"Menemani itu soal waktu, melengkapi itu soal hati. Semua orang bisa menemanimu, namun tidak semua orang mampu melengkapi segala kekurangan serta keburukanmu."
Malam ini Avandy mengajakku untuk dinner disalah satu restoran di Tembalang, The Hills Dining Restaurant. Tempatnya sangat indah, kami berdua dapat melihat gemerlap pemandangan kota Semarang yang begitu indah dari atas sini.
Dia sering sekali membawaku ketempat romantis seperti ini, awalnya aku agak risih karena pilihan tempat makan seperti ini menurutku tidak sesuai dengan seleraku.
Kami berdua memilih duduk di tempat outdoor, dengan view menghadap hamparan lampu-lampu kota Semarang. Semilir angin menambah keromantisan malam ini, ditambah dia yang duduk disampingku saat ini.
"Semalam saya kerumah kamu, Kaleela," ujar Avandy sambil mengembalikan daftar menu ke waiter, dan kemudian waiter itu meninggalkan meja kami.
Mataku beralih dari melihat pemandangan dibawah sana kemudian menoleh kearah Avandy, "loh, aku kan semalem tidur diposko,"
"Iya, niat saya ingin mengejutkanmu. Tetapi malah saya yang terkejut,"
"Kenapa?"
"Saya menunggumu didepan rumah sekitar dua jam, dan saya hampir dilempar sendal oleh Mamamu, karena saya disangka maling," jelasnya sambil berusaha menahan senyum, mendengar ceritanya aku tak bisa menghentikan ketawaku.
"Hahaha, lalu kalian berdua ngobrolin apa saja?" Tanyaku penasaran.
"Banyak hal, saya kemarin membawa oleh-oleh Patata dari Surabaya, kebetulan saya ada job disana tempo hari. Saya baru sadar padahal jelas-jelas kalian akan segera pindah kesana yah, buat apa oleh-oleh seperti itu,"
"Gakpapa, adikku suka kok..." jawabku sambil duduk bertopang dagu, "ceritakan padaku! Kamu ngomongin apa saja dengan Mamaku?"
Belum sempat Avandy menjawab, waiter menghampiri meja kami dan meletakkan dua menu pesanan kami, German Veal Bratwurst dan Beef Ribs. Mataku dibuat berbinar-binar melihat makanan didepanku yang nampak menggiurkan, namun aku kembali menelan ludah membayangkan harganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Kaleela
Romance[COMPLETED] Inspired by the true story [Saya kembali minta izin kepada orang-orang yang merasa menjadi bagian cerita saya, maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan saya. Saya jadikan cerita ini dari kisah nyata saya sebagai buku diary umum, agar...