10# Takdir atau Kebetulan? #part1

2.1K 96 4
                                    

Semua di dalam kehidupan dunia ini adalah takdir-Nya, semua atas ketetapannya, bahkan daun terjatuh saja dari rantingnya sudah tercatat di Lauh Mahfudz, apalagi pertemuan aku dan kamu."

Cukup setengah jam dari kampus mereka baru sampai di kost, Dizah langsung membuka pintu mobil dan masuk tanpa pamit kepada Aisyah. Biasanya nunggu Aisyah pamit dulu baru masuk. Syifa dan Aisyah heran melihat tingkah seorang Dizah tidak seperti biasanya.
“Kenapa tuh anak, dari tadi diem aja?” tanya Aisyah bingung.

“Kayaknya habis makan jengkol deh jadi dia gak mau ngomong” tebak Syifa sambil mikir.

Aisyah pun malah memukul pelan pundak Syifa mendengar jawaban Syifa, ia sudah bertanya serius malah diajak bercanda.

“Aww, sakit Syah!” pekik Syifa sudah kesal.

“biarin, salah sendiri nyebelin!” ucap Aisyah ikut kesal.

“hehe, aku juga gak tau Syah, mungkin sakit gigi” tebak Syifa lagi.

“Ahh bisa jadi” ucap Aisyah membenarkan. “Sore ini jadikan Fa?” tanyanya.

“Insya Allah jadi numpung aku lagi baik” ucap Syifa yang sedang bahagia karena kelulusannya.

“Ihh kamu mahh, kalo gitu aku nanti makan sepuasnya kan kamu nraktir."

“jangan di borong semuanya juga kali Syah, kesian tabungan aku” ucap Syifa pura-pura sedih.

“biarin!” ucap Aisyah.

“Jahat kamu ya, gak mampir dulu Syah?” tanya Syifa.

“Nanti ya kapan-kapan, soalnya hari ini udah janji dengan nyokap” Ucap Aisyah.

“Ohh yaudah, pergi sana” ucap Syifa bercanda.

“Ngusir?” ucap Aisyah dengan nada gak suka.

“Hehe aku mau istirahat” dengan muka gak berdosa.

“Yaudah, nanti sore aku jemput. Dahh Assalamuaikum!” pamitnya yang membuka pintu mobil.

“Iya, Waalaikumussalam” Syifa melambaikan tangan kepada sahabatnya itu.

Syifa pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam, kemudian melepaskan kaos kaki dan sepatunya. Dirinya membuka pintu kamar kost yang tentunya terdapat Dizah sudah di dalam kamarnya. Ia melihat Dizah sedang menyandarkan badannya di dinding sambil memainkan ponselnya tanpa melirik sedikit pun ke Syifa. Ia pun mengganti baju dengan baju santai dan melepaskan penatnya dikasur dengan bersandar di dinding.

Ketika ia memperhatikan Dizah yang cuman diam tidak ada percakapan bahkan melirik Syifa saja enggak dari tadi. Dirinya tidak suka dengan kecanggungan seperti ini.

“Zah, sore ini kamu ikut kan ke bakso mang Ucup?” tanya Syifa membuka percakapan.

Dizah masih diem tidak menjawab, seakan-akan pertanyaan tadi angin lalu bagi dirinya. Ia masih asik memainkan ponselnya.

Syifa melirik ke arah Dizah, ia pun menghela nafas “Zahh, kamu denger kan?” Ucap Syifa lagi.

“Maaf Fa, aku gak bisa ikut” ucap Dizah dingin.

“Kenapa?” tanya Syifa mengerutkan keningnya.

“Aku lagi sibuk.”

“Aku yang nraktir kok.”

“dibilangin sibuk ya sibuk.” Ucap Dizah dengan nada tak suka.

“Sibuk apa?” ucap Syifa yang masih tidak puas dengan jawaban Dizah.

Dizah membalikkan badannya untuk tidur. Syifa yang menyadari hal itu hanya bisa menghela nafas dan diam. Ia berpikir “ada apa dengan Dizah?” benaknya.”PMS kah?” pikirnya lagi.

Dalam Sujudku Terukir Namamu [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang