10: You Can't Be A Fool

31.8K 4.1K 423
                                    

SURPRISE!
double update karena Metanoia udah 1k votes 🤩

Jennie sungguh tidak habis pikir saat Jongin benar-benar membawanya ke rumah sakit dan meminta dirinya untuk segera diperiksa, walaupun Jennie sudah bersikeras kalau dirinya baik-baik saja.

Setelah melakukan pemeriksaan, memang ternyata alerginya saja yang sedang kumat. Dokter hanya meminta Jennie untuk meminum obat anti alergi seperti biasa dan istirahat dengan cukup.

"Kau lihat? Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu berlebihan seperti ini."

Otot-otot di wajah Jongin kini kembali terlihat mengeras. Sepertinya sebentar lagi mereka akan kembali bertengkar seperti biasa.

"Jadi begini caramu memperlakukan orang yang mencemaskanmu? Baik lah, lain kali aku akan bertindak masa bodoh saja lah."

Jennie memutar kedua bola matanya dengan jengkel.

"Lakukan saja seperti itu! Lagi pula aneh sekali kan kalau kau begitu perhatian padaku seperti ini."

Sebelah alis Jongin terangkat, "Kenapa? Kau takut nantinya akan jatuh cinta padaku?"

Sebuah pukulan kencang mendarat dengan mulus di lengan Jongin.

"YAH! WANITA GILA! apa kau sengaja ingin membuatku cidera?"

"Hey! Asal kau tahu ya aku mana mungkin jatuh cinta dengan lelaki sekasar dirimu! Coba lihat bagaimana caramu berbicara!"

Baru saja Jongin ingin membalas perkataan si wanita gila tapi suara perutnya yang cukup kencang malah membuat keduanya tertawa.

"Kau lapar?" Tanya Jennie masih setengah tertawa.

"Memang kau tidak bisa dengar suara perutku tadi?!"

Hubungan mereka memang harusnya seperti ini, selalu berakhir dengan pertengkaran. Justru aneh jika mereka bersikap manis pada satu sama lain.

"Kenapa sih kau begitu menyebalkan? Kepalaku benar-benar sakit jika membayangkan harus menghadapimu setiap hari jika sudah menikah nanti."

"YA! Kau pikir aku tidak merasakan hal yang sama?!"

Jennie baru saja akan kembali meneriaki Jongin tapi dirinya menjadi terdiam saat Jongin secara tiba-tiba menarik tangannya kemudian menggandengnya.

"Jangan cerewet aku ini sedang lapar sekali."

Jennie hanya bisa terdiam sambil memandangi tangannya yang masih digandeng oleh Jongin. Dirinya tidak tahu kenapa hatinya selalu bertingkah aneh setiap kali Jongin melakukan hal-hal yang diluar harapannya. Kim Jongin tidak seharusnya memperlakukannya seperti ini, terlebih saat mereka sedang tidak di depan Lee Taeyong.

Sesungguhnya Jennie ingin sekali menepis tangan Jongin, tapi suara kecil di hatinya mengatakan untuk tidak melakukannya. Perlahan-lahan, Jennie mulai menguatkan genggaman tangannya sehingga kini mereka berpegangan tangan dengan erat.

"Kau tadi mau makan steak kan?"

Jennie menoleh kepada lelaki yang ada disampingnya itu. Dia tidak menyangka kalau Jongin masih mengingat apa yang diinginkannya tadi, padahal Jennie hanya berbicara asal saja.

"Kau masih ingat?"

"Bagaimana aku bisa lupa? Kau ini kan tukang palak professional."

Jennie mendengus kesal mendengar ejekan Jongin padanya barusan, tapi sebenarnya dia sangat menikmati situasi seperti ini. Untuk sesaat Jennie dapat melupakan perasaannya pada Taeyong karena adanya Jongin yang terus menerus menemaninya dengan caranya yang unik, dengan caranya yang selalu membuat kesal atau dengan caranya yang selalu menggodanya.

Metanoia • KAI x JENNIE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang