Untuk seseorang yang mengisi dua ribu delapan belasku.
Terima kasih sudah menemaniku di tahun itu, dua ribu delapan belas merupakan tahun terberat bagiku. Karena seseorang yang ku sayang selama enam tahun sudah meninggalkanku di akhir dua ribu tujuh belas.
Dan kamu, iya kamu. Sudah berhasil membuang masa-masaku yang terparah, dan menggantinya dengan dua ribu delapan belas yang indah. Yang membuatku tahu sakitnya kehilangan, dan bahagianya menemukan.
Ditahun tersebut aku dihadapkan pada pilihan, ya, saat itu pria kujadikan objek perbandingan. Cinta yang seharusnya bisa kurasakan dengan hati, malah kupikirkan dengan logika. Menyamakan pria-pria yang datang di kehidupanku dan membuat prespektif sendiri. Menggelapkan hati, menutup mata, melebarkan senyum, dan memupuk harap pria-pria tersebut.
Kenapa? Karena kurasa percuma saja jatuh cinta. Toh, aku akan ditinggalkan saat aku dipuncak rasa sayang. Jadi buat apa aku serius? Pikirku saat itu.
Hm...
Iya, aku kejam pada awal dua ribu delapan belas, entah mungkin saat tulisan ini dibuat apakah aku masih saja bersikap kejam?
Maafkan aku yang begitu kejam saat itu. Menjadikan perhatian sebagai acuan move on dalam pelarian. Aku siap menerima karmaku, karena aku sadar akan perbuatanku di masa itu. Merasa terpilih namun tidak pernah bisa memilih.
Egois, labil, kekanak-kanakan dan manja. Adalah makian yang tepat untuk menggambarkanku. Dan aku sadar hal itu salah, namun tetap saja hati tidak pernah bisa mau mengalah.
Dua ribu delapan belas, dan aku dipertemukan pada pria yang perasaannya tak bisa kubalas. Hati yang terlanjur kututup rapat, karena terlalu lama berkarat. Bertemu dengan pria berbagai sifat yang harus aku pelajari, ups... memangnya mereka mata kuliah yang harus diakhiri dengan nilai?
Pria dewasa yang paling sabar menghadapi sifat 'gak ndolor'ku dan betah dengan perlakuan dinginnya, kemudian pria tinggi dengan pesonanya yang membuat siapapun melihat senyumnya pasti akan jatuh hati.
Hebat Kaleela, sudah dua nama kau sebutkan dalam setahun, lalu bagaimana? Apakah aku harus menggantung mereka dalam ketidakpastian?
Seorang pria memilih untuk menyerah dan meninggalkanku dengan pasrah, jelas dia sudah lelah karena hatiku tak bisa terarah. Pria tersebut mengakhiri yang sudah dia mulai. Terimakasih, kau mendewasakanku. Avandy Stevenson.
Dan seorang pria memilih untuk bertahan walaupun dia hanya menjadi seorang pemeran, namun aku memilih untuk meninggalkan pria tersebut dengan tega padahal padaku dia tidak pernah sungkan menunjukkan kesungguannya. Bryan Ryshaka.
Tahun lalu di bulan yang sama, kita senang-senang sampai saling panggil sayang. Sekarang sudah lenyap tiada kabar, sebatas ucap nyatanya hambar.
Kaleela, January 2019
🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Kaleela
Romance[COMPLETED] Inspired by the true story [Saya kembali minta izin kepada orang-orang yang merasa menjadi bagian cerita saya, maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan saya. Saya jadikan cerita ini dari kisah nyata saya sebagai buku diary umum, agar...