Kata sibuk adalah sebuah kata paling tepat yang bisa menggambarkan sosok Kim Jongin jika kau harus mendeskripsikannya ke dalam satu kata. Jongin bahkan tidak tahu jika kini hari sudah berganti dengan sore saking sibuknya pekerjaannya hari ini.
Meeting, berlanjut dengan site visit proyek baru Finley Corporation, dilanjut dengan meeting lagi yang hampir menghabiskan waktu empat jam. Bahkan Jongin harus rela untuk makan siang didalam mobilnya. Thanks to Jennie yang membuatkannya sekotak bekal makan siang. Awal mula Jongin mencoba makanan Jennie, dirinya tidak begitu yakin dengan masakannya namun setelah mencobanya, he has to admit that Jennie is a good cooker.
Hal yang membuat Jongin makin terkesima oleh Jennie adalah, meskipun istrinya itu sama sibuknya dengan Jongin, setiap pagi Jennie masih rela bangun pagi untuk menyiapkannya sarapan atau sekedar membawakannya makan siang, meskipun dirumahnya ada banyak asisten rumah tangga yang bisa menyiapkannya.
Memasak adalah salah satu hobi Jennie, dan dirinya selalu ingin melakukan ini, memasak untuk suaminya jika dia menikah nanti—tentu saja hal barusan tidak pernah Jennie utarakan secara terang-terangan pada Jongin. After all, she is still keeping everything by herself.
Sebuah senyuman terpampang pada wajah Jongin saat dirinya mulai menempelkan sticky notes di sebuah papan tulis yang tertempel di sudut ruangan kantornya—yang dikumpulkan olehnya entah sejak kapan. Sudah ada tujuh sticky notes yang tertempel di papan itu.
Hey, dickhead.
Hope you like this one, because of last night.
No, I'm not giving you a poison.
— J.It was Jennie's notes for today. Jennie membawakan Jongin sebuah pasta karena Jongin berkata dirinya menginginkan sepiring pasta saat mereka berdua menghabiskan waktu bersama menonton acara masterchef. Jongin tentu saja tidak menyangka kalau istrinya akan benar-benar membuatkannya pasta.
"Sejak kapan sih kau jadi melankolis gini?" Kyungsoo yang masuk ke ruangan Jongin secara tiba-tiba sukses membuat Jongin terperangah dan hampir saja mengeluarkan beberapa kata sumpah serapah pada Kyungsoo. "Sepertinya saat kau berkencan dengan Soojung kau tidak sampai se-melankolis ini."
Jongin terdiam mendengar ucapan Kyungsoo barusan. Ironis memang, disaat Jongin berusaha untuk mengubur perasaannya pada Jennie rasanya dirinya seperti menjadi tertarik lebih dalam. Meskipun mereka kini sudah jarang bertemu, karena Jongin selalu pulang larut malam dan saat pagi Jennie sudah menghilang, namun Jennie selalu punya cara sendiri untuk menarik perhatian Jongin.
"Kenapa wajahmu jadi berubah serius begitu?"
"Sepertinya aku mulai sedikit menyukai pernikahan ini."
Sebelah alis Kyungsoo terangkat. "Kau menyukai pernikahan ini atau kau menyukai Jennie?"
"Do Kyungsoo, aku tidak akan mengecewakan Soojung."
Kyungsoo menarik nafas panjang, "Hey, aku tahu kau memang mencintai Soojung, tapi aku juga tahu kau mencintai pekerjaanmu. Haruskah kau berbuat sampai sejauh ini? Membuang Finley saat kau mendapatkannya nanti dan lalu menikahi Soojung?"
Iya, tujuan utama Jongin untuk menikahi Jennie selama ini bukanlah untuk mendapatkan Finley, namun untuk menikahi Soojung.
"Karena itu satu-satunya cara yang bisa kulakukan."
"If Soojung did not selfish enough to let go of her dreams. I supposed." Perkataan Kyungsoo bagaikan sebuah tamparan keras bagi Jongin hingga dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi. "Dunia modelling mungkin adalah mimpi Soojung, tapi aku tahu menjadi CEO Finley dan membuat perusahaan ini makin maju juga bagian dari mimpimu. Aku tahu itu karena aku sudah berteman denganmu sejak lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia • KAI x JENNIE •
Fiksi Penggemar"Metanoia." -(n) the changing of one's mind, heart, self, or way of life. Let's meet Jongin and Jennie, the crazy rich korean, dua manusia yang saling membenci satu sama lain. Apa yang akan terjadi ketika dua orang yang sangat berpengaruh, paling ka...