بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Sejauh apapun kau berlari dariku, kau akan tetap kembali.
Namamu dan namaku sudah tercatat di Lauh Mahfudz.Syifa sudah pulang dari cafe, ia langsung duduk bersandar di dinding kasur. Betapa senangnya Syifa sudah baikan dengan Dizah, dirinya kalau mengingat perkataan Dizah gak habis pikir masih tidak menyangka kalau Dizah sendiri yang meminta dirinya menerima perjodohan ini. Ia merebahkan badannya di kasur bahkan pakaiannya belum ia ganti. Tiba-tiba terdengar pintu terbuka tanpa di ketok terlebih dahulu.
“Faa!” panggiil Mas Farhan langsung nyelonong ke kamar adiknya.
Syifa tersentak kaget tiba-tiba di panggil sehabis memikirkan pertemuannya di cafe dengan sahabatnya.
“Lah Mas ngapain di sini, ga ketok pintu lagi!?” ia langsung bangkit dari berbaring dan ia pun lebih memilih menyandarkan punggungnya di dinding kasur.
“Kamu di jodohin sama Khalid iya!?” tanya Farhan, tanpa menjawab pertanyaan Syifa.
“Begitulah.” Sahut Syifa masih bingung ada perasaan enak dan gak enaknya.
“Kok bisa?” tanya Farhan lagi, ia mendudukan bokongnya di samping Syifa.
“Aku ga tau, yang jelas ummi berteman dengan ibunya Khalid.” Tutur Syifa.
Mas Farhan manggut-manggut tanda mengerti, “Terus kamu mau?”
“Gak tau, masih bingung.” Sahutnya.
“Lah dasar bocah labil.” Ledek Mas Farhan menoyor kepala Syifa.
“Apasih mas!?”
“Cepet nikah biar cepet gede!”
“Nyenyenye.”
“Mas, mas Khalid tu orangnya kek mana si?” tanya Syifa sedikit penasaran karena ia belum mengenalnya lebih jauh.
“Orangnya baik, perhatian, dingin kek es batu kalo ngomong suka irit kalo sama orang! Tapi sekali udah deket beeh banyak omong.” Tutur Mas Farhan.
“Serius?”
“Hmm.” Gumam mas Farhan mengganggukan kepalanya mengiyakan.
“Mas kalo aku sama dia setuju gak?” tanya Syifa.
“Secara dia sehabat baik mas, setuju setuju aja si.”
Syifa menggulum senyumnya, entah kenapa ia merasa bahagia mendengar ucapan masnya.
“Yaudah mas balik dulu.” Mas Farhan bangkit dari duduknya melangkahkan kakinya keluar kamar.
“Tutup pintu masnya!”
Mas Farhan menghiraukan omongan adiknya, ia malah membuka pintu Syifa semakin lebar dan terkekeh langsung berlalu pergi.
“Ishh, untung sayang kalau gak udah ku cincang-cincang!” gerutu Syifa ikut bangkit dari kasurnya untuk menutup pintu.
🍀🍀🍀
Khalid berkutat dengan layar laptop, ia tidak fokus dengan pekerjaannya dari tadi, yang ia pikirkan hanyalah gadis itu. Ia merasa resah tepat seminggu ini ia tidak menemukan gadis selama ini yang ia cari.
Hari ini perjanjian dengan mamanya tentang perjodohan bersama Syifa. Pernikahan bukan perkara main-main iya tau, dirinya hanya ingin menikah dengan gadis yang ia cintai si Zhafira. Dirinya merasa yakin bahwa Zhafira masih hidup.
“Arghh kamu dimana Zhafiraa!” decaknya udah frustasi, ia memijat keningnya yang udah pusing.
Ddrrtt drrrtt
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Sujudku Terukir Namamu [REVISI]
SpiritualeApakah ini cinta atau hanya nafsu? Cinta sebenarnya ialah datang ketika diberikan perasaan berupa anugrah indah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, diberikan hati digunakan untuk mencintai-Nya bukan digunakan untuk nafsu belaka yang hanya...