Terkadang Allah hanya mempertemukan bukan menyatukan
Saat ini Syifa sedang berdiri di depan cermin yang selalu meliatkan wajah aslinya tanpa efek apapun, ia sekarang sedang membalutkan kerudung coklatnya yang lebar dengan jarum pentolnya yang tak pernah lepas, serta bedak tipis di oleskan ke wajahnya. Kini ia tersenyum dengan kedua lesung pipitnya, siapa saja yang melihat senyumnya pasti akan tersipu.
Dia siap untuk berangkat ke kampus tercintanya, sebetulnya ia saat ini tinggal menunggu sidang skripsinya saja. Tapi karena telah dihubungi adik tingkatnya untuk keperluan dalam tugas organisasi LDK (Lembaga Dakwah Kampus), dengan senang hati ia ke kampus daripada cuman males-malesan di kamar kostnya.
Sebenarnya jabatan Syifa dalam kepengurusan sudah berakhir, hanya saja orang-orang yang ada di organisasi tersebut sering membutuhkan dirinya ketika mau melaksanakan kegiatan, bisa di bilang dia demisioner yang aktif dalam memberikan saran dan masukan, sehingga adik-adiknya sering minta bantuan dengan dirinya kalau mengadakan acara besar.
Bahkan di organisasi inilah ia banyak mendapatkan ilmu agama yang tidak di ketahuinya, serta di organisasi ini jualah dia di pertemukan dengan lelaki yang bernama Firman, Lelaki ini lebih tua 2 tahun dari dia saat itu, dia sangat bersyukur bahwa mantannya tidak sekampus dengan dirinya, hanya saja waktu itu awal pertemuan terjadi karena ada kegiatan kerja sama dengan kampus lain, dan terjadilah benih-benih cinta semu yang akhirnya menjerumuskan dia ke ladang dosa.
Pada waktu itu ia putus dengan mantannya ketika dia mau beranjak ke semester 5, alasan ia memutuskan mantannya yang bernama Firman salah satunya karena dia diberikan hidayah oleh Allah SWT tentunya, serta dengan di dekatkan teman-teman yang baik dalam organisasinya untuk memperdalam ilmu agamanya, awalnya Syifa merasa malu dengan kedekatan para teman-temannya yang takut zina, dengan keterbukaan curhatan isi hatinya yang selama ini ia resahkan, kini akhirnya teman-temannya membantu ia dalam berakhlak yang lebih baik untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Serta adanya ceramah para ustadz dan ustadzahnya yang selalu menginspirasi tentang Islam begitu indah dalam amar maruf nahi mungkar. Akhirnya mantaplah hati Syifa untuk berhijrah dengan dukungan teman-temannya, serta tak lupa bersyukur kepada Allah yang telah membukakan hatinya kembali ke jalan-Nya yang pernah merasa jauh, kemudian akhirnya di dekatkan dengan-Nya.
"Zah, kamu gak ke kampus?" tanya Syifa sambil merapikan kerudungnya kembali, dengan melirik muka Dizah di cerminnya.
"Nanti siang ke kampus kok, soalnya pagi kan aku gak ada urusan di kampus, gak kaya kamu udah tinggal nunggu sidang skripsi aje kok masih sibuk." jawab Dizah dengan memandang Syifa di cermin.
Syifa kini membalikkan badan menghadap lawan bicaranya "biasa ada urusan organisasi." sahutnya.
"Cieeeh anak organisasi." ledek sahabatnya itu.
Syifa sebenarnya tidak hanya mempuyai satu organisasi, tapi karena ia pernah sebagai Jabatan sekretaris umum di LDK, tentunya lebih memprioritaskan organisasi tersebut ketimbang organisasi yang lain yang hanya sebagai anggota, sehingga hanya yang satu inilah yang masih aktif untuk di ikutinya.
"Jangan gitu ah, daripada anak nganggur gak ada kerjaan mending manfaatin buat saling berbagi"
"Yailehh nyinder ya, aku ada kerjaan kok, tidur. Tidur itu kan ibadah ya kan." sela Dizah membela diri, dengan muka polosnya.
"Dih iya iya terserah kamu, jangan lupa shalat Dhuhanya aja, aku mau berangkat dulu." Dirinya dengan memeluk Dizah.
"Iya itu gak bakal ketinggalan ustadzah" sambil tertawa dengan menepukkan tangannya ke bahu Syifa "hati-hati, jangan buru-buru"
"Okee, ehh nanti ke kantin ya setelah aku udah selesai urusan, jangan lupa ajak Aisyah juga." Aisyah adalah salah satu sahabat mereka, kalo kemana-mana pasti bertiga, tapi tidak sekamar bertiga karena dia tinggal bersama orangtuanya.
"Siap bos ku!" Dizah dengan ajongin jempolnya.
"Assalamualaikum." pamit Syifa sambil membuka pintu.
"Waalaikumussalam." jawab sahabatnya.
Syifa biasanya berangkat ke kampus dengan menggunakan bus atau ojek karena lumayan jauh jarak tempat tinggalnya dengan kampusnya, tapi hanya satu masalahnya kalau menaiki bus mesti melewati padatnya jalan di Jakarta. Sebenarnya ia sempat mamakai motor ke kampus waktu semester awal sampai semester tiga, tetapi karena kakaknya atau yang biasanya dipanggil Mas Farhan sudah balik ke kampung halaman setelah lulus kuliah pasjasarjana di Al-Azhar Mesir, akhirnya mau tidak mau motornya di kembalikan kepada pemiliknya walaupun pemilik hakikatnya hanya Allah semata.
Sekarang dia sudah berada di dalam bus sedang berdiri, ketika dia mau menaiki bus ternyata kursi penumpang sudah penuh, akhirnya dia terpaksa berdiri dan berdesakan dengan penumpang lain.
Dengan terik matahari yang begitu panas sehingga udara di dalam menyengat keseluruh tubuh, ditambah bau yang tidak sedap dengan keringat manusia. Tetap saja bus terus melaju dengan kecepatan rata-rata di jalan tol dengan ditemani mobil-mobil serta kendaraan bermotor. Dia salut sama sopir angkot bisa tetap bertahan setiap hari dengan suasana begini untuk mencari rezekinya. Walaupun Rezeki itu sudah di atur oleh-Nya tetap saja kita harus berusaha untuk mendapatkan rezeki tersebut.
Sesekali dia mengelap wajahnya yang telah di basahi keringat. Ditambah dengan kerudungnya yang lebar membuat semakin gerah tapi dia lebih merasa nyaman jika menggunakannya.
Di sisi lain ada seorang lelaki yang saat ini seakan sedang memperhatikan dirinya, tetapi Syifa tidak menyadarinya sama sekali bahwa ada yang diam-diam memperhatikan sosoknya. Akhirnya lelaki tersebut berdiri dengan niat baik hanya ingin membantu sesama muslim karena tidak tega mungkin melihatnya berdesakan seperti itu.
"Mbak, silahkan duduk di bangku itu, saya mau turun kok." ucap lelaki yang berbaju koko itu. Sekilas lelaki itu tak sengaja memandang wajah perempuan itu tersenyum, seketika itu pun hatinya berdesir "Astagfirullah, maafkan aku ya Rabb yang belum bisa menjaga mata ini" gumamnya dalam hati.
"Syukron mas." ucapnya yang hanya bisa menundukkan kepalanya.
Akhirnya Syifa lega bisa merasakan kenyaman tubuhnya dengan duduk di kursi penumpang, tapi ketika ia melirik lelaki itu ternyata belum turun juga "katanya tadi mau turun" gumamnya dalam hati "ahh sudahlah mungkin dia ganti arah" benaknya lagi.
Sebenarnya dia sempat heran, itu lelaki mau ngorbanin dirinya dengan berdesak-desakan. Tapi berkat lelaki itu akhirnya dia bisa duduk. "Alhamdulillah" ucapnya bersyukur.
Ketika Syifa sudah sampai di tempat yang ia tuju akhirnya ia pun turun dari bus, ternyata lelaki itu juga turun, Syifa tidak menyadari bahwa lelaki itu ada di belakangnya seperti mengekori, ketika sudah sampai di gerbang kampus UI, Syifa melangkahkan kakinya kearah kanan sedangkan lelaki itu ke arah berlawanan.
Jangan lupa baca surat Al Kahfi dan Sholawat kepada Baginda Rasulullah SAW karena keutamaannya sangat bagus
Rasulullah bersabda "Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum'at, dia akan sinari cahaya di antara dua Jum'at." (HR. An Nasa'i dan Baihaqi)
"Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum'at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum'at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti." (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro)
Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad
Maaf atas kegajean ceritanya, vote dan comment ya
Setiap kebaikan kalian walaupun hanya sebiji dzarrah akan di balas dengan kebaikan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Sujudku Terukir Namamu [REVISI]
SpiritualApakah ini cinta atau hanya nafsu? Cinta sebenarnya ialah datang ketika diberikan perasaan berupa anugrah indah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, diberikan hati digunakan untuk mencintai-Nya bukan digunakan untuk nafsu belaka yang hanya...