4# Kenapa Harus Ketemu Dia YA ALLAH?

3.3K 125 28
                                    

Pertemuan pasti ada perpisahan, dan perpisahan pasti ada pertemuan namun pertemuan ini membuatku terluka kembali

Ramainya jalanan dengan suara kendaraan berlalu lalang, angin malam menembus ventalasi jendela kamar Syifa dengan memberikan kesejukan, cahaya lampu yang menerangi meja belajarnya, kursi yang selalu menopang badannya untuk tidak terjatuh, saat ini Syifa di kamarnya sedang menulis buku diary birunya bergambar teddy bear tentang kesehariannya hari ini.

Sabtu, 16 Oktober 2018

Hari ini aku betapa terkejutnya sekaligus senang mendapat kabar bahwa sahabatku Aisyah akan segera menikah, ternyata lelaki itu mengaguminya sejak waktu OSPEK, dia adalah kakak pembimbing Aisyah, cukup lama memang lelaki itu memendam perasaan kepadanya, akhirnya menunggu Aisyah semester akhir lelaki itu memberanikan niatnya untuk taaruf sekaligus mengkhitbahnya. Akhirnya Aisyah menerimanya karena dia yakin itu jodohnya. Sunggu begitu indah takdir Allah mempertemukan mereka berdua dan akhirnya menyatukan cinta karena-Mu ya Allah.

Terus bagaimana dengan jodohku saat ini? Apakah dia juga orang yang aku kenal? Atau sebaliknya? Semoga saat ini dia lagi mementaskan dirinya menjadi lebih baik hanya untuk mencari ridho-Mu. Aku yakin suatu saat Engkau akan mempertemukan dengan sosok pemuda yang kau pilihkan untukku dengan cara mengagumkan.

Syifa pun menutup buku diary kesayangannya serta menggemboknya, sehingga tidak ada yang bisa membuka dan membacanya, cukup hanya dia dan Allah yang tau tentang isi setiap lembar diary tersebut.

Saat mau beranjak ke tempat tidur ia tertawa melihat tingkah laku temannya yang satu ini,  Dizah sudah tertidur pulas di sajadah setelah mengerjakan shalat Isya bahkan sampai memakai mukena.

"Zah bangun!" sambil menggoyang-goyangkan badan DIzah

"hemmm" ia bergerak menggelitkan badannya untuk mencari posisi senyaman mungkin.

"DIZAHHH!!!"

"Kenapa sih Fa teriak teriak." Celetuknya repleks badannya langsung duduk, dengan melihat mukena yang sedang dikenakannya.

"ehh sejak kapan aku ketiduran di sini?" dengan mengucek matanya.

"sejak negara api menyerang" jawab Syifa sekenanya.

"ihh malah bercanda" sedang merapikan mukenanya serta beranjak ke arah tempat tidurnya.

"ehh salah ranjang Zah!" Cibir Syifa spontan dengan menghampiri Dizah.

"hehe maaf masih setengah sadar" akhirnya merebahkan tubuhnya untuk melanjutkan tidur.

Keesokan paginya hari yang paling ditunggu-tunggu bagi para pekerja dan anak-anak sekolah, pagi itu matahari menampakkan sinarnya dengan ditemani awan putih, serta taman hijau yang selalu ramai di kunjungi banyak orang, dengan bunyi gemericik air mancur di kolam di tengah taman ditambah adanya lapangan untuk pecinta yang suka berolahraga.

Saat ini Syifa dan Sahabatnya Jogging berolahraga, banyak anak-anak bermain-main sambil berlari-lari kecil ditemani orang tuanya. Syifa sudah empat kali putaran dengan sahabatnya.

"Kita istirahat dulu ya, capek nih" ajak Aisyah dengan keringat di kepala yang sudah bercucuran.

"Nanggung satu putaran lagi" sahut Syifa.

"Aduhh, kamu aja deh yah aku gak kuat" sahut Aisyah lagi dengan mengatur nafasnya yang tersenggal-senggal.

"iya, aku juga mau istirahat sekaligus mau cari minum" sela Dizah dengan tidak kalahnya keringat membasahi kerudungnya "Kamu mau nitip Fa?" tanyanya.

"Yaudah aku nitip aqua botol aja, uangnya pakai punya kamu dulu, nanti aku ganti."

"Siap, Bos ku!" canda Dizah.

Dalam Sujudku Terukir Namamu [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang