Part 3

174 36 16
                                    

Hareun berdiri di depan gedung Around Us sambil memandanginya. Perasaannya begitu berat. Bisakah ia menjalani hari-harinya seperti biasa? Hareun tahu, ia takkan bisa menghindari bertemu dengan Gikwang karena mereka bekerja di tempat yang sama. Bahkan kini peluang mereka untuk sering bertemu lebih besar karena mereka mengurus konten situs yang sama. Namun, bisakah Hareun melaluinya?

Pintu depan terbuka. Seorang pria muncul dari sana lalu menoleh ke arah Hareun. Pria itu jelas keluar dari sana untuk bicara dengan Hareun, karena separuh tubuhnya masih berada di dalam ruangan resepsionis. Dada Hareun berdebar cepat. Apa yang Gikwang lakukan di kantor pagi-pagi begini?

"Hareun-ssi!"

Hareun-ssi? Gikwang baru saja memanggilnya Hareun-ssi?

"Apa yang kau lakukan di sana? Kenapa kau berdiri di bawah hujan salju begitu?"

Hareun menelan ludah. Butuh waktu beberapa saat sebelum ia menyadari bahwa bukan Gikwang yang sedang bicara dengannya.

"Siapa, ya?" tanya Hareun pada pria itu.

"Aku Jiyong, Jiyong. Kau tidak ingat namaku?"

Hareun terkejut begitu mengenali wajah manajer senior itu. Ia buru-buru membungkuk dengan sopan.

"Ah, maaf. Sepertinya aku masih mengantuk, jadi nyawaku belum terkumpul," kata Hareun cepat.

"Apa yang sedang kau bicarakan? Masuklah. Kau bisa sakit," balas Jiyong.

Hareun bergegas menaiki tangga sambil menepis butiran-butiran salju dari rambut dan mantelnya. Ia menempelkan ID card-nya lalu mendorong pintu kaca hingga terbuka. Hareun tercengang melihat perubahan di ruangannya.

Meja kerjanya menghilang, digantikan oleh meja kerja yang lebih panjang dan terbagi menjadi dua kubikel. Kini Hareun berbagi meja dengan Key, walau mereka tetap terpisah karena meja mereka membentuk huruf W. Hareun senang karena lebih banyak ruang untuknya, bahkan kubikel yang membatasi mereka dengan Sejeong dan Yerin memiliki laci kecil di sebelah atas dengan pintu geser.

(Author Note : kira-kira bentuk mejanya seperti ini. Foto bukan milik author. Source : Google)

"Wah, kapan mereka menggantinya?" tanya Hareun sambil pergi ke mejanya yang kini berada di ujung ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, kapan mereka menggantinya?" tanya Hareun sambil pergi ke mejanya yang kini berada di ujung ruangan.

"Waktu liburan. Aku juga harus kemari untuk mengatur ulang komputer-komputernya," jawab Key. "Mereka mengatur seperti ini karena kita akan lebih sering berdiskusi. Kan sulit kalau kita harus saling berteriak dari balik kubikel."

Hareun tersenyum lalu duduk di kursi barunya yang lebih empuk. Ia suka penempatan seperti ini, karena dari kursinya ia bisa melihat ke arah pintu dan tangga menuju lantai tiga.

Namun, Hareun jadi tidak fokus kerja karena ia berkali-kali menoleh ke arah pintu kaca. Walaupun ia berharap Gikwang tidak datang agar ia tidak perlu merasa canggung, tapi jauh di dalam hatinya Hareun mengharap melihat Gikwang masuk melalui pintu itu. Dadanya berdebar sepuluh kali lebih cepat setiap kali ada yang muncul di pintu. Bahkan saat Gikwang datang, Hareun sempat membalas sapaannya dengan canggung sebelum menyadari bahwa ternyata itu adalah Yoseob.

When I Miss You (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang