Tidak seperti hari biasanya, hari itu Jennie terlihat begitu gusar ketika berada di kantor hingga Jisoo harus beberapa kali menegur Jennie agar dirinya bisa lebih fokus dalam bekerja.
Pikirannya terlalu dipenuhi oleh Jongin, terlebih setelah kejadian pagi tadi yang sepertinya membuat Jongin sangat marah kepadanya. Saking banyaknya beban pikiran yang dipikirkan olehnya hingga membuat kepala Jennie berdenyut nyeri.
"Sebenarnya kau itu sedang memikirkan apa sih?" Tanya Jisoo tanpa basa-basi sesaat setelah keduanya tiba di sebuah restaurant yang menyajikan makanan korea.
"Eonnie, tidak bisa kah kau membiarkan kami makan siang dalam damai terlebih dahulu?" Potong Chaeyoung yang duduk diantara Jennie dan Jisoo.
Jisoo menghela nafas panjang, matanya beberapa kali berganti pandang menatap Chaeyoung lalu kembali menatap Jennie.
"Baiklah kau pilih saja menunya." Usul Jisoo pada Chaeyoung yang bahkan tanpa Jisoo minta akan segera Chaeyoung lakukan karena bagi Park Chaeyoung food always comes first.
Sementara Chaeyoung sibuk memesan makan siang mereka, Jisoo masih terus saja memperhatikan Jennie yang sepertinya masih terlihat begitu gusar.
"Is it because Jongin?" Tanya Jisoo tepat sasaran karena Jennie langsung terfokus pada Jisoo saat nama suaminya disebut.
"Sepertinya aku telah melakukan hal yang salah."
"Memang apa yang telah kau lakukan?"
"Speaking of your husband," Tiba-tiba Chaeyoung memotong pembicaraan mereka. Pandangan Jennie dan Jisoo langsung tertuju pada wanita berambut pirang ini. "Apakah pemberitaan itu benar?"
Jennie mengernyitkan dahinya. "Apa maksudmu?"
"Umm... kau tahu kan pemberitaan yang beredar di media saat ini?"
"Apa kau pikir suamiku adalah seorang pembunuh?" Jennie tertawa sinis. Sementara Jisoo masih mengamati kemana arah pembicaraan ini akan bergulir.
"Yah! Bukan begitu maksudku!" Chaeyoung berusaha meluruskan kesalah pahaman yang terjadi. "Justru karena aku berfikir itu semua adalah omong kosong. Memang aku tidak tahu dengan pasti bagaimana hubungan Jongin dengan Ibunya dulu, but I talked a lot with Chanyeol. Bahkan Chanyeol sampai mengatakan berita itu mungkin saja dibuat untuk menjatuhkan Jongin. Chanyeol tahu seberapa dekat suamimu dengan Ibunya." Jelas Chaeyoung.
Wajah Jennie yang tadinya sudah mengeras kini kembali melunak. Namun, sorot kegelisahan masih saja terpancar dari kedua matanya.
"Memang bukan Jongin yang melakukannya. Karena seharusnya dia adalah saksi kunci atas kecelakaan yang terjadi pada Ibunya."
"Lalu mengapa dia tidak berbicara satu patah kata pun mengenai kematian Ibunya?" Kini giliran Jisoo yang berbicara.
"Because he can't."
"Why he can't?" Chaeyoung semakin bingung dengan pernyataan Jennie.
"Karena ada seseorang yang tidak ingin Jongin berbicara dan Jongin juga tidak ingin membuat nama Ibunya jadi tercoreng. I can't tell you much in details because it is kind of complicated."
"Tetapi jika Jongin tidak berbicara, tidak kah kau pikir itu akan semakin berbahaya? Bukan hanya namanya saja yang tercoreng tapi citranya sebagai pengusaha muda sukses bisa saja terganti dengan citra seorang, maaf, pembunuh."
Jennie menghela nafas sekali lagi, dirinya juga memiliki pemikiran yang sama dengan Jisoo. Bahkan hanya karena memikirkannya sedikit saja sudah membuat kepala Jennie semakin nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Metanoia • KAI x JENNIE •
Fanfiction"Metanoia." -(n) the changing of one's mind, heart, self, or way of life. Let's meet Jongin and Jennie, the crazy rich korean, dua manusia yang saling membenci satu sama lain. Apa yang akan terjadi ketika dua orang yang sangat berpengaruh, paling ka...