Part 29 - When I Miss You

145 29 58
                                    

Sesuai judulnya, boleh deh bacanya sambil dengerin When I Miss You-nya Beast di atas 👆.

💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡💡

"Kau sudah enggak apa-apa?" tanya Gikwang sambil menoleh ke arah Hareun. Hareun mengangguk sebagai jawaban. "Aku langsung menghubungi PLN begitu listriknya mati. Katanya sedang ada perbaikan di dekat sini dan enggak akan memakan waktu lama."

"Lalu kenapa kau naik ke atas sini?" tanya Hareun.

"Aku mencarimu," jawab Gikwang. "Untungnya aku sudah berada di lantai dua sebelum listriknya mati. Kalau enggak, aku harus menunggu sampai listrik menyala lagi baru bisa membuka pintu."

"Kau tahu aku di atas sini?"

Gikwang mengangguk. "Aku melihat CCTV di perjalanan ke sini. Kulihat kau naik ke atas sini dan belum turun lagi."

"Kenapa kau kemari malam-malam begini?"

Gikwang memandang Hareun, seolah mencari jawaban yang tepat. "Aku... ada urusan sedikit di sini."

"Oh."

Mereka terdiam. Sejak tadi mereka duduk di lantai dekat tangga dengan Hareun yang memegangi lengan Gikwang. Sebenarnya ia canggung, tapi Hareun merasa lebih nyaman seperti ini.

"Kenapa lama sekali listriknya belum menyala?" gumam Hareun.

"Tunggu saja sebentar lagi," sahut Gikwang. "Kita bisa saja pergi melalui pintu itu menuju balkon supaya mendapat cahaya bulan di luar, tapi aku enggak pernah membawa kunci kantor. Maaf."

"Enggak apa-apa. Kita tunggu di sini juga enggak apa-apa."

Tiba-tiba Gikwang meraih tangan Hareun dan melepaskannya dari lengannya. Hati Hareun sempat mencelus karena mengira Gikwang tidak ingin disentuh olehnya. Namun, rupanya Gikwang menyelipkan tangan Hareun di tangannya sendiri kemudian menggenggamnya.

"Aku hanya melakukan ini supaya kau enggak takut," kata Gikwang sambil bersandar di dinding.

"Aku tahu."

Mereka sama-sama terdiam.

"Kau ingat waktu pertama kali kita bertemu? Aku ingat kau tidur di ruangan ini, lalu aku menemanimu sampai pagi. Waktu itu aku bahkan belum mengenalmu, tapi aku penasaran. Makanya aku kembali keesokan harinya." Gikwang menoleh ke arah Hareun. "Apa sekarang kau berada di sini dengan alasan yang sama? Kau enggak pulang karena Junhyung?"

Hareun langsung gugup. "Enggak, kok. Aku... tadi aku sedang merapikan peralatan di sini. Aku sudah mau pulang tadi."

"Sungguh?" tanya Gikwang sambil memiringkan kepalanya dengan nada tidak percaya.

Hareun memalingkan wajahnya. Ia takut tidak sanggup menahan diri dengan pesona Gikwang saat ini.

"Hareun-ah," kata Gikwang sambil menarik tangan Hareun agar menoleh ke arahnya. "Aku sudah mendengar tentangmu dan Junhyung. Lalu kau..."

Tiba-tiba lampu kembali menyala, tepat bersamaan dengan Hareun yang ingin menghindari percakapan mengenai Junhyung. Hareun menarik tangannya dari genggaman Gikwang.

"Listriknya sudah menyala. Mestinya pintu di bawah sudah bisa dibuka," kata Hareun sambil bangkit. "Makasih sudah menemaniku. Aku pulang dulu."

Hareun membungkuk ke arah Gikwang yang ikut berdiri. Ia baru saja hendak turun ketika Gikwang meraih lengannya.

"Ayo kuantar kau pulang," tawar Gikwang.

"Enggak usah. Aku bisa pulang sendiri," tolak Hareun. "Lagi pula, bukankah tadi kau bilang ada urusan di sini?"

When I Miss You (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang