diriku. Aku menyesal karena kebodohanku ini.

Aku benci ketika mengetahui tidak ada yang bisa ku lakukan.

Aku takut semua ini akan berakhir.

Akhir yang benar-benar tidak ada kelanjutannya.

♥♥♥

Halo~

Minat baca cerita ku, tidak?


Kalau berminat, silahkan ikuti perjalanan ceritaku ini yaa...

Kalau yang tidak minat, tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa. *karena dipaksa itu sakit

Mohon dukungannya:)

Singing in The Rain [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang