23: Love Me Harder

46.7K 2.8K 393
                                    

Disclaimers:
EXPLICIT CONTENTS MAY BE SEEN THROUGHOUT THIS CHAPTER.
CHAPTER INI POKOKNYA GAK BOLEH DIBACA BUAT ANAK YANG MASIH BELUM 18 TAHUN YA 😂

Jennie memilih untuk berjalan-jalan sendirian di sepanjang pantai Legian pasca insiden sore tadi. Kecewa, sedih dan tentu saja malu bercampur menjadi satu, membuat ketenangan emosinya menjadi tergerus secara perlahan.

Jennie tidak menyangka jika usahanya untuk menarik perhatian Jongin malah berujung mempermalukan dirinya sendiri.

Terima kasih karena suasana pantai Legian yang ramai malam itu sehingga membuatnya merasa sedikit agak membaik hanya karena melihat orang-orang yang berlalu lalang, ditemani dengan sebotol beer, alunan musik dan deburan ombak yang membuatnya sedikit tenang.

Jujur saja Jennie tidak mengerti apa yang membuat Jongin tidak menginginkannya padahal Jennie hampir merasa yakin jika Jongin juga meinginkan dirinya.

Seakan seluruh semesta ingin mengujinya, pemberitaan mengenai Soojung muncul dihalaman utama naver saat Jennie iseng membuka aplikasi naver di ponselnya.

EXCLUSIVE INTERVIEW WITH JUNG SOOJUNG THE MOST WANTED MODEL TO WALK ON THE RUNWAY

"Jung Soojung..." Jennie bergumam menyebut nama Soojung sementara telunjuknya kini terdiam di depan layar ponsel. Ragu, haruskah Jennie melihat ini?

Tapi ternyata, Jennie hanya lah seorang wanita biasa yang tidak bisa luput dari rasa penasarannya akan masa lalu wanita yang pernah menjadi bagian penting dari hidup suaminya itu, atau mungkin masih menjadi bagian penting dalam hidup suaminya.

"Jung Soojung, motivasi apa yang membuat anda bisa menjadi Jung Soojung yang seperti sekarang?" Jennie akhirnya memutuskan untuk menonton wawancara eksklusif Soojung pada majalah Vogue Korea bulan ini.

"Tentu saja kedua orang tuaku. Jika bukan karena ingin membahagiakan mereka mungkin aku tidak akan melangkah sampai sejauh ini."

"Lantas, apakah ada seseorang yang selalu memberikan anda sebuah dukungan spesial agar anda selalu bersemangat?"

Jennie dapat melihat semburat kemerahan yang muncul di wajah Soojung meskipun Jennie hanya menontonnya melalui layar.

"Tentu saja, aku sangat bersyukur karena orang ini selalu menemaniku di saat senang maupun sedih."

"Mendengar anda berbicara seperti ini, sepertinya orang ini benar-benar begitu spesial buat anda, begitu kah?"

Soojung mengangguk malu-malu.

"Apakah kami boleh mengetahui inisialnya?"

Soojung menggeleng, "Maaf aku tak bisa memberitahu mu."

Detik itu, rasanya Jennie ingin membanting ponselnya saja. Jennie tahu siapa orang yang dimaksud oleh Soojung, she knows it very clearly, karena orang itu adalah suaminya: Kim Jongin.

Jennie menarik nafas panjang, matanya menerawang jauh ke lautan luas yang kini terlihat gelap gulita, ditemani oleh sebotol beer yang sudah habis diminumnya—pikirannya menerawang, perhitungannya kembali lagi ke nol, saat Jennie merasa tidak yakin kepada Jongin—apakah Jongin juga merasakan hal yang sama dengannya atau tidak, she isn't so sure.

Bahkan untuk membayangkan nasib pernikahannya saja Jennie sudah tidak berani berekspektasi.

"Aku tidak mau bercerai." Jennie bergumam, sekali lagi pada dirinya sendiri. Kini Jennie membenamkan wajahnya ke kedua telapak tangannya. "Aku mencintainya diluar rencana. Dasar bodoh."

Metanoia • KAI x JENNIE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang