15 Sorry

228 10 11
                                    

"Bila lelah, tidurlah. Kalau belum, merindulah. Hidup sudah banyak menyimpan rahasia, kau hanya perlu jujur agar hatimu tak sia-sia."

"Kok ada Kaleela? Bukannya lo pengen ketemu gue secara face to face?"

Tanya Ry begitu Ian turun dari motor di depan kost Ian. Ry yang masih duduk di atas vespanya segera melepas helm bogo yang ia kenakan, dan berjalan mendekati Ian.

"Gue nganterin kaleela beli kado buat sidang Intan besok, kenapa ada masalah?" Jawab Ian dengan nada sinis, Ry membalasnya dengan tatapan garang.

Ian dan Ry berdiri saling berhadapan, sementara aku masih duduk diatas motor Ian.

Jujur, aku sangat bingung dan ketakutan setengah mati melihat dua temanku ini. Bukankah mereka berdua itu berteman baik? Apalagi mereka berasal dari kota yang sama, Pemalang.

"Lo kenal Intan?"

Ian terkekeh, "Kenal lah," kemudian Ian menepuk bahuku perlahan, "sorry ya bro gue sengaja ajak Kaleela,  biar dia tau semua kebenarannya,"

Ry mengernyitkan keningnya, "Kebenaran apa maksud lo?"

Ian melipat tangannya di depan dada, "Sekarang gue tanya, kenapa lo ngirim foto lo sama Kaleela ke Zaskia?"

"Ohh itu..." 

Ry memutar matanya sebelum menjelaskan, "cewe lo itu nyebelin banget kayak lambe turah, setiap gue bikin story foto Kaleela, dia diem-diem ngirimin ke lo kan? Gue tau, dia itu mata-mata lo! Makanya gue kirim aja semuanya ke dia, dan gue suruh dia kirim ke lo, biar dia gak perlu screenshot story gue terus di kirim ke lo satu persatu."

Kali ini mata Ian terlihat lebih marah, "Ya gak gitu caranya, namanya lo itu cari masalah!" Bentak Ian sambil menunjuk ke muka Ry. "Cara lo itu bikin hubungan gue sama Zaskia retak, tau!"

Ry maju selangkah mendekati dimana Ian berdiri, "Lo duluan yang nyari masalah, ngapain lo jelek-jelekin gue di depan Kaleela? Biar keliatan hebat?"

"Gue gak jelek-jelekin lo, gue berbicara tentang fakta! Ini kenyataannya, kata Zaskia lo masih gangguin mantan lo pas dia udah punya pacar, lo juga suka mainin hati cewek, baperin semua cewek yang lo kenal!"

Ry terkekeh, "Hahaha, katanya-katanya... Ya ini nih, lo ga beda jauh sama si lambe turah yang selalu percaya omongan orang dari katanya-katanya. Muak gue sama orang sok tau kayak lo!"

Kulihat Ian sudah mengepalkan tangannya, "Maksud lo apa bangsat!"

Satu tinju mendarat di pipi Ry, cowok itu meringis sambil memegang pipinya. Namun tak butuh waktu lama, Ry membalas dengan meninju pipi Ian. Tinju Ry lebih keras daripada Ian, sebab Ian sampai tersungkur di jalanan.

"Ini buat lo, karena lo jelekin gue didepan Leela!"

Ry berjalan menghampiri Ian, ia hendak mengangkat Ian dengan menarik kerahnya, namun aku berhasil menahan Ry dengan menggenggam lengan Ry.

Aku menahan lengannya dengan seluruh kekuatanku, dan aku juga ketakutan setengah mati melihat dua pria di depanku ini berkelahi. Ry melotot dengan wajah yang sangat menyeramkan kearah Ian, cengkramanku yang semakin menguat membuat Ry menoleh ke wajahku yang sudah sangat ketakutan.

Ry akhirnya menyerah, Ry melepaskan kerah Ian dan mundur bersamaku. Ian yang masih tersungkur dijalan, Ian mengusap darah segar yang mengalir di sudut bibirnya, dan berusaha bangkit.

"Emang ya, cowok macem kayak lo itu kalo gak brengsek ya banci!" Ian tersenyum licik.

"Terus lo apa? Banci? Ngomongin gue dari belakang?" tanya Ry meremehkan, "ayok Kal, gue anterin lo balik ke kos!" Ajak Ry padaku.

Love, KaleelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang