Pantaskah aku menginginkan pemuda yang baik amalnya? Sedangkan aku hanya wanita akhir zaman yang tidak luput dari dosa.
Langkah kaki perempuan itu tak berdaya saat ia sudah keluar dari rumah sosok lelaki yang ingin ia temui. Ternyata lelaki tersebut tidak berada di rumahnya, lebih tepatnya ia berada di Jakarta. Sedangkan Zhafira baru saja tiba dari Jakarta, andai saja ia tahu bahwa Khalid satu kota dengannya saat ini, mungkin ia tidak akan pergi nekat sejauh ini. Namun ia tetap beruntung akhirnya ia mendapatkan nomer telepon Khalid yang dikasihkan ibunya.
Ia tersenyum dengan kejadian apa yang baru saja di perbincangkan dengan ibunya Khalid beberapa menit yang lalu.
"Saya ingin bertemu dengan Mas Khalid bu, Mas Khalid nya ada?" tanya Zhafira dengan penuh harap.
"Ouhh silahkan masuk dulu nak" ucap wanita paruh baya itu mempersilahkan masuk.
"eehh.. I..iya bu" ucap Zhafira ragu.
Setelah ia duduk di sofa ruang tamu, ia kagum melihat foto Khalid dari semasa kecil sampai menggunakan toga ketika wisuda, entah mengapa akhir-akhir ini lelaki itu selalu berhasil mengusik pikirannya kembali.
"Tunggu ya nak sebentar."
"Iya bu" ucapnya tersenyum.
Beberapa menit kemudian ibu Khalid membawakan segelas air teh hangat. Ia mengira bahwa ibunya tadi akan memanggil Khalid.
"Duh jadi ngerepotin" ucapnya gak enak.
Ibu itu menggeleng cepat "enggak kok, panggil ummi aja ya nak."
"Ehh,, i..iya ummi" ucapnya salah tingkah.
"Maaf ya nak, sebenarnya Mas Khalid nya gak ada, soalnya ia sekarang bekerja di Jakarta."
Sontak ia pun kaget lelaki ia cari tidak ada sekarang dirumahnya "Di Jakarta ummi??" ucap Zhafira masih tidak percaya.
"iya nak, sudah lama ia bekerja menjadi dosen dan guru di pesantren."
"Masya Allah" batinnya kagum.
"Maaf ya nak sekali lagi" ucap ummi Khalid merasa bersalah.
Ia menggelengkan kepalanya "Ummi gak salah kok, Zhafira aja yang salah karena kurang informasi hehe "
"Ouh iya, baru ini loh ummi tau bahwa Khalid punya teman cantik seperti nak Zhafira dan juga baru pertama kali ada perempuan yang bertamu untuk mencari Khalid."
Entah mengapa dirinya saat ini sangat bahagia karena ada harapan untuk memilikinya, andai saja waktu itu tidak terjadi kesalahpahaman dalam pernikahannya, mungkin sekarang ia sudah hidup bersama Khalid.
"Semoga kamu masih mencintaiku mas, buktinya tidak ada satupun wanita yang kau kenalkan kepada ibumu" ucap Zhafira senang bukan main sambil melangkahkan kakinya berjalan. Untuk saat ini tujuannya hanya ingin mencari penginapan buat istirahat.
*******
Saat ini Syifa sudah berada di kamarnya merapikan bajunya ke dalam lemari yang telah dibawanya di dalam koper, sudah berapa bulan ia tidak melihat kamar kesayangannya yang penuh dengan warna biru. Ia menyukai warna biru dengan alasan yang cukup sederhana karena saat ia sejak kecil merebahkan tubuhnya di rerumputan dia menatap awan dan langit, mata itu terus memperhatikan gerak-gerik awan berjalan, dan langit biru yang selalu setia menemaninya walaupun di lindungi awan putih. Sejak itu dia menyukai warna biru langit yang membuat hatinya tenang.
Sebenarnya dia masih ingin menemani abinya, tetapi umminya terus memaksa untuk pulang beristirahat di rumah saja karena lebih nyaman, sudah lelah seharian ini badannya menguras tenaganya dalam perjalanan. Karena tidak ingin membantah perkataan orangtuanya, ia pun menurut. Pada akhirnyaMas Farhan lah yang menemani abinya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Sujudku Terukir Namamu [REVISI]
SpiritualApakah ini cinta atau hanya nafsu? Cinta sebenarnya ialah datang ketika diberikan perasaan berupa anugrah indah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, diberikan hati digunakan untuk mencintai-Nya bukan digunakan untuk nafsu belaka yang hanya...