LIMA

26 3 0
                                    

Jalanan kota yang basah akibat hujan beberapa saat lalu, Rasya lewati untuk sampai di Klasiko Resto tempat Alya bekerja. Rasya masih sedikit khawatir mengenai kondisi Alya kemarin. Oleh karena itu, ia berniat menemuinya. Sesampainya di sana Rasya langsung menempati kursi dan mengedarkan pandangan mencari Alya. Tapi, dari sekian banyak pegawai yang bekerja, Rasya tidak bisa menemukan gadis yang sedang dicarinya itu. Ia pun memutuskan untuk bertanya pada resepsionis.

"Permisi, Mbak." sapa Rasya

"Iya? Ada yang bisa dibantu, Mas?" resepsionis yang tak lain adalah Mbak Rita merasa tak asing dengan pria di depannya itu. Dan ia pun tersadar kalau pria itu sudah beberapa kali ia lihat mengunjungi Klasiko. Termasuk saat ia memesan ruang VIP, menunggu Alya dan menolong Alya ketika tak sadarkan diri kemarin.

Rasya sedikit kebingung untuk bertanya mengenai Alya, "Saya teman salah satu pegawai di sini. Namanya Alya. Apa dia nggak masuk hari ini?"

"Oh, Alya. Dia masih belum bisa masuk, Mas. Karena kemarin dia sempat pingsan, dan mungkin kondisinya masih belum stabil. Jadi, dia tidak bisa bekerja hari ini." jelas Mbak Rita

Rasya mengangguk, "Oh, gitu. Yaudah kalau gitu makasih, ya, Mbak."

Rasya pun keluar dari Klasiko dan berpikir sejenak. Sudah berkali-kali ia menghubungi Alya, namun tidak bisa.

'I want to see her.'

Mengikuti keinginannya, Rasya memasuki mobil dan segera memacu pedal gas menuju kediaman Alya walaupun ia merasa gugup jika harus bertemu dengan orang tua gadis itu.

Hujan yang sempat reda tadi kembali turun ketika Rasya baru saja sampai dirumah berpagar hitam ini. Tanpa mempedulikannya, ia turun dari mobil dan beruntung pagarnya sedikit terbuka sehingga ia bisa berlari memasuki pekarangan rumah yang menjadi tujuannya. Setelah berhasil menginjakkan kaki di lantai rumah itu, Rasya mengetuk pintu. Tak lama, keluarlah wanita paruh baya memakai celemek yang Rasya yakini beliau tengah memasak.

"Permisi, tante." sapa Rasya

"Iya. Cari siapa, ya?" tanya wanita itu kebingungan

"Saya Rasya, teman Alya. Apa Alyanya ada?"

"Oh, teman Alya. Mari masuk dulu, nak." ajak wanita itu dan segera masuk bersama Rasya

"Silahkan duduk."

"Terimakasih, tante."

Bunda memperhatikan penampilan lelaki yang berkunjung ke rumahnya itu, "Teman kerja?"

"Ah, bukan, tante. Saya dan Alya baru aja ketemu beberapa hari yang lalu." jawab Rasya canggung

Bunda jadi teringat perkataan Bang Aldi kemarin tentang lelaki yang mengantar Alya. Bang Aldi juga berkata bahwa lelaki itu baru dikenal Alya. Apa jangan-jangan lelaki yang dimaksud anak sulungnya itu adalah lelaki bernama Rasya ini?

"Apa kamu yang ngantar Alya pulang kemarin?" tanya Bunda

"I-iya, tante. Kemarin Alya sempat pingsan dan saya bawa dia ke rumah sakit."

"Oh, jadi kamu orangnya." Bunda merasa tenang setelah mengetahui siapa lelaki yang baru dikenal putrinya itu.

Rasya sedikit tidak mengerti dengan apa yang wanita paruh baya di hadapannya itu ucapkan.

"Ayo, tante antar ke kamarnya Alya. Mari, nak."

Mereka pun berjalan ke kamar Alya. Ketika pintu yang mengarah langsung ke tempat tidur terbuka, terlihat Alya yang sedang terduduk sembari membaca buku. Dan ia nampak terkejut ketika melihat Rasya bersama Bundanya.

"Al, ada teman kamu." ucap Bunda di ambang pintu kamar

"O-oh, iya, Bun." Alya sedikit kikuk ketika merubah posisinya menjadi duduk dengan kaki menjuntai kebawah kasur.

Singing in The Rain [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang