PROLOG

1.1K 59 1
                                    

Sebuah cahaya mentari pagi membangunkan seorang gadis dari tidur lelapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah cahaya mentari pagi membangunkan seorang gadis dari tidur lelapnya. Segera ia bangkit dari ranjang one size miliknya dan beranjak untuk membersihkan diri.

Sekitar lima belas menit dia pun keluar. Lengkap dengan seragam miliknya. Langkahnya kini menuju meja rias dan mulai menyisir surai hitam sebahu itu. Tak lupa polesan liptint pink cherry yang menghiasi bibir mungilnya.

Setelah selesai, ia pun bergegas menuju ruang makan untuk menyantap sarapan yang disiapkan oleh sang ibu.

"Selamat pagi Bu" sapanya pada sang ibu.

"Selamat pagi Na-yya" balas sang ibu.

"Di mana Rena? Kenapa tidak ikut sarapan?" tanyanya dengan raut bingung.

"Akh.. dia sudah berangkat 5 menit yang lalu, katanya ada piket hari ini dan harus berangkat awal." jelas sang ibu.

"Eum.. baiklah" balasnya sambil mengunyah sarapannya.

"Ini bekalmu untuk makan siang nanti." menyodorkan bekal di meja.

"Terimakasih Bu, aku berangkat dulu." ucapnya dan berdiri, memasukkan bekalnya ke dalam tas.

"Ya.. hati-hati di jalan, belajar yang baik." pesannya di ambang pintu pada putri sulungnya tersebut.

Kini gadis itu sudah sampai di halte untuk menunggu bus. Tak butuh waktu lama bus sudah datang, segera saja ia mengambil langkah dan masuk kedalam bus. Butuh waktu kurang dari 20 menit untuk sampai di sekolahnya.

Sesampainya di halte sekolah ia pun turun dan berjalan untuk masuk ke area sekolah. Sekilas ia melihat sahabatnya Kang Mina yang diantar oleh supir pribadinya.

Tak mengherankan memang Nara bisa memiliki sahabat dari kalangan atas seperti Mina dan bisa bersekolah di Anyang Art High School. Yang terkenal sebagai sekolah elit dan termasuk jajaran lima sekolah bergengsi di Korea.

Bakat dan kecerdasannya yang membuatnya mendapat beasiswa di Anyang. Karena prestasinya yang bisa dibilang sangat bagus, baik di bidang akademik maupun non akademik, khususnya bakat dalam bermain gitar.

Sekalipun Nara bukanlah seorang yang dilahirkan dari keluarga yang berada. Ibunya hanya penjual ramyeon di kedai sederhana. Anyang memang memiliki beasiswa untuk siswa/siswi yang kurang mampu seperti layaknya Nara.

Pandangannya kini sudah bertemu dengan gedung yang akan digunakannya untuk menerima ilmu pagi ini dan beberapa jam kedepan. Langkah kecilnya sedang berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelasnya.

Tapi sebelum sampai dia melihat seorang yang teramat ia kenal, tubuh tinggi 178 cm, wajah cute dan senyum manis khasnya, ia terpana dengan sosok sunbaenya itu.














CHINESE BOY | Dong Si ChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang