Suasana restaurant tempatku dinner malam ini sangat ramai. Kulihat seluruh pengunjung yang ada di restaurant ini dalam suasana hati yang sangat bahagia dan penuh kehangatan, namun lain dengan suasana di mejaku saat ini, dingin.
Avandy masih asyik dengan dunianya sendiri, bermain dengan ponselnya dan aku hanya bisa mengamatinya sambil duduk bertopang dagu di depannya. Berharap dia segera meletakkan ponselnya dan mengobrol denganku.
Namun tidak, akhir-akhir ini terjadi banyak perubahan. Yang tadinya aku penasaran dengan sikap dinginnya, kini aku sudah bosan dengan kelakuannya seperti itu.
Suasana hening ini terpecahkan ketika waiters sudah datang membawakan pesanan kami. Dan seperti biasa, aku langsung mengeluarkan ponselku untuk mengambil gambar.
"Hadep sini dong!"
Pintaku pada Avandy, dia yang tadinya sibuk dengan ponselnya tersebut langsung mengambil garpu dan sumpit untuk berpose.
Wajahnya yang menyebalkan ketika difoto itu membuat sudut bibirku tertarik, aku mempostingnya ke Instastories.
"Aku posting, nih ya?" ujarku meminta persetujuannya sambil memperlihatkan ponselku yang sedang mengupload foto barusan ke Instastories.
Avandy hanya menganguk, dan tak lama setelah itu ia kembali memainkan ponselnya. Dan seketika itu raut wajahku berubah. Aku meletakkan ponselku diatas meja dengan sedikit kasar.
"Sibuk banget ya?" tanyaku dengan wajah sedikit kesal karena sikapnya.
Avandy melirik kearahku sembari menaikkan sebelah alisnya, kemudian ia lanjut memainkan ponselnya.
Merasa di hiraukan, aku hanya bisa menghela nafas. Menyebalkan sekali, sikapnya ini sangat berbeda dengan Ry. Kemarin ketika Ry sedang menemaniku di perpustakaan, dia sama sekali tidak membuatku merasa terabaikan meskipun dia sedang bermain dengan ponselnya sekalipun. Namun sekarang, aku benar-benar merasa seperti tidak terlihat di depannya.
Tunggu dulu, kenapa aku harus membandingkan Avandy dengan Ryshaka?
Dengan kesal, aku ikut membuka ponselku. Kemudian aku membuka status di WA dan menemui unggahan story yang di buat oleh Ryshaka beberapa menit yang lalu.
'Rasa apakah ini, pisau tak menyakiti kulitku, tapi aku merasa perih. Mungkinkah ini cinta? Pada dia yang sudah ada yang punya?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Kaleela
Romance[COMPLETED] Inspired by the true story [Saya kembali minta izin kepada orang-orang yang merasa menjadi bagian cerita saya, maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan saya. Saya jadikan cerita ini dari kisah nyata saya sebagai buku diary umum, agar...