Rindu

346 24 0
                                    

Deringan ponsel menggema di ruangan berukuran sedang itu. Sang pemilik yang sedang mengeringkan rambut pun sontak berjalan ke arah nakas untuk mengecek siapa orang yang melakukan panggilan padanya.

Dahinya kini mengrenyit tak kala melihat nomor yang tidak ada dalam kontak ponselnya. Tapi akhirnya ia pun menggeser tombol hijau dan menempelkan ponselnya ke arah telinga.

"Yeoboseyo?"

"Yeoboseyo. Nara-ssi?"

"Nuguya?"

"Akh.. ini aku sunbaemu."ucapnya ditelfon membuat Nara bingung.

"Sunbae?"

"Eumm.. apa kau lupa pada suaraku?"tanyanya lagi membuat Nara penasaran.

"Siapa ya?"

"Aku Winwin, sunbae mu."

"Astaga! b,benarkah?" tanya Nara untuk memastikan.

Ia pun merasa terkejut sunbaenya itu yang meneleponnya. Dan ada rasa senang di hatinya saat ini.

"Hem.. apa kau lupa minggu lalu aku meminta nomor ponselmu Nara-ssi?"

"Ooh iya. Maaf aku lupa Sunbae hhe."

"Kau ini. Kau sedang apa Nara-ssi?"

"Aku tadi sedang mengeringkan rambut Sunbae."

"Apa aku mengganggumu?"

"T-tidak Sunbae,"

Merekapun mulai membahas topik yang tidak terlalu penting. Dari mulai masing-masing menceritakan aktivitas mereka hari ini disertai lelucon Winwin yang membuat Nara tertawa. Hingga satu ujaran Winwin yang membuat Nara seperti ingin meledak.

"Nara-ssi?" panggil Winwin dari seberang sana.

"Eum.. iya Sunbae." Balasnya

"Aku, aku merindukanmu," ungkap Winwin.

"Hem.. apa Sunbae?"

"Aku merindukanmu Nara-ssi." ulang Wiwnin.

"Ke,kenapa tiba-tiba?"ucap Nara berusaha menutupi rasa bahagianya.

"Aku tidak tau. Tapi itu yang kurasakan. Karena mungkin seminggu ini kita tidak bertemu." jelas Winwin.

Memang mereka sama sekali tidak bertemu dan bertegur sapa dalam seminggu ini karena Winwin yang sibuk akan persiapannya menghadapi ujian kelulusan.

Nara hanya diam setelah penjelasan Winwin tadi. Hatinya merasa senang hingga tidak bisa mengucap apa-apa lagi.

"Yeoboseyo.. Nara-ssi.. yeoboseyo?"

Terdengar suara dari seberang itu memanggilnya dengan nada panik. Seketika membuyarkan lamunan Nara dan segera merespon.

"Akh.. iya Sunbae. A,aku aku juga merindukanmu. Setiap waktu!"ucap Nara sepontan.

"A,apa?  jadi kau juga merindukanku Nara-ssi?"

"Ah! Itu Sunbae i,itu," ucap Nara menjadi gagu ketika ia mengingat perkataannya tadi.

"Terimakasih selalu merindukanku Nara-ssi. Besok aku akan menemuimu. Tunggu aku ya?" Pinta Winwin.

"Ha? i,iya Sunbae aku akan menunggumu besok." Ucap Nara yang akhirnya menyetujui.

"Eum.. baiklah sekarang kau tidurlah. Agar besok tidak terlambat bangun. Hari sudah larut." Kata Winwin menyuruhnya.

"Iya Sunbae. Sunbae juga tidurlah."balas Nara.

"Iya aku tutup. Selamat malam Nara."

"Selamat malam Sunbae."

Setelah itu sambungan panggilan itu pun terputus. Tetapi bukannya segera beranjak tidur Nara malah melompat-lompat di atas kasurnya. Ia sangat bahagia. Bahagia karena orang yang ia suka mengungkapkan rasa rindunya dan orang itu juga berjanji akan menemuinya besok.

"Astaga.. Sunbae bisakah tidak membuatku selalu mengagumimu, menyukaimu, bahkan menginginkanmu. Hatiku seperti akan meledak saja. Bagaimana ini, besok aku akan bertemu lagi dengannya. Aku harus bersikap seperti apa? setiap aku berhadapan dengannya pasti aku akan gagu dan hanya diam terpaku. Arrgh! rumit sekali. Cinta memang menyebalkan!" monolog Nara pada dirinya sendiri.

Akhirnya setelah memikirkan beberapa opsi saat besok akan bertemu pujaannya Nara merasa pasrah. Dan kemudian merebahkan tubuhnya di benda empuk itu. Setelahnya ia menutup kedua netranya berharap besok adalah hari terindah dengan sunbae pujaannya.

CHINESE BOY | Dong Si ChengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang