"Jangan seperti awan, yang seenaknya bisa memberi harapan tanpa memperhatikan kepastian. Jadilah seperti hujan, yang siap jatuh untuk tumbuh"
March 2018
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, acara Expo KKN Kec. Tembalang berlangsung meriah, semua panitia sibuk selama proses acara, termasuk aku, Intun, Ry, Maria, Ian dan semua teman-temanku yang lain. Ditambah hiruk pikuk antusias masyarakat kecamatan Tembalang juga hadir ikut meramaikan acara.
Expo ini terdiri dari berbagai macam acara, seperti lomba menghias tumpeng, lomba fashion show, lomba tari daerah, lomba menyanyi, dan lomba stand terbaik. Setiap kelurahan memiliki standnya masing-masing, biasanya menjual produk UMKM hasil olahan dari khas tiap kelurahan, seperti keripik, kain batik, jajanan pasar dan lain sebagainya.
Aku ditugaskan sebagai MC saat lomba fashion show berlangsung, pesertanya adalah anak didikku sendiri. Yah, aku yang merias, aku yang mengajari dan aku juga yang menjadi MC. Rasanya tubuhku begitu lelah, panas, dan lapar jadi satu yang kurasakan saat ini.
Baru sempat merebahkan badanku setelah MC, seorang panitia memintaku untuk menjaga anak dari peserta fashion show, namanya Jelita dan Bagus. Mereka masih berumur sepuluh tahun, namun sudah pintar sekali dalam fashion show. Aku bangga sekali terhadap mereka, meskipun belum berhasil memenangkan juara.
Kini aku dan Jelita sedang duduk dibawah pohon, dia masih menunggu orang tuanya yang sedang dalam perjalanan ke acara expo ini. Sedangkan Bagus sudah bersama orang tuanya, tak jauh dari tempat duduk kami.
"Kak Leela, maaf ya.. Jelita gak menang," ujar Jelita yang kini sudah duduk disamping kananku.
"Gakpapa kok, menang kalah itu udah hal yang biasa. Yang penting tadi kamu udah menampilkan yang terbaik buat para penonton, apalagi orang tua kamu pasti bangga banget sama kamu," pujiku menyemangati dia, Jelita yang tadinya nampak muram berubah menjadi ceria kembali.
"Kamu masih laper ngga? Nih, ada jajan punya Kakak. Mau?" aku menawarkan beberapa jajanan basah dari dalam box.
"Emang kakak gak laper?"
"Engga kok, kakak masih kenyang," jawabku bohong, jelas saja aku bohong, perutku sudah keroncongan sekali rasanya, dan panitia hanya diberikan satu box jajan, itu juga rasanya kurang.
"Makasih, Kak Leela!" ia mengambil arem-arem dan pastel kemudian melahapnya sampai habis. Melihat Jelita makan dengan lahap membuatku tersenyum, pasti dia laper banget karena badannya yang kecil itu berdiri lama diatas panggung, sudah pasti menguras tenaga dan psikisnya.
"Adek lo tuh?" suara bariton muncul dari belakangku, aku menoleh dan kudapati Ry sudah duduk disebelah kiriku.
"Anak gue." Jawabku asal sambil kembali melihat Jelita makan.
"Sumpah ya, kalian berdua mirip banget. Ini yang tadi ikut fashion show kan?" tanya Ry pada Jelita, kemudian ia menganguk sambil mengunyah.
"Namanya siapa?" tanya Ry.
"J-jelita, kak." jawab Jelita malu-malu, kemudian sembunyi dibelakang badanku.
"Gak usah takut dek, kakak gak gigit kok," rayu Ry kemudian kepalanya didekatkan ke punggungku agar bisa ngobrol dengan Ry.
"Mana ada crocodile ngga gigit?" Ledekku sambil melingkarkan lenganku ke pundak Jelita, seperti melindunginya dari Ry.
"Gue kan crocodile buntung," jawab Ry asal, "sini Jelita, duduk deket Kak Ry!" pinta Ry sambil mendekati Jelita, namun wajahnya malah terlalu dekat dengan wajahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love, Kaleela
Romance[COMPLETED] Inspired by the true story [Saya kembali minta izin kepada orang-orang yang merasa menjadi bagian cerita saya, maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan saya. Saya jadikan cerita ini dari kisah nyata saya sebagai buku diary umum, agar...