Alya menatap lelaki yang berdiri tidak jauh darinya dengan rasa takut yang semakin menjalar ke tubuhnya. Lelaki yang tidak Alya ketahui identitasnya itu ingin mengenalnya? Atas dasar apa? Apa maksud lelaki itu ingin mengenalnya? Lalu, ketika mereka sudah mengenal, apa lelaki itu akan berbuat macam-macam padanya? Alya tidak ingin itu terjadi. Ia berniat untuk kembali berlari dan menghindarinya. Namun, gerakannya kalah cepat. Lelaki itu lagi-lagi mencekal tangannya.
"Saya bukan orang jahat. Saya hanya ingin mengenal kamu."
Alya mencoba menatap lelaki itu. Lekat. Sangat lekat. Ia berusaha mencari kebohongan di wajahnya. Dan tidak ada. Alya tidak menemukan kebohongan di wajah lelaki yang ingin mengenalnya itu. Tatapan matanya sangat teduh. Bibir tepisnya membentuk senyuman kecil yang entah mengapa membuat Alya merasa tenang.
"Saya hanya waspada terhadap orang yang tidak dikenal." ucap Alya
"Saya nggak punya maksud jahat. Seperti yang saya bilang, saya hanya ingin mengenal kamu. Dan suara kamu."
"Suara saya?"
Lelaki yang beberapa saat lalu memberi tahu bahwa ia bernama Rasya itu mengangguk, "Suara kamu merdu. Sampai buat saya tergoda untuk mendengarnya lagi."
Alya mengerutkan dahinya bingung.
Lelaki itu memuji atau menggodanya?"So, can we be a friend?"
Lagi-lagi Alya menatapnya. Bukan hanya ketakutan dan kebingungan yang ia rasakan, tapi keraguan pun turut mengisi perasaannya. Tapi, lelaki itu berkata bahwa ia bukan orang jahat seperti apa yang Alya pikirkan. Dan Alya juga tidak menemukan kebohongan di wajah lelaki itu ketika dirinya berkata bahwa ia bukan orang jahat. Jadi, apa tidak masalah jika ia menerima tawaran pertemanannya?
"Oke."
Rasya tersenyum senang mendengar jawaban dari Alya. Ternyata tawarannya diterima cukup baik oleh wanita berjaket denim itu.
"Sekali lagi." ucap Rasya
"Eh?" Alya bingung ketika Rasya mengulurkan tangan kanannya.
"Saya Rasya. Salam kenal."
Alya menatap Rasya dengan senyuman sembari menerima uluran tangannya, "Alya. Salam kenal juga."
"Hujannya belum reda. Mau ngobrol-ngobrol dulu?" tawar Rasya
Alya bergumam menatap air hujan dihadapannya.
Tiiinn.....
Suara klakson mobil yang baru saja berhenti di hadapan mereka tiba-tiba terdengar dan membuat kedua orang yang baru saja memutuskan berteman itu menoleh. Kaca mobil itu terbuka menampakkan lelaki yang sangat Alya kenal.
"Al, ayo masuk!" perintah lelaki itu.
Alya mengangguk pada lelaki di dalam mobil yang tak asing lagi baginya dan beralih pada Rasya yang sedang menatap lelaki itu juga.
"Mungkin lain kali. Saya harus pulang. Permisi." pamit Alya sebelum melangkahkan kakinya.
"Tunggu." Rasya menahannya sambil mengeluarkan ponsel disaku celananya.
"Boleh saya minta nomor telepon kamu?"
"Eh?"
Sedikit terkejut, tapi Alya ulurkan tangan untuk mengambil ponsel yang diarahkan Rasya padanya dan mulai menekankan jarinya di atas layar ponsel yang ia pegang. Setelah itu, ia segera memasuki mobil sedan di hadapannya karena sang pengemudi sudah menunggu.
Rasya menatap mobil yang baru saja melaju dibawah hujan yang tak kunjung reda ini. Lalu tatapannya beralih ke ponsel yang ia pegang.
'Got it.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Singing in The Rain [REVISI]
FanficMerdu.... Suara merdu itu membuat Rasya sangat menantikan hujan. Indahnya lantunan lagu yang dinyanyikan oleh Alya, senada dengan suara air hujan yang mengenai permukaan. Ketika menantikan apa yang Rasya nantikan, timbul kekhawatiran yang teramat s...