TUJUH

39 2 0
                                    

"Apa kegiatan saya selanjutnya?" tanya Rasya pada sekretarisnya. Ia baru saja selesai menghadiri acara seminar di salah satu perusahaan yang melakukan hubungan kerja sama dengan perusahaannya.

Sekretarisnya, Ibu Tari, melihat jadwal Rasya di Ipad yang ia pegang, "Makan siang bersama Bapak Andito, Pak."

"Oke. Dimana tempatnya?"

"Klasiko Resto."

Langkah Rasya terhenti, membuat Ibu Tari bingung. Klasiko Resto? Bukankah itu tempat Alya bekerja? Jadi, ia akan kesana sekarang? Senyum di bibirnya mengembang. Membuat Ibu Tari yang sedari tadi memperhatikannya tambah kebingungan. Dengan antusias, Rasya menambah kecepatan langkahnya untuk sampai di mobil dan tentu saja itu membuat Ibu Tari kewalahan menyesuaikan langkah dengan atasannya itu.

Sampailah mereka di Klasiko Resto. Dimana Bapak Andito sudah duduk manis di tempatnya bersama dengan sekretarisnya.

"Selamat siang, Pak. Senang bertemu kembali dengan Bapak." sapa Rasya sembari bersalaman tanda silaturahmi kepada dua pria  yang ada di hadapannya itu.

"Siang, Pak. Senang bertemu kembali dengan Bapak juga. Silahkan, Pak." ucap Bapak Andito mempersilahkan Rasya dan juga Ibu Tari duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

Setelah memilih pesanan, mereka kembali berbincang-bincang santai. Tidak hanya masalah kantor saja yang mereka bahas, bahkan masalah sehari-hari pun dibahas oleh kedua pihak itu. Kadang ada tawa ditengah-tengah perbincangan itu.

"Permisi."

Suara itu membuat Rasya menoleh. Di sampingnya terlihat pelayan yang sangat ia kenal sedang memindahkan makanan dari tray ke meja yang Rasya tempati. Siapa lagi jika bukan Alya?

Bertemu pandang, membuat Alya terkejut. Rasya memberikan senyuman padanya, sedangkan yang diberi senyuman masih dengan wajah terkejutnya berusaha untuk tersenyum balik pada Rasya. Setelah selesai dengan tugasnya, Alya kembali bekerja.

Dua jam berlalu, dan acara makan siang dengan Bapak Andito pun selesai.

"Selanjutnya, Bapak harus segera ke kantor karena ada berkas yang harus Bapak tanda tangani." ucap Ibu Tari menyebutkan kegiatan Rasya selanjutnya.

"Oke. Saya ke toilet dulu sebentar. Tunggu saya di mobil."

Rasya kembali masuk ke Klasiko Resto. Alih-alih berkata ingin ke toilet, Rasya malah menghampiri Alya yang kebetulan sedang berjalan menuju pantry.

"Alya!"

Alya menoleh dan mendapatkan Rasya di belakangnya.

"Rasya? Ya ampun, tadi saya kaget banget kamu ada disini. Yang tadi itu, rekan kerja kamu atau..."

"Iya, itu rekan kerja saya."

Alya mengangguk, "Kenapa kamu manggil saya?"

Rasya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, "Hhm, pulang kerja nanti, ada yang jemput kamu?"

Entah kenapa, pertanyaan itu refleks keluar dari mulut Rasya.

Alya berpikir sejenak, "Belum tau, deh. Kalau Bang Aldi bisa, mungkin dia jemput saya. Emangnya kenapa? Kok kamu nanya saya ada yang jemput atau nggak?"

"Ah, nggak. Nggak apa-apa. Yaudah kalau gitu saya pamit dulu."

"Iya, saya juga harus lanjut kerja. Hati-hati."

Alya menatap heran punggung Rasya yang semakin lama semakin tak terlihat. Tak mau ambil pusing, ia kembali melanjutkan pekerjaannya.

♥♥♥

Singing in The Rain [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang