EMPAT

37 3 0
                                    

Warna jingga di sore hari ini kembali tidak terlihat. Hanya gumpalan awan hitam disertai air hujan yang terlihat di sore menjelang malam ini. Alya merutuki dirinya yang lagi-lagi tidak membawa payung. Belum lagi ponselnya kehabisan baterai hingga membuatnya kesulitan untuk menghubungi orang-orang di rumah. Dan dengan terpaksa ia kembali menunggu hujan reda di depan tempat kerjanya.

Hari ini pengunjung di restoran tempatnya bekerja berkali-kali lipat lebih banyak dari biasanya. Bahkan Alya sempat tidak kuat untuk sekedar mengangkat tray. Danu, rekan kerja Alya menyarankannya untuk pulang saja saat itu. Tapi, Alya menolak. Ia ingin bertanggung jawab pada tugasnya. Dan akhirnya, Alya pun memaksakan diri untuk melanjutkan pekerjaannya.

Tubuh Alya terasa lemas. Kepalanya pun terasa pening. Ia menatap air hujan yang turun cukup deras ini. Perlahan padangannya kabur dan menjadi gelap.

♥♥♥

Ruangan yang di dominasi warna putih dengan aroma obat-obatan yang tercium di hidungnya menyambut kesadaraan Alya yang terbaring di kasur berukuran 2×1 meter ini. Ia mengedarkan pandangan pada ruangan itu dengan berbagai macam pikiran di kepalanya. Dimana ini? Ada apa? Kenapa aku bisa ada di sini? Itu yang dipikirkannya. Ia menyandarkan tubuhnya di kepala kasur sembari memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pening. Pintu ruangan bercat putih itu terbuka dan sosok pria berpakaian formal terlihat oleh Alya.

"Mas Rasya?"

"Kamu udah sadar? Apa ada yang sakit?" tanya lelaki itu dengan kepanikan di wajahnya.

Alya bingung dengan keadaannya sekarang. Kenapa Rasya ada di sini?

"Kenapa saya bisa ada disini?" tanya Alya yang mungkin Rasya mengetahui kronologi kenapa dirinya bisa sampai disini.

"Kamu pingsan di depan Klasiko." jawab Rasya

1 jam yang lalu....

Rasya mengendarai sedan hitamnya menuju restoran yang akhir-akhir ini ingin ia kunjungi. Lebih tepatnya salah satu pegawai di restoran itu yang ingin ia temui. Berkali-kali Rasya menghubungi orang yang ingin ia temui itu namun tidak bisa. Kali ini bukan pemberitahuan bahwa nomor yang ia tuju tidak terdaftar seperti sebelumnya. Tapi pemberitahuan bahwa nomor yang ia tuju sedang tidak dapat dihubungi. Itu berarti ponsel orang yang ia tuju itu sedang tidak aktif. Karena ia merasa orang itu masih ada ditempat kerjanya karena saat ini sedang hujan, ia pun memutuskan untuk menemuinya langsung.

Di dalam mobil yang sudah terparkir, Rasya melihatnya. Gadis dengan rambut sebahu yang sedang menengadah menatap rintikan air hujan. Tanpa berlama-lama, Rasya pun keluar dari mobil dengan berlari kecil. Belum sempat Rasya memanggil namanya, gadis itu ambruk tak sadarkan diri.

"Alya! "

Rasya sangat panik saat itu melihat Alya yang tiba-tiba tak sadarkan diri. Resepsionis restoran itu keluar dengan panik melihat Alya yang tak sadarkan diri.

"Ya ampun, Alya kenapa?" paniknya

"Saya nggak tau Mbak. Dia tiba-tiba pingsan." ucap Rasya yang sedang memangku kepala Alya.

"Kok bisa, sih? Aduh gimana ini?"

"Saya bawa dia ke rumah sakit aja. Tunggu, saya ambil mobil dulu." ucap Rasya dan berlari menuju mobilnya untuk didekatkan dengan keberadaan Alya agar mudah saat membawanya.

Rasya mengangkat tubuh Alya dengan gaya brigdal dan menidurkan Alya di kursi penumpang belakang. Setelah itu ia melesatkan mobilnya ke rumah sakit.

"Oh, gitu." ucap Alya setelah mengetahui penyebab dia ada di rumah sakit ini.

"Kamu kecapek-an?" tanya Rasya

Singing in The Rain [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang