11

1.9K 127 7
                                    

Setelah 20 menit Asrah sampai di markasnya sebelum turun yg memperhatikan penampilanya apakah ada yg bisa mengenalinya atau tidak setelah itu ia turun dan berjelan masuk ke loby dan masuk kedalam lift yg mengantarnya menuju markasnya yg sebenarnya

Saat sampai Asrah melihat pak Andrea yg sedang duduk di  sofa singgle besar berwarna hitam Asrah memberi hormat kepadanya

"selamat pagi pak "

"pagi,bagaimana kau mendapatkan informasi baru"

"belum pak,kedatangan saya kesini saya meminta izin untuk penyelidiki kasus lain yg mungkin ada hubungan ada hubunganya dengan kasus ini"

"memang itu tidak masalah bagi agent detektive di AS "

"tidak, karna itu juga perintah langsung dari amarika "

"terserah kau saja"

"dan saya mau minta izin menggunakan beberapa alat yg akan saya pakai"

"gunakan saja, ini kartu penggunanya "sambil menyerahkan sebuah kartu berwarna silver yg langsung di terimah Asrah

"kalau begitu saya pamit pak"
Setelah melihat anggukan  dari pak Andrea Asrah meninggalkan ruangan tersebut

Asrah masuk ke dalam ruangan yg sudah di siapkan untuknya dia menyambungkan flashdish ke komputer kemudian muncullah gambar dia terkejut melihat video itu tiba²  handphonenya berdering dia langsun mengankatnya

"do your mission from tomorrow morning"  suara dari handphonenya saat ia mengangkatnya

"yes, sir" setelah mengatakan itu sambungan telephon pun terputus

Setelah itu ia keluar dari ruanganya tak lupa mematikan komputer dan menyimpan kembali flashdish nya

Saat sampai di dekat mobilnya ia kembali mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi,dia berhenti saat sampai di depan tokoh antik atau lebih tepatnya tempat penyimpanan  alat² detektive

Dia masuk dan berjalan menuju gelas antik milik paman Dav yg selalu menarik perhatianya setiap kali mengunjungi tempat itu

"sudah berapaka kali ku katakan jangan menyentuh gelas antik ku, katakan apa yg kau butuhkan"kata paman Dav yg tiba² saja dantang dari arah belakan Asrah

"pakaian penyamaran warna silver,beberapa senjata seperti dua pisau dalam bentuk lipstik bedak berisi serbuk bius dan 5 alat peretas yg lengakap tipe terbaru"

"untuk apa kau butuhkan persenjataan seperti itu, apa ini ada hubunganya dengan pembunuhan di sekolah mu, lagi pula 5 alat peretas tipe terbaru itu tersegel butuh kartu khusus untuk membukanya"

"mungkin ada atau tidak ada hubunganya, ini kartu penggunanya"sambil menyerah kartu warna silver

"tunggu sebentar ku ambilkan"katanya lalu berlalu tidak terlalu lama paman Dav kembali sambil menenteng tas berukuran besar

"ini. apa maksudmu ada atau tidak itu "tanya paman Dav sambil meletakkan tas tersebut di atas meja

"paman ingat tugas ku di Dubai "

"ya soal pembunuhan berantai itu"

"hmm, pelakunya kabur dari tahanan dan saat ini ada di indonesia dan aku tau dia ada di mana sekarang dia sudah 1 tahun lebih di sini bisa saja dia yg melakukan hal keji itu"

"bukanya pelakunya itu bernama Riski "

"paman kau juga pernah menjadi detektive apa pelaku yg mampu membununuh selama satu tahun ini tampa ketahuan bisa di temukan dengan semuda itu , lagi pula Aluna mati bunuh diri bukan karna Riski "

"maksutnya"

"nanti paman akan tau sendiri, aku pergi dulu terimah kasih alatnya"

"dasar kau benar sangan mirip deddy mu"teriak paman Dav

"aku tak seperti pria tua itu" teriak Asrah mendengar teriakan Paman Dav

school: death every month "18"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang