Part 23

165 27 60
                                    

Junhyung menghentikan mobilnya di parkiran lalu mematikan mesinnya.

"Tunggu di sini."

Junhyung turun dari mobil lalu memutar dan membukakan pintu mobil untuk Hareun. Bahkan saat Hareun membuka pintu belakang untuk mengambil tas, Junhyung yang mengambilnya lebih dulu.

"Biar aku yang bawa," kata Junhyung sambil menutup pintu kembali.

Saat mereka berjalan menuju lift, Hareun mengamati Junhyung dengan alis terangkat. Apa pria ini sedang pamer kalau dia adalah seorang gentleman?

"Uh... kau akan terus melakukan ini di depan teman-temanmu nanti?" tanya Hareun saat Junhyung merangkulnya dengan posesif di dalam lift.

"Tentu saja enggak," jawab Junhyung santai. "Aku enggak suka pamer kemesraan di depan orang."

Hareun mendengus. Ya, kata pria yang melakukan kebalikannya.

Mereka tiba di rumah Yoseob. Rumah itu jauh lebih besar dari rumah Yoseob sebelumnya. Rupanya Gikwang, Dujun, dan Dongwoon sudah berada di sana. Hareun tercengang melihat para pria itu hanya mengenakan singlet dan celana panjang dengan kain untuk menutupi kepala.

"Aish, kalian baru datang?" gerutu Dujun yang sedang mengangkat sebuah meja bersama Dongwoon.

"Tempat ini belum dirapikan?" tanya Junhyung kaget. "Kukira pengangkut barang sudah melakukannya."

"Mereka enggak mau sekalian merapikan, karena katanya tarifnya enggak termasuk beres-beres. Padahal harganya mahal," jawab Yoseob sambil mengelap keringatnya. "Cepat buka saja bajumu. Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan."

Junhyung membuka kemejanya lalu ikut membantu teman-temannya, sementara Hareun berdiri dengan bingung. Lalu apa yang bisa dia lakukan?

"Jadi, laci itu bisa kita letakkan di sini," kata Yoseob dengan napas tersengal sambil menunjuk laci di sebelah Hareun. Hareun menoleh ke arah laci itu lalu mengangkatnya.

"Jangan, jangan!" seru kelima pria itu, membuat Hareun terlonjak kaget.

"Kenapa?" tanya Hareun.

"Laci itu berat. Biar kami saja yang melakukannya," jawab Dujun.

"Tapi aku bisa melakukannya sendiri," kata Hareun sambil mengangkat laci itu kembali, disusul teriakan kelima pria itu lagi. "Baiklah, baiklah."

Hareun menyerah dan hanya berdiri di sudut agar tidak mengganggu. Akhirnya ia keluar untuk membeli minuman dingin di supermarket dekat situ. Ia mengambil botol cola besar dan beberapa botol minuman isotonik.

Saat sedang memilih-milih minuman, Hareun terlonjak kaget begitu ponsel di sakunya bergetar. Ia mengeluarkan ponselnya dengan tangan gemetar dan menghela napas lega saat melihat nama Joonie Oppa~ di layarnya.

"Kau sedang apa? Kau jadi pergi ke rumah Yoseob?" tanya Lee Joon dari seberang.

"Ya, mereka masih merapikan perabot, jadi aku keluar membeli minuman," jawab Hareun.

"Haruskah aku ke sana menyusul kalian? Sepertinya sore ini aku sudah selesai syuting."

"Kau tidak perlu ke sini."

Lee Joon mendengus. "Kau bilang begitu supaya kau bisa bebas bersama Gikwang dan Junhyung, kan?"

"Astaga. Aku bilang begitu supaya kau langsung pulang dan beristirahat," tukas Hareun.

"Aku tahu, aku tahu," balas Lee Joon sambil tertawa. "Kalau begitu, sampai nanti, ya."

Hareun mengakhiri teleponnya dan menyimpan ponselnya kembali. Sudah dua minggu sejak terakhir kali bertemu dengan Yongchun, pria itu tidak pernah menghubungi Hareun lagi. Hareun sedikit lega, karena barangkali pria itu sedang sibuk atau mungkin memang tidak akan mengganggu Hareun lagi. Namun, tetap saja jantung Hareun berdebar dua kali lebih cepat setiap kali ada telepon yang masuk ke ponselnya, kalau-kalau itu Yongchun.

When I Miss You (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang